Breaking up is hard to do
Kinan berkali-kali menghubungi Sehun dengan geram. Ia sudah 5 kali mencoba, namun Sehun belum juga mengangkatnya. Padahal, kemarin malam Sehun bilang bahwa hari ini dia free. Dan Kinan memang akan main ke apartemennya tanpa sepengetahuan Sehun.
Terakhir kali Kinan berkunjung itu sekitar 2 minggu lalu, 3 hari setelah mereka pulang dari Bandung.
"Ih, anj—" cewek itu nyaris saja mengumpat kalau tidak ingat Sehun pasti tidak suka dia bicara kotor. Jadi, ia mati-matian menahannya.
Kinan terus menggerutu di depan televisi seorang diri, sambil berkali-kali menghubungi Sehun yang masih belum juga mengangkat teleponnya.
Sudah sepuluh kali Kinan mencoba, tapi hasilnya nihil. Sehun masih belum mengangkat teleponnya, membuat Kinan akhirnya menyerah. Cewek itu mengernyitkan dahinya, lalu menggerutu tanpa henti. Hatinya sudah mengeluarkan umpatan-umpatan yang masih bisa ditahan untuk tidak keluar dari mulutnya.
"Bodo amat ah, gue datengin juga lo Hun."
Lalu Kinan berlari ke atas untuk mengambil tasnya. Ia menatap cermin lebih dulu sambil merapikan rambutnya yang kali ini hanya diikat kuda. Membiarkan poni tanggungnya jatuh lurus ke sebelah kanan. Sambil bercermin, ia tidak berhenti mengecek handphone-nya, siapa tahu Sehun balik menghubunginya.
Namun, nyatanya, cowok itu masih belum menghubunginya kembali.
Setelah memoleskan sedikit liptint ke bibirnya, Kinan memasukkan benda mungil itu ke dalam tasnya. Lalu ia menyambar HP di atas tempat tidur dan langsung bergegas.
"Awas aja ya Hun, gue jitak lo habis-habisan nanti!"
***
Kinan berjalan riang sambil menenteng sebuah paper bag berisi 3 slice cheesecake dan red velvet yang rencananya akan ia nikmati bersama Sehun hari ini. Sehun paling suka blueberry cheesecake, sedangkan Kinan sendiri lebih menyukai oreo. Jadi, ia membeli masing-masing satu cheesecake berbeda rasa dan satu potong red velvet. Entah kenapa, rasanya hari ini Kinan terlalu senang untuk memberi kejutan pada Sehun.
Suasana di luar mulai gelap dan sudah menunjukkan pukul setengah enam kurang sepuluh menit. Kinan langsung berjalan memasuki pintu gedung apartemen dan disapa hangat oleh seorang satpam. Setelah balas menyunggingkan senyum, langkahnya dibawa menuju lift. Tepat saat pintu lift akan tertutup, seorang wanita pertengahan 20-an berlari sambil menggendong anak laki-laki mungkin umurnya sekitar 3 tahun kurang. Kinan tidak begitu yakin.
Dengan segera, tangannya menahan pintu lift dan membiarkan wanita itu masuk.
"Ah, terima kasih." Ujarnya sambil meyunggingkan senyum ramah.
Kinan hanya balas tersenyum.
Moodnya sedang baik hari ini. Sejak perjalan menuju ke sini, dia sudah membantu 3 orang termasuk wanita ini. Mungkin saja ini pertanda baik.
"Daddy mana, Mih? Daddy..." sejak masuk ke dalam lift ini, si batita tidak berhenti mengoceh, menanyakan daddy-nya tanpa henti.
"Iya, sebentar lagi kita ketemu daddy, sayang. Tunggu ya." ujar si wanita sambil mengelus pipi anaknya.
"Berapa tahun, Mbak?" Kinan yang sedari kikuk sendiri, akhirnya berani untuk bertanya.
Wanita itu menoleh ke arah Kinan, lalu menjawab, "Baru 30 bulan."
"Lucu banget ya Mbak anaknya. Nggak heran kok Mbak-nya juga cantik." Ujar Kinan memuji, membuat wanita itu tersipu. "Eh, Mbak mau ke lantai berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Couple [OSH]
FanfictionSama-sama cuek, sama-sama jutek, sama-sama batu dan keras kepala. Tapi tinggal di apartemen yang sama. Nah loh? "Biarin aja dia tinggal di apartemen. Biasanya kalo sesama orang cuek ketemu itu punya cara sendiri buat komunikasi." -Mama "Dia...