Seminggu sejak kejadian di rumah Deva, hubungan Tasalia dan Deva benar-benar berbeda 180°. Mereka seolah-olah tidak mengenal satu sama lain. Bahkan tidak saling menganggap walau mereka berada di dalam satu kelas yang sama.
Lucu memang, dahulu mereka saling mencintai, berbagi canda dan tawa, namun sekarang? Mereka benar-benar seperti orang yang tidak mengenal. Jangankan menyapa, saling menatap pun mereka enggan.
"Ta?"
Tasalia yang tengah membaca buku sedikit terlonjak kaget saat seseorang menyapanya. Rafa.
"Ya?"
"Ke taman belakang yuk? Ada sesuatu yang ingin gue omongin sama lo."
Akhirnya Tasalia menurut, mereka berjalan dengan santai. Tidak peduli tatapan para murid sekolah yang masih menatap mereka berdua dengan heran.
Sesampainya di taman belakang, Tasalia segera duduk di sebuah kursi panjang, diikuti oleh Rafa di sebelahnya.
"Ta, Anita dan Deva bakal ngadain acara yang bisa disebut pernikahan kecil-kecilan."
Tasalia tertegun sejenak. Merasakan darahnya berdesir lebih deras saat mendengar berita tadi. "Oh..." hanya itu yang Tasalia ucapkan setelah cukup lama terdiam.
"Lo... gak apa-apa?" Rafa menatap Tasalia dari pinggir.
Tasalia tertawa miris. "Sakit ya mengikhlaskan orang yang kita sayang buat orang lain?" ujarnya.
"Ta..." Rafa mengusap bahu Tasalia dengan lembut. "Gue akan mencari tau siapa ayah dari anak yang dikandung Anita." ujar Rafa pelan. Bahkan hampir berbisik.
"Untuk apa, Raf? Semuanya udah jelas." pelan-pelan, air mata Tasalia merembes keluar. Selalu ada rasa sesak saat mendengar nama Deva dan Anita.
"Feeling. Feeling gue mengatakan bahwa anak yang dikandung Anita itu bukan anak Deva, Ta. Lo tau kan Anita mempunyai seribu satu rencana agar apa yang ia inginkan tercapai?"
Tasalia diam-diam mengangguk samar. Lagi pula, Anita hanya menunjukan hasil test pack-nya dan beberapa foto saat ia 'tidur' bersama Deva saja. Tanpa ada keterangan lebih lanjut.
"Kapan acara itu dilaksain, Raf?" tanya Tasalia pelan.
"Minggu ini. Setelah pertemuan dengan kedua belah pihak keluarga, akhirnya mereka setuju untuk menikahkan Anita dan Deva walau umur mereka masih bocah," Rafa menghela napas berat. "Dan gue hanya punya waktu seminggu buat ngumpulin bukti bahwa anak yang dikandung Anita itu bukan anaknya Deva."
[ NOT SAME ]
Satu hari setelah kejadian di rumah Deva...
Deva berjalan dengan gontai ke arah loker untuk mengambil beberapa kertas kosong yang selalu ia sediakan untuk ulangan harian di sekolahnya.
Namun saat ia baru saja membuka pintu loker, kerah baju seragamnya tiba-tiba ditarik seseorang dan orang itu menarik Deva agar mengikuti langkahnya dengan paksa.
"LEPASIN BANG—"
"DIEM LO!"
Sesampainya di lorong dekat gudang, orang itu melepaskan cengkramannya pada kerah seragam Deva. Mendorong cowok itu sampai jatuh tersungkur.
"BANGSAT!"
Sebelum Deva berdiri dengan sempurna, orang yang tadi menarik kerah seragam Deva tiba-tiba melemparkan sebuah pukulan telak pada rahang cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Teen FictionNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...