Not Same 30

1.4K 75 4
                                    

Saat bel pulang berbunyi, Tasalia segera merapihkan alat tulisnya. Ia mengusap matanya yang perih akibat tadi pagi menangis.

"Eits! Jangan pulang dulu!" Neni menarik tas Tasalia.

"Apaan? Gue mau pulang." ujarnya dengan nada sebal.

"Ih, jangan dong..." nanti gagal kejutannya.

"Ni, gue mau pulang..." rengek Tasalia.

"Iya, iya... Tapi anter gue ke taman belakang dulu, ya? Gue mau ketemuan sama seseorang." pinta Neni.

"Kan elo yang mau ketemuan. Ngapain ajak-ajak gue? Mau jadiin gue kamcong?" sinis Tasalia.

"Gue takut, Ta..."

Dengan sebal, akhirnya Tasalia mengangguk setuju. "Ya udah. Jangan lama-lama tapi."

Neni tersenyum lebar. "Siap, Bu Bos!"

Saat di jalan menuju taman belakang, tiba-tiba Neni berhenti dan menunjuk-nunjuk ke arah lantai.

"Ta, liat!" ujarnya heboh.

Tasalia mengernyit kemudian ia mengambil benda yang ditunjuk Neni. Sebuah lolipop berbentuk hati dengan tulisan yang tertempel pada gagangnya.

'Selamat ulang tahun,
Tasalia Putri (: !'

"Lho? Kok nama gue?" bingung Tasalia. "Neni, jangan bilang..."

"Ayo cepet!" Neni menarik lengan Tasalia. Ia sengaja membuat Tasalia kebingungan.

"Neni, jangan bilang di sini ada hantu balon." Tasalia bergidik ngeri.

"Hah?"

"Itu, balon merah... Jangan bilang di sini ada badut yang di film-film horor itu." Tasalia mulai parno.

Neni melihat ke arah yang Tasalia tunjuk. Benar saja, beberapa ikat balon gas berwarna merah tengah bergoyang-goyang karena tertiup angin. Untungnya, masing-masing ujung tali balon gasnya terikat pada sebuah batu berukuran sedang. Sehingga balon-balon tersebut tidak terbang ke udara bebas.

"Kali aja buat lo lagi." komentar Neni. Ia segera menarik Tasalia menuju balon gas itu.

"Tuh kan bener! Buat lo lagi."

Tasalia segera mengambil balon gas itu. Dilihatnya kertas yang menempel pada tali-tali balon itu.

'Semoga panjang umur, ya, Ta!'

'Sehat selalu, makin pinter, banyak rezeki.'

'Semoga apa yang lo semogakan tersemogakan oleh-Nya.'

'Tetap tersenyum, ya! Jangan dengerin komentar negatif orang-orang.'

'Tetep jadi Tasalia Putri yang gue kenal.'

"Neni, gue boleh nangis gak?" tanya Tasalia. Matanya sudah berkaca-kaca.

"Nangis kenapa? Tulisannya ngehina elo?" tanya Neni berpura-pura tidak tahu.

Tasalia menggeleng. Tetapi tidak urung air matanya menetes. Ia bahagia.

"Neni, gue gak nahan pingin nangis." ujarnya di sela-sela tangis.

Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang