Jangan lupa vote dan comment nya ya gaess.
Diam-diam suka, diam-diam hati keretek-keretek
🌹🌹🌹Aluna menelan saliva nya kala dua orang cogan paket komplit ini duduk bersebelahan dan menatap dirinya. Oh, ayo lah, apa Aluna harus mengungkapkan secara terang-terangan kepada mereka berdua jangan menatap wajah Aluna detik ini juga. Lebih baik menatap rumput bergoyang yang ada di teras saat ini juga.
Yah bagaimana. Aluna udah nggak pede belum mandi dan penampilan kucel gini ditambah mungkin ada belek yang masih nempel di mata Aluna, malah dilihatin segitu nya. Malu tahu Aluna tuh.
" Jangan-jangan mereka berdua illfeel ngelihat aku begini. Dan berpikiran 'Kenapa ada cewek yang belum mandi jam segini' " batin Aluna sambil entah merutuki nasib nya yang keberapa kali terhitung sejak kedatangan Kak Abi dan Kak Ali di rumahnya.
" Jadi, saya kesini mau ngobrol soal Gavin ke kamu," ucap Kak Abi sambil berdehem sesaat, mengembalikan Aluna ke dalam dunia yang menyakitkan ini.
" Gavin?" Ulang Aluna sambil melirik sekilas ke arah Kak Ali tanpa sadar.
" Iya, sebelum saya bilang ke topik utamanya. Saya ingin memastikan dulu kalau kamu sudah putus sama Gavin," jawab Kak Abi santai seolah tanpa dosa dan beban sama sekali saat mengatakannya.
Tanpa sadar membuat Aluna merasa tak nyaman. Iya, tak nyaman. Takut-takut kalau Ibu nya dengar akan hal ini dan juga Kak Ali.
Bukannya apa-apa. Aluna tuh belum boleh pacaran, kalau detik ini juga Aluna sampai ketahuan. Mampus sudah riwayat hidup Aluna yang seorang anak baik-baik yang belum pernah pacaran seumur hidupnya di hadapan ibu nya dan juga tetangga.
Kalau Kak Ali sih, yah tidak mungkin juga akan bilang ke siapa-siapa soal hal ini. Karena Aluna yakin sembilan puluh sembilan persen, Kak Ali bukan tipe laki-laki yang mulut nya boros atau emberan. Jadi, untuk kekhawatiran ada gosip tetangga tentang dirinya mungkin aman.
Tapi kalau ibu nya yang mendengar hal ini? Bisa-bisa Aluna kicep seketika karena ketahuan pernah menjalin hubungan 'backstreet' dengan orang yang tak direstui ibunya sama sekali semenjak kejadian di sekolah waktu itu.
Sama hal nya dengan Aluna, diam-diam terdapat seseorang yang seketika memandang ke arah Kak Abi. Memandang penuh tanya dalam diam. Dan juga, dengan diam-diam pula, ada gelenjar rasa sakit yang menyelimuti hatinya.
" Jadi, Aluna sudah pernah pacaran?" Batin Kak Ali sambil memandang Aluna sekilas yang tampak gugup.
" Kukira, aku nantinya akan jadi yang pertama di kehidupannya nanti. Setelah aku lulus kuliah sebentar lagi dan mencari kerja. Padahal aku ingin datang ke rumah Aluna bersama Ayah dan Bunda." Batin Kak Ali sambil menundukkan pandangannya sekejap, menatap lantai rumah Aluna.
" Hei, kenapa ekspresi kamu jadi gugup begitu? Apa kamu belum putus dengan adik saya?" Tanya Kak Abi sambil menaikkan alis sebelah matanya.
" Euhm..." Aluna melirik ke arah belakang nya diam-diam, takut-takut Ibu nya muncul secara mendadak dan membuat jantung nya yang sudah disko ini tambah menjadi tak karuan.
Tarikan nafas lega saat Ibu nya tak ada di belakang nya dan sepertinya masih ada di ruang keluarga yang nampak begitu menarik. Dengan segala keberanian, Aluna memandang Kak Abi kembali, hendak menjawab pertanyaan lelaki tersebut setelah kurang dari semenit otak nya bekerja keras menyusun serangkaian kata untuk menjawab dengan hati-hati dan tak menimbulkan permasalahan.
" Euhm...Aku dan Gavin berteman baik kak," jawab Aluna tanpa mengatakan putus atau tidak nya.
Beruntung, Kak Abi yang sifat nya ngeselin sejagat raya kalau kata Gavin saat ini tak mempermasalah kan jawaban Aluna yang sekedar tersirat itu. Bukan apa-apa, hanya saja hari ini Kak Abi sungguh sangat sibuk, hendak mengerjakan dua makalah beserta tiga file presentasi bersama Kak Ali. Jadi Ia tak bisa berlama-lama di kediaman rumah Aluna.
" Oh gitu. Bagus lah kalau begitu," jawab Kak Abi membuat baik Aluna menghembuskan nafas lega, namun, hal itu hanya berselang sesaat saja.
Karena apa yang di ucapkan oleh Kak Abi detik selanjutnya membuat matanya membulat, dan rasanya ingin berkomentar pedas kenapa sifat Kak Abi yang terlihat kalem dan gentle begitu menyebalkan sama seperti Gavin.
" To the point aja. Saya kesini disuruh sama Ayah saya. Disuruh bilang ke kamu kalau jangan pacaran dulu sama Gavin hingga lima tahun ke depan. Cukup teman aja atau nggak sahabat. Biar Gavin bisa fokus belajar me manage perusahaan keluarga yang akan Ia pegang nantinya." Ucap Kak Abi masih dengan nada santai kayak di pantai seolah tanpa dosa. Padahal hati Aluna sedang kletak-kletuk sambil membatin, " Ada apa ini? Apa keluarga Gavin menganggap aku akan mengganggu Gavin ke depannya."
" Maaf misalnya aku mengganggu Gavin. Aku akan menjauh dari nya kalau begitu," jawab Aluna dengan mencengkran ujung bajunya.
Marah? Pasti. Aluna tak menyangka cerita klise yang sering Ia lihat di sinetron ternyata menimpa dirinya. Cerita dimana keluarga dari si lawan pasangan tak setuju dengan si gadis karena si gadis berasal dari keluarga sederhana. Berpikir bahwa si gadis mengganggu si laki-laki. Berpikir bahwa si gadis tak menyukai si laki-laki sama sekali dan hanya menginginkan hartanya.
Saat Aluna melihat sinetron itu, rasanya ingin sekali Aluna masuk ke dalam benda kotak yang dinamakan televisi. Berteriak dengan kencang dan membela si gadis dengan mengatakan, " Ish, gak tau orang bahagia apa. Kenapa sih suka bener misahin hubungan orang. Dia gadis yang baik loh, astaga."
Namun, sekarang? Saat reality menghujam dirinya sendiri. Aluna hanya bisa terpaku dan pasrah sambil membatin, " Apa aku kena karma karena sering ngomong gak baik sama si mertua si gadis yang ada di sinetron ya. Padahal kan aku cuma baper, terbawa suasana sama adegannya." Batinnya yang sudah tak bisa berpikir dengan benar.
Melihat ekspresi Aluna yang melodrama seketika, Kak Abi pun menautkan alis nya. " Kenapa ekspresi kamu begitu? Kok gak seneng."
" Seneng gundulmu. Di warah ngunu iku teko ndi ne seng musti di senengi." Batin Aluna mencoba menahan emosi dan mood nya agar terkontrol.
" Kamu nggak denger saya barusan bilang apa?" Ucap Kak Abi mengulangi.
" Menjauhi Gavin kan? Iya, aku---" ucap Aluna di sela kak Abi.
" Bukan. Yang barusan," ingat Kak Abi sambil melihat Aluna menggelengkan kepalanya.
" Tsk. Oke saya ulangi, tapi jangan sampai nggak denger lagi dek. Kamu masih muda kok pendengarannya terganggu sih," decak Kak Abi tak habis pikir.
" Kamu, juga jangan pacaran sama siapa-siapa selama lima tahun itu, Ini permintaan Ayah saya. Karena kamu sudah di terima di keluarga kami. Dan mungkin sekitar lima atau enam tahun dari sekarang, kami akan datang kesini membawa lamaran untuk Gavin... Yah kalau Gavinnya bisa jaga komitmen untuk tetep suka sama kamu dan nggak ngelirik cewek lain sih," jelas Kak Abi dengan nada kecil di akhirnya kala masih tak percaya Gavin bisa tobat mempermainkan hati wanita karena seorang Aluna.
Mendengar hal itu, Aluna seketika syok. Dengan pandangan tak percaya berkata, " Apa!" Ucapnya tak menyangka.
" Gavin ya..." batin Kak Ali sambil melirik Kak Abi dan Aluna dari ekor matanya sejak tadi sambil menghela nafas berat.
🌹🌹🌹
15 September 2018
Sudah kah anda meninggalkan jejak di cerita ini dan tidak menjadi silent readers?
Follow ig ku ya allifaaa99
See You Next Chapter
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Rasa Baper (Complete)
Humor[ BOOK 1 ] #2 DALAM HUMOR ( 22/02/18 ) ℹPRIVATE ACAK. FOLLOW DULU AGAR BISA BACA FULL EPISODE ⚠ Cerita ini 99,9% Garing krik krik dan tidak bisa membuat kalian ketawa. ⏳Masih belum tamat/ masih terus update? ? Setiap chapter terdiri dari 1-750 words...