Deva bersedekap dada. Ia menghela napas panjang ketika nama Tasalia dipanggil masuk ke dalam ruangan dokter ditemani oleh Paman Jhon.
"Dev, aku ke dalem dulu, ya." pamit Tasalia.
Deva tersenyum kecil dan mengangguk.
Sedangkan Tasalia sendiri, ia terlihat tenang saat memasuki ruangan dokter.
"Selamat siang, Dok..." sapa Tasalia saat memasuki ruangan dokter.
"Siang... Silahkan duduk."
"Lho? Kok bukan Dokter Fendi?" tanya Jhon saat melihat name tag yang menempel pada jas sang dokter.
Dokter muda itu tertawa pelan. "Dokter Fendi tiba-tiba ada acara mendadak. Jadi semua pasien yang sudah terdaftar, dipindahkan pada saya." jawab Dokter bernama Haidar itu.
"Paman Jhon, semua dokter itu sama..." ujar Tasalia berusaha menenangkan Jhon yang terlihat terkejut. "Jadi, hari ini saya jadi untuk suntik vitamin kan?" tanya Tasalia.
"Mari..."
Setelah selesai, Tasalia segera menghaturkan terimakasih dan keluar dari ruangan dokter.
"Ya, kenapa kamu setuju-setuju aja disuntik sama dokter muda itu? Kalau dia belum berpengalaman gimana?" tanya Jhon.
Tasalia tertawa renyah. "Paman... Aku yakin semua dokter bisa nyuntik." ujarnya.
"Kenapa kamu gak mikih minum obat aja sih? Kenapa harus milih suntik vitamin segala?"
"Paman kan tau kalau aku gak bisa minum obat. Aku paling anti sama yang namanya obat. Paman lupa?" tanya Tasalia seraya tersenyum kecil. "Deva!!!" teriak Tasalia saat melihat sosok Deva yang tengah memainkan ponselnya.
"Gak boleh teriak-teriak." tegur Jhon pada Tasalia.
Tasalia hanya menyengir. Ia segera menghampiri Deva.
"Udah selesai?" tanya Deva lembut.
"Udah, dong!" sahut Tasalia bersemangat.
"Mau kemana sekarang? Mau pulang atau jalan-jalan dulu?" tawar Deva.
"Pul—"
"Jalan-jalan dulu aja deh. Sekalian makan siang. Bener gak, Om?" tanya Deva seraya menatap Jhon.
"Ya sudah, kita makan siang dulu. Tasalia juga belum makan. Biar Om yang traktir." Jhon tersenyum hangat.
"Ayo, Om!"
[ NOT SAME ]
"Kalau ada keluhan atau apa, kamu harus bilang, ya..." ujar Jhon.
Tasalia yang tengah memakan makanannya, hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Deva, kamu udah berapa lama pacaran sama Tasalia?" tanya Jhon.
Deva tersenyum kecil saat mendengar pertanyaan Jhon. "Sekitar dua bulanan, Om..." sahut Deva.
"Baru sebentar, ya?" Jhon terkekeh. "Jaga Tasalia baik-baik, ya... Om gak mau liat dia sedih gara-gara cowok."
"Paman, apa-apaan sih?" gumam Tasalia pelan. Ia berpura-pura tidak mendengar apa yang Jhon katakan.
"Siap, Om! Tanpa Om suruh, Deva bakal jaga baik Tasalia." sahut Deva. Ia tersenyum lebar.
"Dev, aku ada berita bagus!" ujar Tasalia yang berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Apaan?" tanya Deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Teen FictionNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...