Not same 33

1.2K 79 3
                                    

"Dev, kok aku lemes, ya?" tanya Tasalia.

Deva menoleh. Menatap perempuan itu dengan pandangan tidak mengerti. "Kok bisa?" Deva malah balik bertanya.

"Gak tau," sahutnya. "Terlalu capek kayaknya."

"Kamu masih suka transfusi darah buat Mamanya Rafa?" tanya Deva dengan hati-hati.

"Masih." jawab Tasalia.

"Mungkin kamu kekurangan darah gara-gara transfusi. Apalagi umur kamu masih dibawah syarat bagi pendonor." ujar Deva. Cowok itu menghela napas panjang.

"Tapi aku juga ngerasain pusing." keluh Tasalia lagi.

"Lebih baik kamu periksa ke dokter deh," saran Deva. "Daripada menduga-duga kamu sakit apa, mending langsung periksa ke dokter." lanjutnya.

"Ya udah lah. Kapan-kapan aja aku ke dokternya." Tasalia mengulas senyum.

"Sekarang aja pas pulang sekolah. Aku anterin."

"Enggak," jawab Tasalia. "Besok aja. Aku gak bawa uang lebih." lanjutnya memberikan alasan penolakan.

"Biar aku yang bayar." paksa Deva.

"Enggak, Dev. Ini aku yang sakit. Jadi biarin aku yang bayar." lagi-lagi Tasalia menolak dengan halus tawaran Deva. Ia merasa sudah benar-benar merepotkan Deva.

"Ya, biarin gue yang bayar."

"Enggak."

"Tasalia Putri..."

"Enggak, Dev. Kalau aku bilang gak mau jangan dipaksa." Tasalia menghela napas panjang.

"Tapi aku maksa."

"Jangan paksa aku atau aku marah sama kamu?" ancam Tasalia.

Deva berdecak kesal. "Iya, iya. Aku gak maksa kamu." ujar Deva yang akhirnya mengalah.

"Kamu temenin aku aja ke dokter aja udah cukup bagi aku, Dev..." ujar Tasalia.

"Kan aku cowok. Jadi biar aku yang bayar." ujar Deva yang setengah kesal.

"Uang jajan kamu aja masih dikasih sama orangtua. Sok-sokan bayarin aku ke dokter." ujar Tasalia sambil terkekeh kecil.

"Enak aja! Aku suka nyisihin uang jajan yang dikasih sama orangtua kali..." Deva mendelik sebal.

"Gini ya, Dev," Tasalia tersenyum kecil. "Dalam hubungan bukan masalah take and give." lanjut Tasalia.

"Maksud lo?" tanya Deva heran.

"Karena hubungan yang baik itu malah give and give. Bukan take and give." jelas Tasalia lagi.

"Jadi?"

"Ya enggak selamanya lo harus bayarin gue kalau lagi jalan atau apapun," Tasalia tersenyum kecil. "Enggak ada yang salah kalau kita saling traktir. Sayangnya aja setiap gue mau traktir lo, lo selalu nolak dengan alasan kalau seorang cowok itu harus yang bayar." Tasalia terkekeh kecil.

Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang