128.

6K 426 73
                                    

Putus?
💔💔💔

" Oh jadi gitu... Kirain kenapa," ucap Aluna sembari tersenyum tipis saat Gavin bercerita kenapa Ia sampai tertawa sendiri di parkiran tadi.

" Emang nya kirain kamu kenapa Na?" Tanya Gavin menatap Aluna lekat.

" Gapapa kok. Bukan apa-apa," ucap Aluna meringis sambil menatap kantin sekolah yang sepi dan cuma terdapat beberapa murid yang masih ingin jajan di sana.

Ya, setelah Aluna tadi menghampiri Gavin, lelaki itu mengajak Aluna ke kantin. Aluna sih mau-mau aja, karena hari ini cuaca begitu terik. Mau ngobrol di taman pun bukannya fokus berbincang nantinya malah lebih fokus ngebatin karena summer.

" Maksud kamu saya agak miring gitu ya kan sebenernya," ucap Gavin membuat Aluna langsung menoleh ke arah Gavin.

" A..apaan sih. Yah nggak lah, cuma aneh aja, kok ketawa sendiri," ucap Aluna dengan tatapan lucu.

Gavin ikut tersenyum menatap ekspresi yang jarang Ia temui di wajah pacar nya tersebut. Namun, senyum lelaki itu tak bertahan lama saat Aluna menanyakan ada alasan apa Gavin ingin menemuinya.

" Kamu mau bicarain apa Vin jadinya?" Tanya Aluna sembari menopang kepala nya dengan tangan kanan dan menatap Gavin yang ada di hadapannya.

" Kok diem?" Tanya Aluna lagi saat Gavin tak memberikan respon sama sekali layaknya patung.

" Vin?" Ucap gadis itu sembari menyentuh bahu Gavin pelan, membuat lelaki tersebut bangun dari segala pikirannya yang sesaat tadi sempat berkecambuk.

" I--iya apa?" Tanya Gavin meminta Aluna mengulangi ucapannya.

Aluna terdiam sesaat. Menatap Gavin dengan tatapan menyelidik. Membuat Gavin menelan saliva kasar sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal, " Na?" Ucap Gavin.

" Kamu kenapa? Kok kayaknya banyak pikiran gitu?" Ucap Aluna tepat sasaran.

" Ehm...anu...ujian. Iya, gara-gara ujian nasional minggu depan," jawab Gavin seolah membenarkan ucapannya sendiri.

" Wajah kamu nggak meyakinkan," ucap Aluna memandang Gavin datar, " Seriusan kenapa?"

" Nggak meyakinkan gimana?" Ucap Gavin sembari menatap Aluna tajam, seolah serius akan perkataannya tadi." Udah meyakinkan belom?"

" Malah semakin mencurigakan yang ada vin," ucap Aluna dengan tawa gelinya.

Gavin mendengus seketika. Direbahkannya kepalanya ke atas meja. Ia---Gavin, semakin ingin nangis rasanya kalo nggak inget Kak Abi tadi pagi, " Inget, cowok gak boleh nangis. Apalagi cowoknya kayak kamu. Nggak ada pantes-pantesnya. Malu sama mantan kamu yang udah kamu buat nangis bolak-balik dek,"

Ah, Gavin pusing saat ini. Gimana caranya dia mau mutusin Aluna kalo hari ini gadis nya itu sudah nampak sedikit terbuka kepada perasaannya dan tak seperti biasanya.

Tak hanya itu, apalagi Aluna hari ini di Aluna terlihat semakin manis dengan memakai bando yang sekitar dua minggu lalu Gavin belikan saat ada teman sekelas nya yang mendadak membuka online shop aksesoris perempuan.

" Argghh, rasanya pengen nangis," gumam Gavin tanpa sadar dengan wajahnya yang masih tetap menghadap ke meja.

Aluna yang dari tadi nampak diam melihat lekaki di depannya ini tiba-tiba menelungkupkan wajahnya bahkan hampie seperti benturan karena tadi telinganya menangkap bunyi "Jedug" dan sekarang bergumam seperti itu membuat Aluna semakin penasaran sebenarnya ada apa dengan Gavin?

Lelah bertanya-tanya dalam batin, akhirnya Aluna pun angkat suara, daripada kepo terus-terusan seperti apa yang dibicarakan Heni dengan Gavin di taman saat itu, " Vin, kamu kenapa? Ada masalah? Crita aja. Siapa tau aku bisa bantu,"

Mendengar ucapan Aluna yang seperti itu, membuat Gavin yang emosinya sudah tak terkontrol akhirnya benar-benar menumpahkan air matanya meski cuma sedikit.

" Pulang," ucap Gavin tanpa mengangkat wajahnya. Tak ingin Aluna melihat dirinya yang saat ini menangis dan berada di kondisi seperti saat ini.

" Ha?" Aluna tak mendengar ucapan Gavin yang terlampau cepat.

" Kamu pulang duluan sana," ucap Gavin benar-benar tak ingin Aluna sampai melihatnya terpuruk.

" Ngusir?" Canda Aluna.

" Nggak," jawab Gavin singkat.

" Trus?" Tanya Aluna karena tumben Gavin menyuruhnya pulang.

" Pulang Na. Dah siang," ucap Gavin berusaha mengatur nadanya senormal mungkin.

Aluna menatap Gavin yang masih menunduk dan tak mengangkat wajahnya penasaran sama sekali. Jiwa penasaran Aluna semakin tergoda untuk mencari tau apa yang terjadi dengan makhluk abu-abu yang biasanya bawel setengah mati terhadap dirinya.

" Jangan-jangan molor, tapi masa iya sih? Ah, gak mungkin ah." Batin Aluna menerka-nerka.

" Vin, tidur ya?" Tanya Aluna.

" Na. Bisa pulang nggak?" Ucap Gavin sedikit kelepasan rasa emosinya.

Aluna sedikit terperanjat, "Kalo aku belum mau pulang?" Pancing Aluna berharap Gavin mengangkat wajahnya karena saat ini terlihat bahu Gavin sedikit bergetar.

Gavin terdiam. Tak ingin menjawab. Dan hal tersebut semakin menambah rasa penasaran Aluna kenapa Gavin terdiam dan tak mau mengangkat wajahnya sejak tadi.

" Berarti kita putus," ancam Gavin dengan berat hati setelah sesaat terdiam akan pertanyaan Aluna.

" Oh, okey," ucap Aluna bermaksud bercanda.

" Segampang itu bilang iya? Tega." Gavin segera mengangkat wajahnya. Nampak wajahnya yang memerah dan matanya berkaca-kaca dengan tatapan sendu sekaligus kaget dan kecewa menatap Aluna.

" Eh?" Aluna sedikit tersentak melihat penampilan wajah Gavin yang berantakan.

See You Next Chapter

7 Juni 2018

Baca karya ku yang lain juga ya. Termasuk karya terbaruku bergenre Vampire, Pure blood.

#BAPER.COM

🐑🐑🐑
NB: Maaf ya, jarang update. Tugas kampus banyak. Yang satu belom selesai dah ketambahan tugas yg lainnya 😂.

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang