Gue tengah sibuk merapikan rambut dan HP gue berbunyi. Heran, siapa juga yang nelepon pagi-pagi?
Setelah rambut gue oke-padahal cuma gue ikat kuda doang-gue berjalan menghampiri nakas dan menghambil HP. Tanpa melihat si penelepon, gue langsung mengangkatnya.
"Iya?"
"Good morning." Sapa seseorang di luar sana.
Eh, tunggu. Gue sepertinya kenal sama suara ini. Sebelum menjawab sapaan dia, gue menjauhkan layar HP dan melihat nama si penelepon.
Si anjir, dia ngapain telepon gue?
"Ha-"
"Cepat keluar. Saya udah bikinin sarapan."
Sehun memutuskan panggilan, membuat gue bingung. Kali ini, apa lagi yang bakal dia lakukan untuk membuat mood gue baikan?
Let's see.
Gue membuka pintu kamar dan menemukan Sehun udah berdiri ganteng dengan style casual. Tumben dia udah mandi jam segini.
"Ngapain lo telepon gue sih?" tanya gue dengan tatapan kesal. Lalu gue berjalan melewati dia menuju tangga.
"Just want to hear your voice. Sepagi ini." Dia menyejajarkan langkahnya di samping gue.
"Tapi kan nanti juga gue keluar." Kami masih berjalan beriringan menuruni satu per satu anak tangga.
"Because you love it." Jawabnya simpel.
Setelah sampai di bawah, kami masih berjalan beriringan menuju ruang makan. Dan sebelumnya gue menaruh tas di sofa ruang keluarga.
"Cheesy." Gue mendengus.
"Tapi kamu suka, kan?"
Gue nggak merespon Sehun dan langsung duduk di kursi untuk sarapan. Yeah, nasi goreng seafood is my favorite. Dan aroma seafood-nya... benar-benar menggoda gue.
"Makan gih." Kata Sehun yang udah duduk di hadapan gue.
"Lo nggak makan?"
"Iya, mau. Saya udah bikin dua porsi nih." Dia menunjuk piring miliknya yang udah ada di hadapan.
Kami sibuk menyuapi makanan sesendok demi sesendok tanpa berbicara. Awkward, memang. Tapi, gue memang pengin Sehun sadar akan kesalahan dia kemarin.
"Udah, selesai?" tanyanya ketika kami udah menghabiskan porsi makan masing-masing.
Gue mengangguk.
Sehun langsung mengambil piring kotor milik gue, menyatukannya dengan piring kotor miliknya dan membawa itu ke wastafel.
"Yuk, takut keburu telat."
***
Setibanya di dekat gerbang sekolah, Sehun nggak berniat menghentikan laju mobilnya dan malah memasuki gerbang. Dia masih nggak membuka pembicaraan sampai kita tiba di parkiran.
"Diem bentar." Ujarnya seraya membuka seatbelt dan pintu mobilnya pengemudi. Dia setengah berlari mengitari mobil untuk membuka pintu mobil gue.
"Yuk." Tangannya terjulur di udara, berniat menawarkan gue genggaman.
Tapi, ceritanya gue memang masih marah sama dia. Jadi gue abaikan uluran tangannya sambil turun dari mobil.
Beberapa pasang mata yang ada di parkiran langsung berfokus pada kami berdua. Ya gimana enggak, style Sehun ini emang berlebihan banget untuk level nganter adeknya ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Couple [OSH]
Fiksi PenggemarSama-sama cuek, sama-sama jutek, sama-sama batu dan keras kepala. Tapi tinggal di apartemen yang sama. Nah loh? "Biarin aja dia tinggal di apartemen. Biasanya kalo sesama orang cuek ketemu itu punya cara sendiri buat komunikasi." -Mama "Dia...