#83 How It Ends

4.8K 576 73
                                    

I want to hold your hand
When we are 70 and say, "We made it" 


***


"Tadi kenapa sih Yang?"

Berkali-kali Sehun menanyakan hal yang sama sejak kedua abang gue dan keluarganya meninggalkan rumah 10 menit lalu. Tapi, gue terus mengabaikan dia karena masih fokus membuat detail di sketsa gaun yang akan gue kenakan nanti.

 Tapi, gue terus mengabaikan dia karena masih fokus membuat detail di sketsa gaun yang akan gue kenakan nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan ganggu dulu coba Hun."

Sehun tiba-tiba mendaratkan bibirnya ke bibir gue dan nyaris saja, tangannya mengacaukan hasil karya gue yang hampir sempurna ini. Gue langsung menatapnya tajam tapi tidak sedikit pun membuat laki-laki itu merasa bersalah.

"Apaan sih Hun nyosor mulu."

Sehun mencium gue lagi.

"Sehun!"

Detik berikutnya, Sehun kembali menempelkan benda kenyal tipis miliknya itu di bibir gue. Kali ini ia tidak hanya menempelkan saja, tetapi juga melumatnya cukup lama. Gue memukuli dadanya karena kehabisan napas.

"Udah aku bilang, kalau kamu panggil aku Sehun lagi, aku akan kasih kamu hukuman."

Deg. Gue kembali teringat janji Sehun 3 hari lalu. Waktu itu, dia kesal karena setelah setahun berlalu, gue masih juga memanggilnya nama. Bahkan masih selalu menggunakan gue-lo. Jadi Sehun berjanji kalau gue masih memanggilnya nama, dia akan memberikan gue hukuman. Gue memang tidak mengiyakan, sih. Tapi... kalian tahu sendiri kan, keras kepalanya Sehun seperti apa?

"Ups, sorry."

"Jadi mau panggil aku apa?"

"Se—" gue cepat-cepat membekap mulut sendiri. "Iiiih, aneh ah."

"Ya biasakan makanya."

"Astaga, urusan nama panggilan aja repot banget sih H—" lagi, gue membekap mulut dengan ekspresi terkejut.

"Setakut itu ya dicium aku?" Sehun menyunggingkan smirk sialannya, membuat gue jadi bergidik ngeri. Muka Sehun ini kalau udah muncul setan mesumnya, memang menyeramkan deh. Serius. Gue udah seperti anak SMA yang ketakutan karena om-om gitu.

"Udah ah, gue mau selesaikan ini dulu." Gue kembali mengambil pensil kayu dan memberikan sedikit lagi detail di tengah-tengah ball gown yang akan gue kenakan untuk resepsi sore. Sedangkan untuk night party, gue hanya mendesain gaun sederhana saja.

"Yang, tema dekorasinya warna hitam putih aja kali ya? ini lucu." Sehun menunjukkan dekorasi hitam putih di handphone-nya ke arah gue.

"Se—" gue berhenti sejenak. "L—" astaga, gue mau panggil dia aja ribetnya kebangetan. Memang nggak susah sebenarnya. Hanya saja gue belum terbiasa memanggil dia dengan sebutan lain. "Yang, ini tuh dekorasi pernikahan, bukan cat trotoar. Masa hitam putih, sih."

Cool Couple [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang