#60 Jealous

3.5K 552 23
                                    


Jam digital di mobil Sehun udah menunjukkan angka 8 dan 15, tapi kami masih juga belum sampai di apart. Sehun ngejemput gue jam 6, terus kami lanjut makan dan setengah 8 langsung bergegas pulang. Tapi, sayangnya udah 15 menit kejebak macet dan kami belum berhasil keluar.

Ponsel Sehun berbunyi membuat pemiliknya mengangkat malas.

"Kenapa?"

"Gua udah di jalan pulang."

"Hah? Jangan bohong lu. Itu kan kita udah mau finishing."

Sehun menggeram kesal.

"Ya udah gua balik lagi sekarang."

"Iya."

Setelah memutuskan sambungan telepon, Sehun menatap gue dengan tatapan sedih. "Nan-"

"Nggak papa, gue bisa pulang sendiri kok. Pake ojek online." Gue memotong ucapan dia.

"Saya belum selesai ngomong, Nan."

Gue diam.

"Kamu ikut dulu aja, ya. Nggak lama kok. Ada sedikit masalah yang harus saya selesaikan. Saya nggak mungkin nganter kamu ke apart duluan, dan saya juga nggak bisa ngebiarin kamu naik ojek online atau apa pun itu."

"Hm. Ya udah." Akhirnya gue menurut karena rasanya ini bukan waktu yang tepat untuk berdebat.

***

Sehun menghentikan mobilnya di sebuah pekarangan yang cukup luas. Ketimbang kantor, atau yang biasa Sehun sebut club, tempat ini lebih cocok dibilang sebagai rumah. It looks so homey, btw.

"Jadi ini tempat lo kerja?" tanya gue sambil membuka seatbelt.

"Ya... begitulah." Sehun menaikkan kedua alisnya. "Kamu tunggu di dalem aja, yuk."

Kami pun langsung membuka pintu masing-masing dan berjalan berdampingan menuju kantor. Kesan pertama yang gue dapet waktu masuk ruangan ini adalah... amazing.

Gue pasti bakal betah kalo kerja di tempat kayak gini.

Pas buka pintu, kami langsung dihadapkan sama hall cukup luas yang temboknya ditempeli wallpaper bermotif ukiran bunga hitam dipadukan latarnya putih. Di ruangan itu ada beberapa buah sofa sebagai tempat untuk menunggu. Dan di sudut kanan ada lorong pendek yang sepertinya sih terhubung langsung dengan ruang kerja.

"Sini, tunggu sini ya. Saya ke dalem dulu."

Belum sempat gue menjawab, Sehun udah disapa lebih dulu sama seorang cewek cantik banget ya, gila, mana body-nya montok banget. Mana bajunya ketat banget.

Dia mau kerja apa mau fashion show sih? Risih banget gue liatnya.

"Ganteng. Tuh, dicariin Bimo tadi." Ujarnya dengan langkah yang dibuat gemulai.

Najis, jijik banget gue liatnya.

"Hooh." Jawab Sehun singkat.

"Adek lo?" tanya si cewek itu lagi.

Gue menatap Sehun cemas.

Masalahnya, memang nggak ada hubungan spesial antara gue sama Sehun. Seperti yang pernah kita sepakati, kita nggak pacaran. Tapi, kalo udah ditanya gini, gue bisa jawab apa coba?

"Hm." Akhirnya Sehun cuma berdehem doang.

Dan itu jelas mengganggu gue. Jawaban singkat itu justru bikin si cewek menyunggingkan senyum tipisnya lalu berlalu, meninggalkan gema bunyi tok-tak-tok dari sepatu dengan hak 10 cm-nya.

Cool Couple [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang