"Pagi!!!" sapa Deva seraya tersenyum hangat kepada para penghuni kelas.
Sebagian kelas ada yang menjawab, ada juga yang hanya melirik Deva acuh.
"Tumben lo belajar," Deva tertawa kecil saat melihat Sandi tengah menatap dengan konsentrasi ke arah buku paket cetaknya.
"Sekarang ulangan, bego!" sahut Sandi seraya melirik Deva sebal.
"Eh? Ulangan apaan? Kok gue gak tau, ya?" sekarang, Deva mulai panik.
"Ulangan mencintainya," sahut Sandi asal. "Ya ulangan fisika lah, nyet!" ujar Sandi yang sudah mulai kesal.
"Astaga! Gue lupa gak ngapalin!" dengan cepat, Deva duduk di bangkungnya, kemudian mengeluarkan buku paket cetak fisika dari dalam tasnya.
"Makanya, jangan mikirin Tasalia mulu!"
"Apaan sih!"
Setelah itu, terjadilah percekcokan kecil antara Deva dan Sandi, yang menyebabkan mereka tidak jadi belajar.
[ NOT SAME ]
"Gila, gila, gila!"
Deva menoleh dan menemukan Tasalia tengah tertawa kecil mendengar teriakan frustasi Neni.
Hati Deva menghangat seiring mendengar suara tawa Tasalia. Suara tawa Tasalia terdengar merdu di telinga Deva.
"Liatin Tasalia mulu lo!" komentar Sandi seraya geleng-geleng kepala.
"Yah..., terciduk deh gue." Deva memberengut kesal. Kemudian, cowok itu melipat tanganya di atas meja.
"Jelas terciduk lah... Yang lagi kesemsem itu beda, ya?" Sandi tertawa geli.
Deva mendesah kesal. Cowok itu kemudian memukul kepala Sandi dengan agak keras. Sehingga suara 'plak' sampai terdengar.
"Lo ngapain mukul-mukul kepala gue, bego?!" protes Sandi tidak terima. Cowok itu balas memukul kepala Deva.
Deva meringis karena kepalanya dipukul Sandi. Cowok itu tadinya mau membalas pukulan Sandi. Namun, setelah dipikir-pikir nanti akan terjadi mukul memukul kepala.
"Lagian lo ketawanya gitu banget! Kalau Tasa denger gimana?!" Deva mengusap-usap kepalanya yang menjadi korban sasaran pukulan Sandi.
"Ya itu sih derita lo! Bodo amat kalau lo keciduk suka sama Tasalia!" sahut Sandi sinis. Cowok itu masih kesal kepada Deva.
"Hih!" gerutu Deva seraya mendelik pada Sandi.
[ NOT SAME ]
"Ya, mau ke kantin?" tanya Deva saat langkahnya sudah sejajar dengan langkah Tasalia.
"Ya ampun Deva!" Tasalia berjengkit kaget. Cewek itu segera mengelus dadanya saking kagetnya.
Deva terkekeh. "Maaf... Gue buat lo kaget, ya?" tanya Deva sambil memperhatikan Tasalia.
"Ya jelas lah! Lo tiba-tiba muncul di pinggir gue. Gimana gak kaget coba?" ujar Tasalia kesal.
"Maafin gue deh... Ke kanrin bareng yuk?" ajak Deva.
"Ayo!" sahut Tasalia bersemangat. Bahkan ia melupakan rasa kesalnya kepada Deva.
Deva terkekeh saat melihat Tasalia yang bersemangat. Ia segera merangkul Tasalia dan mereka menjadi pusat perhatian sepanjang jalan menuju kantin.
"Dev!" cicit Tasalia yang malu karena mejadi bahan perhatian.
"Biarin. Biar yang sirik tambah sirik!" ujar Deva santai. Dia mengacak-acak rambut Tasalia dengan gemas.
Tasalia merasakan jantungnya yang tiba-tiba berdebar dengan gila-gilaan karena perilaku Deva kepadanya. Ia juga merasakan pipinya yang memanas.
Sesampainya di kantin, Tasalia langsung mencari tempat kosong dan langsung duduk di kursi yang telah disediakan. Ia masih menetralkan degup jantungnya.
"Ya, mau pesen apa?" tanya Deva.
"Samain aja kayak lo." sahut Tasalia cepat.
"Ya udah gih beliin mie ayam sama es jeruk!" ujar Deva.
Tasalia segera menoleh ke arah Deva dengan pandangan bingung.
"Enggak, gue bercanda kok..." ujar Deva seraya terkekeh. Ia lantas mengacak-ngacak lagi rambut Tasalia karena gemasnya kepada cewek itu.
Sambil menunggu Deva yang memesan makanan, Tasalia membenarkan rambutnya kemudian ia memainkan ponselnya. Ia juga sempat melirik keadaan kantin. Ternyata orang-orang di kantin sedang memperhatikannya. Ada yang memandangi Tasalia dengan tatapan iba, bahkan sampai memandangnya dengan tatapan jijik.
Ini hidup gue. Gak usah mikirin apa kata mereka. Mereka gak ngasih makan ke gue, batin Tasalia.
Setelah hampir sepuluh menit menunggu Deva, akhirnya cowok itu datang sambil membawa nampan berisi dua mangkuk mie ayam dan dua gelas es jeruk.
"Maaf lama, tadi penuh banget. Ini juga gue ngantrinya kayak orang kesurupan. Takutnya lo lama nunggu." ujar Deva seraya meletakan semangkuk mie ayam dan segelas es jeruk di hadapan Tasalia.
Tasalia tertawa kecil menanggapi perkataan Deva. Ia segera melirik Deva. "Makasih. Emang ngantrinya orang kesurupan kayak gimana?" tanya Tasalia.
"Ya kayak gitu. Gak kalem. Rusuh." sahut Deva seraya menuangkan saus ke dalam mangkuk mie ayamnya.
"Emangnya lo pernah liat orang kesurupan ngantri mie ayam?" tanya Tasalia lagi.
Deva nyengir. "Ya gak pernah sih... Ibarat aja itu. Gue tadi ngantrinya gak kalem. Banyak yang gue serobot antriannya dan berujung gue yang dimaki-maki," curhat Deva kepada Tasalia.
Tasalia terkekeh geli. "Lagian, lo ngapain juga nyerobot antrian? Ya jelas lo dimaki-maki. Mereka kan udah ngantri lama. Terus seenak jidat lo serobot." tanggap Tasalia.
"Ya semua demi lo," ujar Deva kalem. Ia menatap manik mata Tasalia.
Tasalia sempat tertegun karena perkataan Deva. Baiklah, Tasalia baper. Namun segera ia sadar dan langsung mencubit lengan Deva yang duduk di sebrangnya. "Apaan sih?!" gerutu Tasalia. Antara kesal dan malu.
"Apaan yang apa?" Deva terkekeh geli. Apalagi saat ia melihat pipi Tasalia yang memerah.
"Tau ah!" sahut Tasalia kesal. Ia segera memakan mie ayamnya.
"Ya, nanti pulang sekolah gue anter, ya! Gak ada penolakan apapun. Oke?" ajak Deva yang nada bicaranya seperti tidak mau dibantah.
Tasalia hanya diam melongo. Dia tidak habis pikir pada Deva. Secara tidak langsung ia memaksa Tasalia dong?
"Lo diem aja, berarti lo setuju. Lagipula gue gak terima penolakan." lanjut Deva setelah tidak mendapatkan respon apapun dari Tasalia.
"Apaan sih?! Kan gue bel—"
"Gue gak terima penolakan. Ngerti?" potong Deva dengan cepat.
Sedangkan Tasalia, ia hanya menggerutu kesal dan itu membuat Deva tertawa geli.
[ NOT SAME ]
HOLLA 😭😊
Akhirnya ku bisa mengupdate lapak ini, heuheuheu 😂😅😭
Maafkan tidak lama mengupdate karena aku tbtb lupa alur sama cerita ini *dilempar genteng*.Masih ada yang menunggu cerita ini gak? Heuheuheuheuheuheu 😁😂😅😭

KAMU SEDANG MEMBACA
Not Same
Fiksi RemajaNamanya Tasalia. Cewek yang memiliki banyak rahasia yang tidak orang lain ketahui. Ia selalu menyimpan semuanya sendirian. Namun, rahasia terbesar yang ia sembunyikan secara rapat-rapat akhirnya terbongkar juga. Disaat semua orang menjauhi Tasalia...