Deva baru saja menginjakan kakinya dikelas X-c yang sudah agak ramai. Ia tersenyum kecil saat melihat Tasalia tengah membaca novel dikursi tempat dimana biasanya Tasalia duduk.
"Woi, cuy! Baru datang lo?" seseorang menepuk bahu Deva.
Deva menoleh dan menemukan Sandi yang berada dipinggirnya. "Iya. Lo juga baru datang?" tanya Deva balik.
"Ya menurut lo aja gimana. Orang gue masih gendong tas kok." sahut Sandi. Ia berjalan mendahului Deva untuk duduk dibangkunya.
Deva berdecak malas lalu berjalan kearah bangkunya dan meletakan tas nya dikursi. "Gak ada PR kan?" tanya Deva.
Sandi menggeleng. Cowok itu mengeluarkan ponselnya lalu mulai terfokus pada ponselnya.
"Kebiasaan," komentar Deva. Ia duduk disebelah Sandi. "San, lo tau gak bedanya tertarik sama suka?" tanya Deva tiba-tiba.
"Ya jelas beda lah." sahut Sandi.
"Bedanya apa?"
Sandi tampak berpikir keras. Namun akhirnya ia menjawab, "gue sebenernya tau apa bedanya, Dev. Tapi gue gak bis menjelaskan dengan kata-kata." ujar Sandi, "lo kenapa tanya gitu? Lagi suka sama seseorang?" tanya Sandi.
Deva menggeleng, "enggak. Gue gak lagi suka sama seseorang kok. Cuman nanya doang."
"Oh.... Tapi kata orang-orang, rasa tertarik bakal berubah jadi rasa suka. Dan rasa suka itu sendiri akan berubah menjadi rasa cinta," ujar Sandi panjang lebar.
"Sandi teguh," gumam Deva. "Nah itu, San. Makanya gue nanya ke elo tentang itu juga karena ngedenger quotes itu... Ya gue heran aja.. Apa bedanya tertarik sama suka." lanjut Deva.
"Yakin cuman itu?"
Deva mengangguk.
"Serius?"
Deva mengangguk lagi.
"Yakin nih, gak ada yang lain?"
"Cape gue ngeladenin lo, San."
"Emang kita habis ngapain sampe lo cape?" tanya Sandi.
"Sialan! Homo dasar!"
[ NOT SAME ]
"Dev, mau ke kantin gak lo?" tanya Sandi seraya mengemas seperangkat alat tulisnya dan memasukanya kedalam tas berwarna hitamnya.
"Duluan aja." sahut Deva.
Sandi mengangguk lalu berjalan keluar kelas meninggalkan Deva yang masih sibuk memasukan seperangkat alat tulisnya kedalam tas.
Setelah selesai membereskan seperangkat alat tulisnya, Deva melirik kearah Tasalia yang baru saja bangkit dari duduknya. Entah setan apa yang merasuki diri Deva, cowok itu tersenyum lalu menghampiri Tasalia. "Tasa, lo mau ke kantin?" tanya Deva.
Tasalia tersenyum lalu menggeleng. " Enggak. Gue lagi gak mood ke kantin. Mau ketaman belakang aja." jawab Tasalia.
Deva mengernyitkan dahinya heran, "mau ngapain lo disana?" tanya Deva lagi.
"Merenung?" nada bicara Tasalia terdengar seperti orang bertanya, "mau ikut, Dev?" tawar Tasalia.
"Boleh ikut nih gue?"
Tasalia mengangguk. "Ayo, Dev..." Tasalia berjalan mendahului Deva. Sedangkan Deva, ia mengikuti langkah kaki Tasalia dari belakang
Sesampainya ditaman belakang, Tasalia dan Deva duduk disebuah bangku. Mereka saling terdiam menikmati kesunyian yang terjadi ditaman belakang sekolahnya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Teen FictionNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...