#79 Third Good Bye

5.3K 615 54
                                    

Your lips is sweeter than Ice Cream



Bibir itu, gue lupa kapan terakhir kalinya mengecap bibir manis itu. Bibir yang dulu, sering tiba-tiba menempel dan membuat gue misuh-misuh. Sekarang juga, sih. Tapi kalau sekarang ada sedikit perasaan rindu yang terselip di sela-selanya.

"Ah, gue jadi gak mood lagi makan es krim." Gue mengerucutkan bibir dengan kesal.

"Kenapa? Bibir saya rasanya lebih enak ya?"

Gue langsung melebarkan pupil mata almond ini ke arahnya. Sifatnya yang satu itu ternyata gak berubah. Masih blak-blakan usil. Benar-benar menyebalkan.

"Ya udah nih, sekarang giliran kamu." Sehun mencondongkan wajahnya ke hadapan gue sekali lagi, dan hampir saja gue tampar bibirnya yang sudah sangat dekat di hadapan gue itu.

Kalau saja handphone gue tidak berdering sekarang.

"Halo Paaaa." Gue memekik riang saat nama Papa muncul di layar.

Sehun kembali menarik diri sambil mengerucutkan bibirnya. Gue tau setelah ini dia pasti ngambek.

"Iya aku lagi di Sersan Bajuri mau ketemu klien, Pah. Kenapa?"

Gue terkekeh mendengar komplen Papa soal kesibukan gue belakangan ini.

Memang, gue harus sangat berterima kasih sama Papa karena sudah membantu gue untuk memulai bisnis Wedding Organizer ini. Kalau dipikir-pikir, gue nggak mungkin bisa dalam waktu 5 bulan memulai bisnis ini sendirian. Modal gue, baik dari skill atau pun materi, nggak seberapa. Tapi Papa bekerja keras banget untuk membantu anak bungsunya ini.

Papa mengenalkan gue sama pemilik-pemilik butik, hotel, bahkan venue-venue yang sempat menggunakan jasa Papa waktu membangun tempat mereka. Karena relasi Papa banyak, dan berhubungan langsung dengan pemiliknya, gue tidak begitu menemukan kesulitan yang berarti. Dari relasi Papa pun, gue semakin dikenalkan lagi dengan orang-orang hebat lainnya. Gue semakin mengenal banyak orang dan belajar banyak hal.

"Hehe, iya maaf Pah. Aku benar-benar lagi sibuk banget. Bulan ini ada 2 klien yang pakai jasaku. Jadi benar-benar kerepotan."

"Udah, Pah. Aku udah rekrut beberapa orang part time. Mereka aku tempatkan di bagian urus vendor buat dekor, catering, sama fotografi. Kebetulan tuh yang dua di bagian fotografer itu udah menang kompetisi Nikon, Muri, sama beberapa kompetisi nasional juga."

"Iya, mereka asik kalo udah diskusi sama orang dari vendor fotografi Pah."

"Iya, iya siap. Kabar Papa sama Mama gimana di sana?"

Telinga gue tiba-tiba berdenging dengan lengkingan suara Mama yang tiba-tiba muncul di balik suara handphone.

"Mah ngomongnya bisa pelan-pelan nggak sih?"

Mama malah tertawa membuat gue menggelengkan kepala pusing. Umur Mama sudah menginjak kepala 5 padahal, baru 2 bulan lalu. Tapi, kelakuannya masih aja seperti itu. Heran, gue.

"Ya syukurlah kalo kalian baik-baik aja. Jaga kesehatan terus ya Mah, Pah, nanti kalo ada hari kosong aku sempatkan pulang."

"Apa? Ke Lombok? Kalian berdua doang?"

"Ih kok nyebelin sih. Kenapa aku gak diajak?"

Gue langsung tersedak mendengar jawaban Mama. Ragu-ragu gue menatap Sehun yang sudah terlihat bosan di samping gue.

"Mah ih apaan sih."

Gue curiga deh kalau Papa yang nyuruh Sehun untuk merenovasi Casa gue. Lagian, Papa sendiri kan arsitek. Kenapa nggak Papa yang bantu renovasi Casa gue coba?

Cool Couple [OSH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang