#72 End?

4.6K 663 113
                                    

Author PoV


Kinan duduk di salah satu kursi cafe yang letaknya ada di sudut ruangan, tepat di samping jendela. Matanya sedari tadi hanya terfokus pada secangkir cappuccino yang masih mengeluarkan kepulan asap-asap tipis ke udara. Hatinya gelisah mengingat keputusannya yang mendadak berubah.

London.

Itu bukan tempat yang dekat dari Jakarta. Ia akan tinggal di sana sekitar 4 tahun, mempelajari sesuatu yang bahkan dia sendiri tidak menyukainya. Beradaptasi sendiri dengan budaya yang jauh berbeda dengan tempatnya sekarang. Tapi, semua ini karena Sehun. Laki-laki itu memang terlalu pandai untuk membuat perasaannya berubah tak menentu. Sekarang begini, mungkin saja hitungan menit kemudian berubah begitu.

Kinan lelah dengan permainan yang Sehun buat sejak lama.

Sudah sebulan berlalu dan ia masih menghindari Sehun. Menyedihkannya lagi, selama sebulan ini Sehun tidak pernah mau datang ke apartemennya. Dia hanya berusaha menghubungi Kinan lewat telepon atau pun chat. Tentu saja Kinan semakin yakin kalau Sehun memang benar-benar sudah menjadi seorang ayah.

"Cewek, boleh digodain nggak?"

Kinan mendongak menyadari seseorang tengah berdiri di hadapannya. Laki-laki itu sedang tersenyum ke arahnya, lalu menarik kursi di hadapan Kinan dan duduk dengan nyaman.

"Ngelamun aja ih, kesambet tau rasa nanti."

"Lama amat sih lo. Baekhyun mana?"

"Sori, habis beresin urusan sama Cindi."

"Hah? Maksudnya, putus?" tanya Kinan hati-hati.

Kai terkekeh samar sambil menyambar cangkir satu-satunya di atas meja dan menyeruputnya perlahan. "Anjing, panas."

"Bego tuh jangan dipelihara dong. Asapnya masih keliatan tuh." Kinan mengomel sambil menatap Kai heran.

"Iya, gua putus sama Cindi. Overprotective banget dia. Nggak tahan. Tadi si Baek bilangnya nggak akan dateng. Emang ke elu kagak bilang?"

Kinan menggeleng. "Ya wajar kali Jong dia protective. Cowoknya macam elu yang demen lirik sana-sini, pasti dia khawatir."

Kai cepat-cepat menggeleng. "Dia overprotective-nya sama elu doang. Lah, kan gua udah bilang kalo lu tuh, bakal selalu jadi prioritas gua sebelum lu dapet cowok yang bener-bener serius sama elu. Jadi ya udah gua putusin." Kai bersandar ke punggung sofa sambil tertawa ringan.

"Duh, gue jadi terharu deh." Kinan berpura-pura tersipu, yang malah mendapat tatapan malas dari Kai.

Setelah itu, Kai memutuskan untuk memesan minuman dulu dan berlalu menuju kasir, meninggalkan Kinan yang kembali terdiam menatapi jalanan lewat jendela.

Pikirannya dipenuhi banyak hal. Tentang kenangan, harapan, juga tentang sesuatu yang sedang ia alami saat ini.

Waktu keberangkatannya tinggal 3 hari lagi. Itu berarti juga, ia hanya punya waktu 3 hari untuk membiarkan pikiran-pikiran masa lalu menyesakinya. Setelah ia lepas landas dari bandara, Kinan berjanji untuk menghapus semua jejak-jejak masa lalunya, terlebih lagi Sehun.

"Ngelamun lagi kan. Bandel banget sih dibilangin." Kai datang sambil membawa secangkir kopi dingin dan sedikit menggebrak meja. Hanya untuk mengejutkan Kinan saja.

"Anjir. Tai lo." Kinan menatap Kai galak.

"Ya move on kali, Nan. Udah bapak-bapak tuh dia."

Cool Couple [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang