143

4.7K 391 84
                                    

Curhat ke Kak Abi tuh bikin gregetan
🐄🐄🐄

Kak Ali terdiam. Tampak tak fokus dengan layar laptop menyala di hadapannya. Pikirannya masih berkelana memikirkan kejadian yang ada di rumah Aluna tadi pagi. Kejadian yang membuatnya sejak tadi selalu typo saat mengetik dan alhasil Kak Abi yang sedang mendikte apa yang perlu diketik pun sampai berulang mendecakkan lidah karena suara nya hampir habis namun baru mendapat beberapa paragraf ketikan.

Mau bagaimana lagi, kalau Kak Ali yang mendikte dan Kak Abi yang ngetik pun juga nggak bisa. Soal nya tadi sudah di coba cara seperti itu, dan hasil nya Kak Abi terbengong menatap layar laptop menunggu Kak Ali bersuara sedangkan si tersangka malah melamun. Di tegur berulang kali membuat kak Ali bersuara, " Udah, kamu yang dikte aja. Biar aku yang ngetik. Aku gak paham mana aja yang harus dimasukkin ke dalam tugas,"

Kesel? Jelas. Baru kali ini Kak Abi berasa ngomong sama tembok. Terlebih lagi ini Kak Ali loh. Kak Ali. Orang yang ramah dan gak punya sifat cuek sama sekali. Bahkan kalo ada cewek di kampus yang nyapa dia, dia bales dengan senyum tipis sebagai balasan sapaan. Meski pada akhirnya dengan raut kebingungan Ia menatap Kak Abi di samping nya sambil bertanya, " Itu tadi siapa? Kok dia kenal aku,"

Tak kuat akan penasaran, Kak Abi pun segera menutup buku yang di pegang nya dengan keras, mendekat ke arah Kak Ali perlahan hingga lelaki tersebut membulatkan matanya kala melihat jarak dirinya dengan Kak Abi begitu dekat.

" Hei, kenapa deket banget sih Bi. Munduran dikit sana," ucap Kak Ali sambil memegang pundak Kak Abi, mendorong pelan lelaki tersebut.

" Kamu kenapa sih? Bengong mulu dari tadi perasaan." Ucap Kak Abi sambil menatap penuh selidik ke arah Kak Ali.

" Kesambet setan lewat nanti," sambung nya mengingatkan.

" Udah yuk, lanjutin kerjaannya." Balas Kak Ali menghindar dari pertanyaan Kak Abi.

Iya lah, mau bagaimana lagi. Masa iya Kak Ali bilang, " Lagi mikirin adikmu." Begitu. Nanti Kak Abi malah nanya-nanya atau berpikiran yang aneh lagi mengingat sifat dan karakater lelaki itu seperti apa.

Yah, kalau dipikir-dipikir lagi, Kak Ali sih gak masalah kalau nyeritain yang sebenernya kepada Kak Abi secara lengkap dan jelas apa yang sejak tadi mengganggu pikirannya. Hanya saja, Kak Ali tuh gimana ya, antara malas dan malu.

Malas melihat reaksi heboh yang mungkin akan tergurat di wajah Kak Abi. Dan malu apabila menceritakan tentang seorang wanita selain keluarganya, yang Kak Ali sukai diam-diam semenjak kejadian Ia melihat tingkah polos Aluna saat Ia jongkok sambil hendak menangis, meratapi nasib malang es krim yang baru saja gadis itu beli berakhir di aspal jalanan dan terinjak sepeda mungil anak kecil yang lewat.

Belum berapa lama memang kejadian tersebut, bahkan tidak sampai setahun. Namun, Kak Ali sudah yakin dengan apa yang dirasakan perasaannya. Ia, jatuh cinta pada sikap polos dan tingkah Aluna yang seperti anak kecil waktu itu.

" Heh, ditanya kok malah diem diem bae. Kenapa sih Al, ngobrol dong. Ngobrol. Kamu mikirin apa dari tadi sampe nggak fokus?" Ucap Kak Abi membangunkan Kak Ali dari pikirannya yang kemana-mana.

Kak Ali berdehem sebentar, memandang Kak Abi perlahan sambil jantung nya berdegup kencang. Rasa gugup menjalar di hati nya. Ehh, tapi, ini bukan lagi nyatain perasaan cinta nya ke Kak Abi loh ya. Fix, bukan sama sekali. Cuma gimana ya, bawaan reaksi tubuh nya emang begini, nervous kalo ngomong hal yang membuat nya malu.

" Kenapa sih? Wajah kamu gitu amat, lagi nahan panggilan alam? Buruan ke kamar mandi Al kalo gitu ish," celetuk Kak Abi saat baru saja Kak Ali hendak membuka mulutnya bercerita.

Dengan muka datar sedatar wajah mantan yang di sapa sok-sok nggak kenal, Kak Ali menghela nafas sabar meski di hati agak kesal dengan teman dekat nya satu ini.

" Nggak, kamu diem dulu. Mau aku jawab nih pertanyaan kamu yang tadi?" Ucap Kak Ali membuat alis Kak Abi seketika bertaut.

" Pertanyaan yang mana? Yang soal kamu mikirin tentang apa, atau kamu nahan buang air besar?" Balas Kak Abi dengan muka polos nya yang sering buat Gavin ingin sekali dan gregetan banget pingin gampar tapi sayangnya gak berani.

Kak Ali menarik nafas dalam, tersenyum tipis kemudian, " Yang pertama."

Mendengar jawaban tersebut, Kak Abi langsung memasang wajah ingin tahunya, mencoba mendekat ke arah Kak Ali lagi namun sayang, tangan Kak Ali sudah menahannya.

" Jangan memasang tampang seperti itu, biasa aja." Ucap Kak Ali.

" Kan penasaran," jawab Kak Abi santai.

Kak Ali menggeleng perlahan, lalu kemudian tatapannya berganti serius, " Bi, kalau aku bilang, aku suka tetanggaku----Aluna, bagaimana?" Tanya Kak Ali sambil meringis pelan, saat reaksi wajah Kak Abi dihadapannya berubah seketika.

" Hah? Kuping ku nggak lagi bermasalah kan," tanggap Kak Abi sambil memandang Kak Ali tak percaya.

🐄 🐄
🐄🐄🐄🐄🐄
🐄🐄🐄
🐄

" Yang bener aja, Ali suka sama gadis itu?" Batin Kak Abi masih memandang Kak Ali tak percaya

🐄🐄

15 September 2018

Sudah kah anda meninggalkan jejak di cerita ini dan tidak menjadi silent readers?

Follow ig ku ya allifaaa99

See You Next Chapter

Terimakasih



Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang