Not Same 46

1.2K 68 11
                                    

"Ta..."

Tasalia menoleh ke arah pintu kamarnya yang diketuk oleh Jhon. Tasalia menghela napas berat kemudian berjalan gontai ke arah pintu kamarnya.

"Udah siap?" tanya Jhon sambil memperhatikan wajah Tasalia lekat-lekat.

Tasalia hanya mengangguk sebagai jawaban. Kemudian ia berjalan membuntuti Jhon menuju mobil Jhon yang sudah terparkir rapih di depan gerbang rumah Tasalia.

"Acaranya dimana?" tanya Tasalia setelah duduk di kursi penumpang.

"Di Bogor. Mereka nyewa villa." Jhon menjawab sambil menggunakan sabuk pengamannya. Laki-laki itu segera menyalakan mesin mobil dan segera tancap gas.

"Aku kira di rumah salah satu dari mereka," Tasalia tersenyum kecil. "Serasa baru kemarin Rafa bilang kalau mereka bakal nikah. Gak kerasa ya." Tasalia tertawa sumbang.

"Sabar, Ta... Paman yakin, kamu akan mendapat yang lebih baik."

"Iya. Semoga..."

[ NOT SAME ]

Tasalia menghela napas beberapa kali saat melihat pemandangan di depannya.

Ada rasa sesak tersendiri saat Tasalia melihat deretan meja dan kursi yang sudah diatur dan dihias sedemikian rupa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada rasa sesak tersendiri saat Tasalia melihat deretan meja dan kursi yang sudah diatur dan dihias sedemikian rupa. Apalagi saat ia melihat keluarga besar dari pihak keluarga Ayahnya, rasa sesak Tasalia semakin bertambah.

"Ta, udah minum obat?"

Tasalia menoleh, ia tersenyum kecil kemudian menggelengkan kepala. Tasalia hanya berpikir, untuk apa ia meminum obat jika pada nyatanya, kematian hanya tinggal menunggu waktu baginya.

"Ta, apa salahnya minum obat? Setidaknya penyakit kamu akan membaik." ujar Jhon sambil menuntun Tasalia duduk di salah satu kursi.

"Tapi enggak menjamin penyakitku sembuh. Jadi untuk apa?" sahut Tasalia lemah.

"Ta... Jangan pesimis, Paman jadi sedih." Jhon mengusap jari Tasalia dengan lembut.

"Mmm... Paman, Rafa dimana?" tanya Tasalia mengalihkan topik pembicaraan.

Jhon hanya menghela napas berat, kemudian menyandarkan tubuhnya pada kepala kursi. Sadar bahwa Tasalia hanya mengalihkan topik pembicaraannya saja.

"Gak tau. Mungkin dia nginep di rumah temannya?"

Tasalia hanya mengangguk-angguk sebagai jawaban.

"Paman, aku gugup. Aku takut." ujar Tasalia setelah lama terdiam.

"Enggak, gak akan apa-apa. Selama ada Paman, semua akan baik-baik aja." Jhom tersenyum hangat. Berusaha membuat Tasalia tidak takut.

Not SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang