Please, jangan kek gini Gav.
🍬🍬🍬G
avin mendengus kesal. Hingga sampai jam istirahat pun tiba gadis itu---Aluna tak kunjung tiba tuk pingsan.
Bukannya Gavin menginginkan Aluna tuk kecapek'an atau terlalu letih hingga gadis itu tak sadarkan diri.
Akan tetapi, Gavin kan saat ini ingin bisa bersikap romantis dihadapan Aluna. Maka dari itu, Gavin berharap bisa menjadi penolong Aluna ketika dia dalam kesusahan.
Alasan lain adalah karena ia tak tau cara romantis ke Aluna selain ngebopong Aluna kalau - kalau gadis itu jatuh pingsan.
Karena pada dasarnya Gavin tak tau bagaimana cara agar dirinya terlihat romantis dan berkesan di hadapan Aluna. Mengingat selama ini dirinya tak pernah bersikap romantis ke siapapun---meski mantannya yang jumlahnya ngalahin suporter bola sekalipun.
Karena kalo kata Gavin waktu itu. 'Emang masih jaman ya suka sama cowok yang romantis? Bukankan humoris saja sudah lebih dari cukup?'
Akan tetapi, ketika dirinya telah menjatuhkan hati dan fikirannya kepada Aluna semenjak hari kemarin tepatnya di kantin sekolah---Gavin bertekad tuk bisa menjadi cowok yang romantis ala - ala pangeran di negeri dongeng.
Tak hanya itu, pendapat Gavin pun berubah seketika ketika jantungnya berdebar kencang saat Ia mulai menancapkan hati pada gadis berkulit sawo matang itu--Aluna.
'Humoris saja tidak cukup. Cewek kayak Aluna tuh pantesnya di romantisin. Kalau perlu gabungan antara humoris dan romantis.' begitula pemikian Gavin saat ini.
" Nana! " teriak Gavin ketika Nana dengan tampilan acak - acakan karena tubuhnya sudah letih--lelah--dan lesu--serta keringat dimana - mana karena hampir 3 jam Ia berdiri di tengah lapangan dan terkena sinar matahari.
Aluna yang merasa namanya dipanggil pun melirik Gavin sekilas dengan wajah capeknya yang seolah - olah berkata 'Saya lelah. Tolong jangan gangguin saya.'
Gavin pun akhirnya cuma berdiam diri di tempatnya layaknya patung seraya menatap punggung Aluna yang mulai menjauh.
Senyum Gavin pun pudar--lelaki itu bingung bagaimana cara agar bisa melihat Aluna tau bahwa dia benar - benar tulus.
Ya meskipun predikat sebagai Cassanova SMA Taruna mungkin adalah salah satu hal yang membuat Aluna ribuan kali berpikir ulang dengan ketulusan Gavin.
'Tolong jangan lihat predikat yang menempel pada saya. Karena predikat itu udah saya buang jauh - jauh ke tengah samudera ketika saya mencintaimu Na' batin Gavin gundah gulana.
Akan tetapi sesaat kemudian, Entah bohlam bewarna kuning darimana yang tiba - tiba muncul di sebelah kanan Gavin---karena tiba - tiba lelaki itu berteriak keras hingga membuat beberapa murid SMA Taruna menatap Gavin aneh karena berteriak seraya tertawa sendiri di lapangan." Nana! Gavinmu ini akan datang ke kelasmu! " teriak Gavin seraya cengir kuda dan berjalan kearah kantin.
Sedangkan dilain tempat---Aluna yang baru saja memasuki kelasnya pun segera melangkahkan kaki menuju mejanya.
'Mereka pasti ngira kalo aku nggak masuk sekolah mangkanya aku ditinggalin.' batin Aluna seraya menatap kedua bangku sahabatnya yang kosong---dikarenakan sosok yang menghuni bangku tersebut sedang berada di kantin yang di pelopori oleh Firda---makhluk yang selalu ngajak ngacir ke kantin duluan sebelum cacing - cacing perutnya terus berdemo.
Sebenarnya perut Aluna sudah sangat sakit saat ini karena penyakit magh nya kambuh. Akan tetapi Aluna sudah terlampau lelah--letih--dan lesu hingga berjalan pun rasanya akan meremukkan tubuhnya.
Ohh rasanya Aluna ingin menangis saja. Hingga sebuah teriakan yang nyaring membuat Aluna menatap kearah pintu beserta teman - teman sekelas Aluna yang lain.
" Hallo eperibadeh! Dan terutama hallo My Queen! " teriak Gavin nyaring.
Beberapa siswi secara terang - terangan menatap Aluna cemburu ketika Gavin melangkahkan kaki mendekati meja Aluna lalu mengambil tempat duduk dihadapan Aluna. Dan akhirnya kini posisi Aluna dan Gavin saling berhadapan.
" Nana, saya bawain ini buat kamu, " ucap Gavin membuka pembicaraan seraya menyerahkan kantung keresek hitam ke arah Aluna.
" Saya nggak tau kamu sukanya apa. Ya sudah saya pilih satu - satu aja. Heheh. " imbuh Gavin tersenyum lebar seraya mengeluarkan satu persatu isi dari kantung keresek hitam itu.
Aluna menganga seketika ketika mendapati kini mejanya di penuhi dengan aneka macam makanan dan tak lupa minuman.
Mulai dari nasi goreng yang di bungkus dengan kertas minyak, teh botol tiga, donat berbagai macam toping rasa, ice cream yang jumlahnya lima dengan berbagai macam rasa juga, de el el. Akan tetapi, yang membuat Aluna mengernyit heran adalah ada obat sakit magh di atas bangkunya saat ini.
" Saya beli itu buat jaga - jaga. Kali aja Nana lagi butuh. Takutnya karena Nana telat tadi di rumah nggak sempet makan. " ucap Gavin menjelaskan sebelum Aluna bertanya.
Aluna yang mendengar hal itu pun menatap Gavin dalam.
🍬 🍬
🍬🍬🍬🍬🍬
🍬🍬🍬
🍬" Please, Gav. Jangan kayak gini. Saya nggak mau baper ke kamu" batin Aluna meremas ujung roknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Rasa Baper (Complete)
Humor[ BOOK 1 ] #2 DALAM HUMOR ( 22/02/18 ) ℹPRIVATE ACAK. FOLLOW DULU AGAR BISA BACA FULL EPISODE ⚠ Cerita ini 99,9% Garing krik krik dan tidak bisa membuat kalian ketawa. ⏳Masih belum tamat/ masih terus update? ? Setiap chapter terdiri dari 1-750 words...