13.

33.9K 1.5K 44
                                    

Kalau bukan cinta lalu ini disebut ...
🎪🎪🎪

Aluna melangkahkan kakinya dengan gontai ketika masuk ke dalam rumahnya---seolah - olah seluruh beban hiduo di dunia ini sedang berkecamuk di dalam fikiran Aluna.

Alay lu thor

Gadis itu menuju kearah kamarnya dan menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya yang empuk---yaiyalah masak dia ngehempasin tubuhnya ke batu. Aneh lah itu namanya. Bener nggak? Iyain aja gaes :v

Sesaat kemudian, Aluna mengacak rambutnya frustasi. Pasalnya, bayangan tentang Gavin terus - menerus berputar memenuhi otak gadis itu.

Bayangan Gavin yang secara frontal menembak Aluna ketika Ia dan lelaki itu telat tadi. Bayangan Gavin yang terus - terusan menjejalkan kalimat gombal nan receh kepada Aluna. Bayangan ketika Gavin membawakan beberapa jenis makanan dan minuman yang sudah seperti orang yang menjajakan dagangan---dan tak lupa Gavin membelikan dirinya obat seolah - olah lelaki itu tau apa yang sedang di butuhkan Aluna saat itu. Bahkan bayangan Gavin yang tadi mengintili Aluna sampai ke rumah dengan dalih takut gadis itu kenapa - napa di tengah jalan. Itu masih bayangan Gavin yang kejadian hari ini. Belum lagi kejadian kemarin yang masih  segar berada di memori ingatan Aluna.

"

Astaga, ini berkah apa cobaan." desis Aluna seraya meraup wajahnya kasar.

Pasalnya, selama delapan belas tahun Aluna hidup---tidak ada satu pun cowok seganteng Gavin yang mendekatinya.

Wajah mantan Aluna saja biasa - biasa saja. Dibilang jelek---enggak, di bilang tampan juga kagak.

Memang, perlu Aluna akui---kalau sosok seorang Gavin menurut dirinya itu diatas rata - rata.

Berbadang tegap, kulit bewarna kuning langsat, punya senyuman memikat yang membuat siapapun pasti terjerat, de el el. Jelasin sosok Gavinnya gak mau lengkap saya nya, ntar para readers pada ngekhayal tentang Gavin mulu dan baper sendiri :) . Padahal baper pun percuma. Orang Gavinnya cuma cinta sama Nana 😂. #hahah #canda✌ #janganserius-serius_ntarcepettua:)

" Kenapa aku jadi mikirin tuh makhluk bernama Gavin sih. " gumam Aluna seraya menatap langit - langit yang ada di dinding kamarnya

Tak berselang lama kemudian fikiran Aluna menerawang mengingat sebuah artikel beberapa bulan silam yang pernah Ia baca.

Artikel yang mengatakan ciri - ciri orang jatuh cinta.

Seketika Aluna pun duduk di pinggir kasur seraya memegang pipinya sendiri.

" Pipiku biasa aja. Nggak terasa memanas apalagi panas. " gumam Aluna ketika mengingat dalam artikel itu di jelaskan bahwa pipi akan terasa memanas ketika memikirkan seseorang yang kita sukai.

Tak berhenti disitu, Aluna pun berdiam sesaat---mencoba merasakan apakah perutnya terasa ada yang aneh atau tidak.

"Aku juga nggak ngerasain ada ribuan kupu - kupu yang terbang di dalam perutku. " celoteh Aluna masih dengan memegang perut nya.

" Aku pun juga nggak senyum - senyum sendiri kalo mikirin dia. " gumam Aluna lagi ketika mengingat bahwa di dalam artikel itu di jelaskan bahwa ketika kita jatuh cinta pasti akan tersenyum - senyum sendiri ketika mengingat orang yang kita sukai.

" Aku juga bisa melihat kekurangan dan kejelekan dia---yaitu, buaya darat dengan ekstrak kecoa' " gerutu Aluna ketika mengingat bahwa di artikel itu di jelaskan bahwa ketika kita jatuh cinta pasti akan melupakan segala kejelekan dan kekurangan orang yang kita sukai itu.

Mengetahui tak ada satupun tanda - tanda bahwa Ia mennyukai ataupun mencintai Gavin--alis Aluna pun bertaut bingung. "Lalu kalau aku nggak jatuh cinta sama dia. Sebenarnya yang kurasakan ini apa? Kenapa aku selalu kepikiran ke dia? "

" Bomat deh. Yang jelas aku cuma suka dan sayang sama kak Ali. " gumam Aluna lagi seraya mengendikkan bahunya tak peduli.

🎪     🎪
🎪🎪🎪🎪🎪
🎪🎪🎪

🎪

" Kak Ali kok gak on sosmed lagi sih. Apa dia sibuk sama kuliahnya ya. " batin Aluna seraya menscroll ponselnya sambil mengerucutkan bibirnya.


Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang