Hari kedua di Korea. Masih pukul setengah 7 pagi. Suhu sepagi ini sudah mencapai 13°C yang membuat Kinan merapatkan mantelnya. Kedua tangannya tidak terlepas dari saku mantel padahal sudah dibalut sarung tangan berbulu tebal.
Sehun yang berjalan di sebelahnya mengeluarkan tangan dari saku mantel. Dengan dibalut sarung tangan berbulu juga, ia menarik tangan kanan Kinan. Perempuan itu menurut hingga mereka kini berjalan sambil bergandengan tangan.
Senyum keduanya merekah.
Beruntung apartemen yang mereka sewa berada di pinggir jalan dengan akses masuk-keluar subway, pun halte bis, semuanya ada tepat di depan pintu apartemen. Pohon-pohon yang berderet di pinggir jalan raya terlihat cantik di mata Kinan. Dengan warna merah kejinggaan, serta beberapa daunnya yang gugur.
"Yang mau foto di situ, cantik." Kinan menunjuk salah satu pohon yang berada tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Sama aku nggak?"
"Enggak ah, sendiri aja."
Sehun langsung mengerucutkan bibirnya sambil menyalakan kamera dan mengatur-atur lensanya. Kalau sedang tidak di Korea, mungkin ia sudah ngambek dan meninggalkan Kinan. Tapi, situasinya saat ini tidak memungkinkan ia meninggalkan Kinan sendirian.
Setelah selesai, Kinan langsung menghampiri salah seorang perempuan muda yang sedang berjalan melewati mereka.
"Excuse me,"
"Yes?"
"Might I ask your help, please?"
"Ah of course."
"Could you take our picture? Together?" Kinan menunjuk dirinya dan Sehun yang beberapa langkah di belakangnya.
Perempuan itu mengangguk ramah yang langsung disambut riang oleh Kinan. Ia memberikan kamera pada si perempuan dan memposisikan dirinya di samping Sehun.
"Na... dul... set."
"One, two, three."
"One more, please?" kali ini Sehun yang meminta dan dijawab yes oleh si perempuan.
"One, two, three." Tepat di hitungan terakhir, Sehun tiba-tiba menundukkan sedikit badannya dan mencium pipi Kinan. Hingga ekspresi istrinya yang sedang tersenyum mendadak berubah terkejut.
"Kamsahamnida." Sehun membungkukkan badan sambil mengambil kamera di tangan si perempuan. Perempuan itu balas menunduk sopan, dan akhirnya berlalu.
"Yang ih kamu tuh kenapa sih harus selalu—"
"Suruh siapa pipinya menggoda. Udah ah, yuk nanti kita telat." Setelah mematikan kamera dan kembali mengalungkan di lehernya, Sehun langsung menarik tangan istrinya dan berjalan menuju tangga turun stasiun Subway.
Tingginya cukup curam. Dan benar kata Sehun, beruntung kemarin mereka tidak jadi menggunakan AREX karena hampir semua stasiun subway di Korea menggunakan tangga. Apa kabar kalau mereka menaiki tangga setinggi ini dan membawa banyak barang?
"Nanti kita ke Line mana?"
"Kita ambil Line 6 nanti turun di Digital Media City. Baru deh transit ke jalur yang ke bandara."
"Kamu kok hapal sih Yang?"
Sehun tersenyum geli dengan pertanyaan Kinan. Dengan entengnya dia menjawab, "Kalau aku nggak hapal, memang mau kita nyasar-nyasaran di sini?"
Kinan cepat-cepat menggeleng.
"Dingin banget ya Yang? Harusnya kita pemanasan aja tadi dulu di apartemen."
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Couple [OSH]
Fiksi PenggemarSama-sama cuek, sama-sama jutek, sama-sama batu dan keras kepala. Tapi tinggal di apartemen yang sama. Nah loh? "Biarin aja dia tinggal di apartemen. Biasanya kalo sesama orang cuek ketemu itu punya cara sendiri buat komunikasi." -Mama "Dia...