178💋

11.7K 551 112
                                    

Nb: Sambil baca, boleh dengan dengerin lagu yang ada di mulmed :)

Hei, saat takdir telah berbicara, maka
❤❤❤

Saat ini Aluna dan Gavin berada di dalam mobil, setelah tadi Gavin menanyakan jawaban Aluna, namun Aluna tampak bingung dan sedikit ragu-ragu, Kak Abi menyarankan agar mereka berdua membicarakan sendiri terlebih dahulu. Karena mungkin ada hal yang masih mengganjal di hati Aluna namun ia merasa sedikit gugup dan tak nyaman apabila diungkapkan dihadapan semua orang.

Alhasil, Sean menyarankan agar Gavin membawa Aluna jalan-jalan keluar dahulu. Dan Ia, Diana, dan Kak Abi akan menunggu di rumah Aluna sekaligus untuk berbincang-bincang dan meringankan suasana.

Tentu saja, hal itu juga disetujui keluarga Aluna. Karena, ini bukan hal yang masalah yang dianggap biasa. Ini adalah tentang pernikahan putrinya dan calon suaminya masa depan. Jadi, keputusan ini harus diambil Aluna dengan hati-hati tanpa adanya dari orang lain.

" Bentar," ucap Gavin yang menahan lengan Aluna saat gadis tersebut hendak keluar dari mobil.

" A-ada apa?" tanya Aluna masih gugup, bingung harus bagaimana saat ini.

Sejak tadi, ia dan Gavin sama sekali tidak saling bicara di mobil. Mereka berdua sama-sama gugup satu sama lain. 

Kalau kata kalian, wajar kalau Aluna gugup, tapi kalau Gavin, bisakah ia merasa gugup setelah dengan tidak tahu malu dan muka tebalnya mengajukan pilihan yang tak ada jalan keluar sama sekali di rumah Aluna hingga gadis tersebut bingung harus menjawab apa dan para orang tua menatap Gavin yang masih bisa ngelawak dengan mengatakan hal seperti itu.

" Tutup mata kamu," ucap Gavin menatap Aluna lembut.

" K-kenapa harus tutup mata?" tanya Aluna kaget.

Aluna langsung merapatkan dirinya pada pintu mobil, takut bila Gavin melakukan hal yang aneh-aneh saat ia menutup mata.

Oh, ayolah. Bukan Aluna yang terlalu pede atau ia terlalu berprasangka buruk kepada Gavin.

Tapi, diseluruh muka bumi, orang yang pantas di curigai akan melakukan yang aneh-aneh adalah Gavin. Karena pikiran laki-laki itu sama sekali tak dapat ia tebak. Dan mood nya terkadang cepat berubah hanya dengan satu kata mematikan dan satu kalimat penenang.

Kalau kalian tanya Aluna tahu itu darimana, tentu saja dari reaksi Gavin yang awalnya biasa, lalu niat membunuh, sampai anak anjing kecil dengan mata besar saat mengajukan pertanyaan mengenai apakah ia bersedia menikah dengan Aluna atau tidak. Aluna dapat menyimpulkan itu semua.

" Hei, hei, kenapa sampai mundur gitu Takut sama aku? Kenapa?" tanya Gavin melihat reaksi yang Aluna berikan.

" Apa kamu takut kalau aku bakalan...mencium kamu?" tanya Gavin sembari tersenyum menggoda dan mendekatkan wajahnya pada Aluna hingga napasnya menyapu wajah gadis tersebut.

Aluna membulatkan mata, semakin merapatkan tubuhnya pada pintu mobil.

" Hehe, ekspresi kamu lucu banget sih," Gavin memundurkan dirinya lagi, membuat jarak dengan Aluna.

" Kamu terlalu berfantasi tahu nggak...Oh, kalau kamu mau aku nyium kamu, gapapa bilang aja. Aku akan lakuin," imbuhnya hendak mendekat ke arah Aluna lagi, namun dengan cepat ditahan oleh gadis tersebut.

" E-enggak. Nggak apa-apa. Aku nggak mikir aneh-aneh kok," tawa Aluna canggung, namun terlihat semakin manis dimata Gavin.

" Oh oke kalau begitu," balas Gavin pura-pura setuju meski ia tahu apa yang dipikirkan Aluna sebenarnya.

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang