"Lo Deva kan?" seorang cewek menghampiri Deva yang baru saja memakai helm dikepalanya.
Deva lantas menoleh dan mengangguk, "ada perlu apa?" tanya Deva.
"Kenalin, gue Anita Gracia." cewek bernama Anita itu tersenyum angkuh. "Lo tau Tasalia kan?" tanya Anita.
Deva terdiam. Namun sedetik kemudian ia mengangguk. "Gue harap, lo jangan temenan sama dia karena kalau lo tau siapa dia, lo bakal malu, Dev." lanjut Anita seraya tersenyum sinis.
"Lo siapa gue? Kok ngatur-ngatur gue?" tanya Deva sarkastis.
"Gue anak X-a."
"Terserah dong gue mau temenan sama siapa aja. Mama gue aja gak ngatur tuh!" Deva menyalakan mesin motornya, "kalau lo gak suka sama Tasalia, jangan pernah ngehasut orang buat ikutan benci sama dia. Dosa." setelah mengucapkan kalimat itu, Deva pergi melesat dengan motornya meninggalkan Anita yang masih diam karena ucapan Deva tadi.
Anita meremas ujung rok-nya dengan kesal lalu menghentakan kaki nya ketanah seraya mengucapkan sumpah serapah untuk Tasalia.
"Lo kenapa?" pertanyaan dingin seseorang membuat Anita memalingkan wajahnya kesumber suara.
"Rafa?"
"Kalau lo mau ngebenci Tasa, jangan ngehasut orang lain buat ikutan ngebenci dia. Bukan semuanya salah Tasa," ujar cowok bernama Rafa dengan dingin dan tajam.
"Kenapa lo peduli sama dia?"
"Bukan urusan lo!" jawab Rafa tajam.
"Jelas urusan gue. Gue ini—"
"Lo gak tahu apa-apa Anita!" bentak Rafa. Sedetik kemudian, ia pergi meninggalkan Anita yang diam terpaku.
Sedangkan Anita, ia hanya menatap kepergian Rafa dengan hati dan mata yang terasa panas. Rasa bencinya pada seorang Tasalia Putri ikut bertambah. "Gue bakal kasih liat siapa lo yang sebenernya, Tasalia Putri Hilandria," desis Anita dengan senyuman licik yang mengembang.
[ NOT SAME ]
Deva menjalankan motornya dengan santai seraya melantunkan sebuah lagu favoritnya dengan volume kecil. Sesekali ia menggerakan kepalanya kekanan dan kekiri saat nada dari lagu yang ia nyanyikan terngiang kembali diotaknya.
Namun, beberapa detik kemudian, Deva berhenti bersenandung saat melihat seorang Tasalia yang menurutnya adalah cewek caper dan ganjen itu menyebrang jalan dan menghampiri seorang pengamen jalanan. Anak punk.
Deva menyisikan motornya kepinggir jalan lalu memperhatikan Tasalia dari seberang jalan yang lainya. Disana, Tasalia terlihat sedang berbincang dengan segerombolan anak punk yang memegang gitar kecil. Tasalia juga terlihat tertawa bersama segerombolan anak punk itu.
Apa ini yang dimaksud sama Anita? Apa Tasalia termasuk dalam kelompok anak punk itu? batin Deva bertanya-tanya. Ia terus memperhatikan Tasalia bersama gerombolan anak punk yang kira-kira terdiri atas lima orang itu.
Tak lama, Deva melihat Tasalia pergi bersama segerombolan anak punk itu. Entah kemana. Dengan segera, Deva menyalakan mesin motornya dan ia mulai menjalankan kendaraan beroda dua itu dengan hati-hati. Tujuanya adalah mengikuti kemana Tasalia pergi bersama gerombolan anak punk itu.
Langkah Tasalia berhenti disebuah rumah makan Padang. Otomatis, Deva kembali memarkirkan motornya dipinggir jalan, lalu kembali memperhatikan gerak-gerik Tasalia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Подростковая литератураNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...