Kai masih menatap gue tanpa banyak bicara. Sepoi angin yang berembus cukup membuat perasaan gue sedikit tenang. Setelah tangis gue reda, Kai membantu merapikan rambut gue yang agak berantakan. Tangannya kembali mengusap pipi gue yang masih terlihat sisa air mata.
"Udah baikan?" tanyanya tenang.
Gue mengangguk sambil mengembuskan napas lega. "Balik sekarang aja yuk."
"Hmm."
Gue lebih dulu menoleh ke kanan dan menemukan Sehun lagi berdiri mematung di sana. Sorot matanya sayu memandang ke arah kami.
Kai yang baru saja menggenggam gue, tiba-tiba langsung melepaskannya. Dia bangkit lebih dulu, menatap gue sambil berkata, "Kayaknya lu harus bicara sama dia. Gua tunggu di dalem ya." dia meninggalkan gue gitu aja dan saat melewati Sehun, dia sempat menepuk-nepuk bahunya sepintas.
Hening.
Sehun berjalan ke arah gue dan duduk di tempat Kai tadi. Dia menatap gue dalam tanpa berkata apa-apa. Gue sendiri nggak bisa memulai pembicaraan karena perasaan gue masih berkecamuk.
"Maaf." Akhirnya dia memulai pembicaraan.
"Maaf untuk apa?"
Alih-alih menjawab, Sehun malah menghela napas panjang. Ia lalu berputar posisi sehingga nggak lagi menatap gue. Melainkan menatap ke arah lain, lurus ke depan.
"Hun, gue nggak tau harus gimana lagi menghadapi status hubungan kita." Akhirnya gue berkata.
Sehun masih diam, tidak ada tanda-tanda mulutnya akan berbicara.
Jadi gue kembali melanjutkan. "Dari awal, gue nggak pernah nyangka akan punya hubungan nggak jelas kayak gini sama lo. Gue juga nggak pernah nyangka akan bisa jatuh cinta sama orang kayak lo. Gue..." gue berhenti sejenak untuk menahan suara gue yang mulai bergetar.
Hening sejenak.
"Gue nggak tau lagi harus gimana." Kalimat itu lolos tanpa terdengar bergetar.
Kini Sehun kembali menatap gue. Sorot matanya kembali sayu. Tersirat jelas dia menyembunyikan kesedihan di balik pupil cokelat terangnya.
"Saya di sini yang salah. Saya yang nggak bisa ngasih kejelasan apa pun sama kamu. Saya nggak seharusnya membiarkan kamu jatuh cinta sama saya. Saya nggak seharusnya egois memaksa kamu bertahan sama saya tanpa bisa ngasih kejelasan, padahal kamu bisa dapet kejelasan kalau sama cowok lain."
"Hun!"
"Tapi itulah saya. Saya egois, saya nggak mau apa yang udah saya punya jatuh ke tangan orang lain. Saya nggak bisa membiarkan milik saya diambil orang lain. Saya akan bikin kamu bahagia dengan cara yang sama punya. Dengan cara saya sendiri, Nan."
"Dengan cara apa?"
"Apa selama ini saya kurang buat bahagiain kamu? Selama ini kamu nggak bahagia sama saya?"
Bohong kalau gue jawab nggak. Semua perlakuan Sehun selama ini jelas-jelas bikin gue bahagia. Dia selalu punya cara-cara tak terduga untuk membahagiakan gue. Dan caranya selalu manis.
"Jadi, selama ini, merahnya pipi kamu, senyumnya kamu, ketawanya kamu saat lagi bareng saya itu bukan karena bahagia?"
Gue diam. Lah, kenapa jadi dia yang marah?
"Bukan gitu-"
"Terus apa?" Sehun menyela dengan meninggikan sedikit nada bicaranya.
Gue langsung menunduk sedikit gemetaran. Ini pertama kalinya Sehun membentak gue. Bahkan, Kai dan Baekhyun pun nggak pernah membentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Couple [OSH]
Fiksi PenggemarSama-sama cuek, sama-sama jutek, sama-sama batu dan keras kepala. Tapi tinggal di apartemen yang sama. Nah loh? "Biarin aja dia tinggal di apartemen. Biasanya kalo sesama orang cuek ketemu itu punya cara sendiri buat komunikasi." -Mama "Dia...