Not Same 20

1.6K 82 0
                                    

"Ya? Ini terlalu cepet gak sih?" tanya Deva kepada Tasalia. Ia mengigit jagung bakarnya.

Tasalia menghembuskan nafasnya dengan agak berat. Ia menatap ke arah depan. "Entahlah... Gue juga gak tau. Emangnya kenapa?" Tasalia menatap Deva heran.

"Nothing." balas Deva. Kemudian cowok itu membuang jagung bakarnya yang telah habis ke tempat sampah dan mengajak Tasalia untuk pulang.

Setelah kejadian di rooftop hotel tadi, Deva mengajak Tasalia untuk memakan jagung bakar di tempat favoritnya. Sekalian menjadi kencan pertamanya dengan Tasalia setelah resmi berpacaran.

Namun, baru saja setengah jalan pulang menuju rumah Tasalia, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Sehingga membuat Deva menyingkirkan motornya ke pinggir jalan untuk berteduh di sebuah halte. Bodohnya, ia lupa membawa jas hujan.

"Dingin, Ya?" tanya Deva saat melihat Tasalia tengah menggosok-gosokan ke dua telapak tangannya.

Tasalia menoleh dan mengangguk samar. Ia terus-terusan menggosok telapak tangannya agar mendapatkan kehangatan.

Melihat itu, akhirnya Deva berinisiatif untuk membuka jaket levisnya dan menyampirkannya di pundak Tasalia.

"Biar kayak film-film, gitu..." kekeh Deva.

Tasalia tersipu malu karena perilaku Deva kepadanya yang terkesan..., manis.

"Pake, Ya... Nanti lo sakit." titah Deva. Cowok itu menatap Tasalia lembut.

"Gak apa-apa?" tanya Tasalia ragu-ragu.

Deva tersenyum. "Buat seorang Tasalia, apa sih yang enggak?" godanya.

Tasalia terkekeh kecil. Kemudian ia memakai jaket Deva. Walaupun kebesaran, setidaknya ini bisa membuat tubuhnya sedikit hangat.

"Kayaknya, Tuhan pingin kita berduaan lebih lama deh," celutuk Deva tanpa melirik ke arah Tasalia.

"Hah?"

"Gue yakin kalau lo denger." kekeh Deva. Ia mengacak-acak rambut Tasalia dengan gemas.

Tasalia mengerucut sebal karena rambutnya menjadi acak-acakan. Segera ia membenarkan tatanan rambutnya itu.

"Kalau hujannya lama, gimana dong?" tanya Deva.

"Ya pulang." sahut Tasalia.

"Nanti lo sakit."

"Pokoknya gue mau pulang." ujar Tasalia tetap pada pendiriannya.

"Sekarang? Gak mau bareng gue lebih lama nih?" Deva memasang wajah memelasnya.

"Dev..."

"Iya, iya... Gue gak bawa jas hujan, lho..." ujar Deva kalem.

"Gue tau..." sahut Tasalia.

"Kok tau? Kan gue belum ngomong kalau gue gak bawa jas hujan sama lo."

"Kan elo ngajak gue neduh di sini. Berarti lo gak bawa jas hujan." terang Tasalia.

"Aduh... Pintarnya pacarku ini..." puji Deva pada Tasalia.

Lagi-lagi, entah untuk keberapa kalinya Tasalia tersipu malu karena Deva. Ia yakin wajahnya sudah memerah.

"Beneran mau nerobos hujan nih?" tanya Deva membuyarkan lamunan Tasalia.

Tasalia mengangguk dengan mantap. Akhirnya, mereka berdua melanjutkan perjalanannya sambil hujan-hujanan. Sesekali Tasalia menengadah ke arah langit yang sedang menumpahkan air hujan ke atas bumi. Ia tersenyum kecil saat dirasakannya air hujan yang menerpa wajahnya.

Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang