Jangan lupa tinggalkan jejak ya sebagai apresiasi terhadap penulis :)
Hari malas-malasan sedunia tuh
🌊🌊🌊Aluna menekan tombol remot berulang kali, mengganti channel televisi tanpa henti, rasanya bosan. Ingin pergi tapi nggak ada yang ngajak keluar. Kalo pun ada yang ngajak keluar pun belum tentu di bolehin sama Ibu, takut Aluna kenapa-napa di jalan katanya.
Padahal, Aluna mah udah gedhe. Mau lulus SMA juga. Udah bisa jaga diri, begitu gerutu Aluna kala memikirkan kata-kata Ibunya yang terus mengomeli Aluna ini itu kala Aluna berniat keluar.
Aluna bisa keluar dengan teman-temannya satu bulan sekali aja udah syukur alhamdulillah kalau mengingat itu semua.
" Kenapa nafas nya kek berat gitu?" Tanya Fadila sambil duduk di sofa, tepat di samping Aluna yang masih menggonta-ganti channel tv.
" Bosen di rumah," jawab Aluna pada akhirnya sambil memeluk bantal sofa.
" Ya keluar aja sama temen-temen kamu," ucap Fadila sambil mengambil remot tv yang Aluna taruh di meja, menggantinya ke siaran berita.
" Boleh?" Tanya Aluna dengan wajah berbinar menatap ibunya yang tampak fokus pada layar kaca televisi.
" Iya, tapi jangan jauh-jauh. Deket-deket sini aja." Jawab Fadila yang membuat binar di raut wajah Aluna meredup seketika.
Bagaimana tidak? Aluna tuh pengennya pergi yang agak jauhan, bukan di deket-deket rumah. Kalo di deket rumah mah naik sepeda ontel mah udah nyampe. Udah bosen juga sama taman yang ada di kawasan komplek depan. Bosennya Aluna tuh udah sampe ke tulang-tulang. Di sebutin namanya aja Aluna pasti akan jawab, " Nggak deh, makasih. Aluna di rumah aja," begitu.
Aluna tuh peka kalo ibunya bilang deket-deket sini aja itu artinya ya taman komplek depan. Nggak lebih dan nggak kurang. Bayanginnya aja Aluna langsung menyenderkan tubuhnya ke sofa belakang karena udah malas pergi.
" Kalo jadi pergi buruan mandi Aluna, udah jam sembilan pagi masak belum mandi. Kalo ada orang yang mau ngelamar kamu mah keburu pergi tuh orang kalo lihat kamu kucel kayak gini," tutur Fadila.
Mendengar hal tersebut, Aluna seketika mengerecutkan bibirnya. Tuh kan selalu aja bahas jodoh dan lamaran. Batin gadis itu.
" Aluna kan baru juga mau lulus SMA," ucap Aluna menggeleng tak percaya.
" Ya nggak apa-apa. Merawat diri sendiri kan musti dimulai dari sekarang," jawab Fadila sambil menoleh sekilas ke arah Aluna.
" Musti belajar masak. Bersih-bersih. Rapi. Rajin. Inisiatif nya harus ditingkatkan. Biar nantinya nggak dimarahin sama mertua," imbuh Fadila.
" Astaga bu, calonnya kan juga belum ada. Kenapa udah bahas mertua," rengut Aluna.
Tok tok tok
Fadila baru saja hendak menasehati putri nya lagi, namun, suara ketukan pintu membuatnya terhenti sesaat dan menatap Aluna, " Bukain gih, ada tamu kayaknya," ucap Fadila.
" Tapi kan Aluna belum mandi. Kan malu, Aluna masih jelek, kucel gini." Balas Aluna sambil menatap bajunya sesaat.
" Tuh mangkannya kalo hari libur gini itu buruan mandi Aluna, biasanya kalo hari libur gini ada tamu ke rumah," tutur Fadila hendak bangkit berdiri, membukakan pintu.
" Iya-iya deh. Aluna aja yang bukain pintunya," Aluna menaruh bantal sofa nya di samping, berdiri cepat lalu menuju ke arah pintu.
Fadila menggeleng pelan sambil duduk kembali, " Dasar anak itu, kalo tingkahnya kayak gitu mana ada yang suka. Masih kayak anak kecil. Belum ada dewasa-dewasa nya," batinnya sambil kembali memerhatikan tayangan berita pada televisi.
" Assalamualaikum," ucap seseorang sambil mengetuk di balik pintu.
" Waalaikum salam," jawab Aluna sambil melangkah kan kaki mendekati pintu.
" Iya bentar, lagi jalan ini," dengus Aluna memelan pada bagian akhir karena masih saja terdengar bunyi ketukan pintu.
Tepat setelah Ia berucap seperti itu, suara ketukan pintu tak terdengar lagi. " Apa kedengaran dari luar ya ucapan ku tadi," batin Aluna tersenyum miris.
Takut orang yang ada di balik pintu ini kesindir dan lain sebagainya. Yah, bagaimana pun juga Aluna tadi tuh keceplosan. Harusnya Ia batin namun tak sengaja malah terucap di bibir.
Tau sendiri kan gimana saat kita aslinya nggak niat bilang dan inginnya sih membatin saja, eh akan tetapi si bibir tiba-tiba mengkhianati batin kita dengan mengucapkannya tanpa dosa. Rasanya tuh kayak, " Kenapa aku mesti ngomong gitu sih,"
Ah, tapi, mungkin ini adalah salah satu contoh yang dinamakan, " Penyesalan itu datengnya belakangan, kalo di depan namanua pendaftaran."
" Maaf lam---ma," ucap Aluna sempat terjeda sesaat kala menatap dua orang lelaki di hadapannya saat ini.
" Aku belum ngaca lagi, duh. Pasti jelek banget dah aku ini sekarang. Mangkanya pada senyum gitu. Mana abis bangun tidur jam delapan tadi, gawat nih kalo ada bekas iler atau belek," batin Aluna sambil membalas senyuman dua orang laki dihadapannya saat ini
21 Juli 2018
See You Next Chapter
Sudahkah anda meninggalkan jejak?
Follow ig ku allifaaa99
Baca karya ku yang lain juga ya
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Rasa Baper (Complete)
Humor[ BOOK 1 ] #2 DALAM HUMOR ( 22/02/18 ) ℹPRIVATE ACAK. FOLLOW DULU AGAR BISA BACA FULL EPISODE ⚠ Cerita ini 99,9% Garing krik krik dan tidak bisa membuat kalian ketawa. ⏳Masih belum tamat/ masih terus update? ? Setiap chapter terdiri dari 1-750 words...