Deva mengenakan jaket levisnya sambil tersenyum lebar. Sekali lagi ia memeriksa penampilannya. Takut-takut ada yang tidak rapih.
Hari ini hari Minggu. Dan Deva akan mengajak Tasalia jalan-jalan ke sebuah tempat dan ia akan...
"Dev, mau ke mana?" tanya Hilda, Ibunda Deva.
"Mama gak usah kepo, hehehe... Urusan anak muda, Ma..." sahut Deva. Ia menyemprotkan minyak wangi pada jaket levisnya itu.
"Mau jalan sama cewek, ya?" tanya Hilda jahil.
Deva nyengir. "Kok Mama tau?" Deva malah bertanya balik.
"Anak Mama ternyata udah gede, ya, sekarang... Udah tau yang namanya cinta..." goda Hilda kepada Deva yang lantas membuat pipi cowok itu memerah.
"Enggak, Ma!" sangkal Deva.
"Ya udah sana pergi... Jangan ngebut-ngebut bawa motornya, ya... Kamu bawa anak orang, lho," pesan Hilda kepada Deva. "Kapan-kapan, bawa dia ke sini, ya, Dev..." Hilda tertawa kecil dan meninggalkan anaknya yang masih diam dengan wajah memerah. Menahan malu.
"Ih, Mama apa-apaan sih?" dumel Deva pelan. Tapi segera ia mengambil kunci motornya.
Dalam perjalanan, Deva berharap-harap cemas. Jantungnya juga berdegup dengan kencang. Semoga saja, ini berakhir dengan bahagia.
[ NOT SAME ]
Tasalia meremas ujung roknya dengan perasaan bercampur aduk. Antara senang dan gelisah.
Tadi pagi Deva meneleponnya dan megajak Tasalia jalan-jalan sore. Harusnya Tasalia bersikap biasa saja. Deva sering mengajaknya jalan-jalan setelah pulang sekolah. Hanya saja, hari ini ada perasaan yang membuat Tasalia menjadi agak gelisah.
Setelah hampir dua puluh menit menunggu, akhirnya ia mendnegar suara deru mesin motor di luar rumahnya.
Tasalia mengintip dan menemukan Deva yang tengah membuka helmnya. Segera ia berlari kecil ke luar rumah.
"Hai, Dev!" sapa Tasalia setelah mengunci pintu rumahnya.
"Maaf... Pasti lo lama nunggunya, ya?" tanya Deva yang merasa bersalah.
"Enggak apa-apa... Tenang aja." sahut Tasalia santai. Ia menerima helm yang Deva sodorkan. "Kita mau ke mana?" tanya Tasalia.
Deva menyalakan kembali mesin motornya dan melihat ke arah spion motor. Memastikan bahwa Tasalia sudah duduk dengan cantik di jok motornya.
"Nanti lo tau sendiri." balas Deva. Kemudian ia mulai menjalankan motornya.
Hampir setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan Deva.
Tasalia turun dari motor Deva dan mengernyit heran saat melihat bangunan di depannya. Ia bingung.
"Dev, lo ngapain bawa gue ke sini?" tanya Tasalia bingung. Segera ia menyerahkan helm Deva pada sang empu.
"Ayo, masuk!" ajak Deva seraya menggenggam tangan Tasalia erat.
Tasalia masih diam bergeming. Ia mengikuti langkah Deva.
"Pak, Bang Andre masih di dalam?" tanya Deva pada seorang satpam.
"Masih kayaknya. Soalnya saya gak liat mobil Mas Andre keluar." balas si satpam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Teen FictionNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...