#78 Ice Cream

3.9K 562 35
                                    

Kinan PoV


Gue memarkirkan mobil di area carport yang cukup luas. As always, gue adalah orang yang pertama datang ke Casa. Lalu biasanya setelah itu akan diikuti oleh Mbak Angel, Om Vio, Nabila, Riza, Ave, Kak Tobi, Zian, dan terakhir adalah beberapa anak part time. Tapi, dengan jam sepagi ini, gue udah menemukan sebuah Mercedes hitam terparkir rapi di carport.

Setelah mengunci pintu, gue berjalan menaiki 3 buah anak tangga dan memasuki hall atau yaaa, katakanlah seperti ruang tamu besar, lewat pintu kaca. Suara stiletto gue bergema tak-tok tak-tok di dsana, lalu mengikuti arah kaki gue melangkah menuju living room (tempat tim gue bekerja) dan akhirnya sampai di ruangan gue.

Tapi, seseorang udah menunggu gue di sana.

"Hai, pagi." Sapanya ramah sambil memutar tubuhnya menghadap gue. Ia menyunggingkan senyum tipisnya.

"Lo ngapain di sini? Nggak balik ke Jakarta?" tanya gue sambil berjalan ke kursi gue sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo ngapain di sini? Nggak balik ke Jakarta?" tanya gue sambil berjalan ke kursi gue sendiri. Lalu gue menaruh tas di rak tepat di belakang kursi dan sampai akhirnya gue duduk nyaman.

"Nih, saya bawain buat kamu sarapan. Do you still like porridge?"

Gue menatap Sehun bingung. Ah, bukan. Sedikit terharu sebenarnya. "Yes. Tapi, lo kenapa repot-repot bawain ini?"

"Karena saya tau kamu belum sarapan. Ngaku?"

"Sok tau." Jawab gue dingin sambil membuka bungkusan buburnya. "Tapi by the way, thanks ya. Lo emang tau bubur yang enak di Bandung?"

"Bubur Mang Haji Oyo, kan?"

Gue berhenti sejenak untuk menatap Sehun. "Lo serius beli di sana?"

"Iya, saya sengaja browsing dulu sih dan banyak yang rekomen di sana. Terus, kamu tau nggak Nan?"

"Apa?" gue kembali membuka bungkusan bubur.

"Ternyata tadi Mang Haji Oyo-nya ada. Beliau ternyata suka bikin atraksi gitu ya sama buburnya. Sampe balik-balikin piring cuma buat pamer kalau buburnya nggak akan tumpah."

Gue terkekeh kecil. "Iya, emang enak banget buburnya. Makasih, Hun." Gue pun mulai menyendoki bubur yang sebelumnya udah gue aduk rata. Lengkap dengan kecap dan sambal.

Sehun menopang dagu dengan tangan kanannya sambil memperhatikan gue. Hal itu jelas membuat gue jadi salah tingkah. Tiba-tiba perasaan itu muncul lagi.

Perasaan salah tingkah yang mengakibatkan pipi gue jadi memerah dan panas.

"Kenapa sih liat-liat?"

Laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak. "Galaknya nggak hilang ya."

"Kalo lo cuma mau liat gue makan, mending keluar deh. Gue nggak biasa makan sambil diliat orang. Di London orangnya sibuk masing-masing fyi."

Cool Couple [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang