Not Same 35

1.3K 74 5
                                    

"Udah siap?" tanya Deva saat Tasalia baru saja masuk ke dalam mobilnya.

Tasalia tersenyum manis. Ia memakai sabuk pengamannya.

"Udah dong, Kapten!" jawab Tasalia sumringah.

Hari ini adalah hari pertama Tasalia kerja di cafe milik teman Jhon. Ia merasa sangat senang.

"Nanti pulangnya aku jemput ya? Gak baik cewek pulang sendiri." ujar Deva.

"Gak ngerepotin kamu, Dev? Kan aku pulang jam sepuluh malem." ujar Tasalia.

Deva menggeleng. Ia fokus pada jalanan di depannya. "Enggak, tenang aja," ujarnya.

"Ya udah."

"Kamu gak bawa buku? Besok kalau gak salah ada ulangan lho..." ujar Deva.

"Udah bawa, Dev... Tenang aja. Nanti aku belajar kalau lagi istirahat."

"Memang istirahatnya berapa menit?" tanya Deva.

"Setengah jam. Lumayan kan?" Tasalia tersenyum.

"Lah memangnya masuk ke otak kamu?" Deva terkekeh pelan. "Aku belajar setengah jam gak ada yang masuk sama sekali ke dalam otak." lanjut Deva.

"Ya itu kan Deva, hehe..." Tasalia menyengir.

Setelah itu hening. Tidak ada yang bersuara. Hanya suara radio yang sengaja Deva nyalakan yang memenuhi mobil cowok itu.

"Dev?" akhirnya Tasalia membuka pembicaraan.

"Apa, sayang?" Deva balik bertanya.

"Ih geli tau!" Tasalia terkekeh. "Deva tau gak?"

Deva mengernyit heran. "Tau apa?" tanyanya.

"Semenjak suntik vitamin minggu lalu, aku kok ngerasa gak ada perubahan ya? Yang ada aku makin lemes." ujar Tasalia.

"Mungkin itu efek sampingnya kali, Ya... Aku gak tau..."

"Mungkin... Lagian, beberapa hari setelah suntik juga aku sempet demam," ujar Tasalia lagi. "Eh tapi kan emang biasanya gitu ya?"

"Kalau demam mah udah biasa, Ya... Waktu SD juga aku disuntik, terus besoknya demam." sahut Deva.

Tidak terasa, akhirnya mereka sampai di cafe tempat Tasalia bekerja. Walaupun waktu masih menunjukan pukul tiga sore, tapi keadaan cafe sudah ramai pengunjung.

"Aku kerja dulu, ya," Tasalia melepaskan sabuk pengamannya. "Hati-hati pulangnya. Jangan ngebut-ngebut. Aku sayang kamu." ujar Tasalia seraya terekekeh. Ia segera turun dari mobil Deva.

Sedangkan Deva sendiri, ia diam membisu saat Tasalia mengatakan jika cewek itu menyayangi Deva secara langsung.

Namun beberapa saat kemudian, Deva tertawa. Ia segera melajukan mobilnya meninggalkan cafe tempat Tasalia bekerja.

[ NOT SAME ]

Tasalia membaca buku paket yang ia bawa dengan serius. Sesekali ia terbatuk-batuk saat merasakan tenggorokannya yang gatal.

"Eh lagi baca apa?"

Tasalia menoleh dan tersenyum kecil saat melihat Fani—teman satu tempat kerjanya—yang baru saja selesai shalat maghrib.

"Lagi baca aja, Kak Fani. Besok ada ulangan di sekolah." jawab Tasalia ramah.

Fani adalah teman baru Tasalia. Ia dan Fani terpaut usia empat tahun. Sebenarnya ia juga memiliki teman baru bernama Rio.

Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang