Ketika
Semenjak kejadian dimana Gavin bertengkar kecil dengan Naufal di koridor sekolah, dua laki-laki itu tak bertegur sapa sama sekali.
Mereka berdua enggan memulai percakapan terlebih dahulu.
Dan itu membuat Tio di posisi 'serba salah.'.
Seperti saat ini, Ia baru saja menjumpai Gavin dan mengobrol bareng dengan lelaki itu, kemudian Naufal pun mengirim pesan menyuruhnya agar cepat ke tempat warkop biasa yang Ia kunjungi.
Setelah mendapat pesan tersebut, Tio pun mengajak Gavin tuk kesana---bersama-sama menemui Naufal.
Namun, lelaki itu---Gavin dengan cepat mengatakan bahwa dirinya harus pulang saat itu juga. Karena kakaknya sedang mengomel-ngomel di rumah.
Dan akhirnya, Tio pun mengangguk pelan, memahami keadaan kedua orang itu yang memang butuh waktu untuk menyadari kesalahan masing-masing.
" Kemana aja lo? Lama banget," Kesal Naufal saat melihat Tio baru saja datang menghampiri nya.
" Kenapa? Kangen ya lo," Balas Tio cuek seraya duduk berseberangan dengan Naufal.
Lelaki itu mendengus kesal tak berselang lama kemudiam, menatap Naufal dengan face palm nya.
" Jadi lo nyuruh gue kesini buat nontonin adegan kalian berdua pacaran? Kampret lo emang." Kesal Tio melirik sekilas Yuri, pacar Naufal yang kini tengah bergelayut manja di lengan lelaki itu seraya memainkan ponselnya.
Mendengar ucapan Tio, Naufal sempat ingin membalas ucapan sahabatnya itu, sayangnya Ia sudah kalah satu detik dengan Yuri yang berada tepat di sampingnya.
" Apaan sih? Sewot amat." Kesal Yuri menatap tajam Tio.
" O." Balas Tio singkat, membuat Yuri beranjak ingin berdiri dari tempat duduknya----namun Naufal menahan gadis itu.
" Yuri,udah. Jangan gitu, gue nggak suka." Ucap Naufal menenangkan namun seperti bom ultimatum bagi Yuri.
Tio memutar bola mata malas, tak menyangka sahabatnya ini betah berpacaran dengan Iblis macam Yuri dalam waktu yang lama.
Padahal, Gavin saja---dulu---ketika Yuri masih menjadi kekasihnya, Ia mengatakan bahwa dirinya tidak betah dengan Yuri sama sekali.
Memang, pada kenyataannya Gavin dulu tidak terlalu memperhatikan para kekasihnya (re: para barisan mantan) itu bagaimana dan seperti apa. Namun bukan berarti Gavin sama sekali.
Dalam artian, setidaknya lelaki itu---Gavin sedikit tau sifat para kekasihnya ( re: para barisan mantan). Termasuk sifat Yuri, yang saat ini menjadi kekasih Naufal.
Yuri, si gadis yang mendapat julukan medusa dari Gavin itu, membuat hidupnya seperti tawanan saja.
Super possesif.
Super manja.
Super overprotective.
Dan super cerdik.
Cerdik disini bukan dalam hal konteks pelajaran loh ya. Entah itu pelajaran matematika, sains, biologi, sejarah, de el el.
Cerdik disini maksudnya adalah Yuri akan melakukan segala sesuatu agar apa yang diinginkan dapat terkabul.
Butuh waktu lama bagi Gavin untuk bisa terlepas dari cengkraman medusa itu.
Bahkan bisa dibilang, jika dibuat data siapa pacar Gavin (re: udah jadi mantan) yang paling lama memiliki hubungan status pacaran dengan Gavin, maka Yuri adalah mantan dengan nomor urut ke-tiga setelah Fio.
Dan apa yang membuat baik Gavin maupun Tio tak habis pikir adalah Naufal---lelaki yang saat ini duduk di hadapan Tio dan masih ditempeli oleh medusa itu mau saja menyandang 'status' pacar Yuri. Padahal Gavin sudah sering menceritakan bahwa gadis seperti Yuri patut dijauhi.
" Yang, temenmu tuh lihatin aku mulu. Aku nggak suka," Ucap Yuri manja seraya mengerucut bibir sebal.
" Hah, udahlah Yuri. Gausah lebay." Balas Naufal seraya melepaskan rangkulan Yuri di lengannya.
Membuat decakan halus terdengar dari bibir Yuri.
" Mampus lo. Rasain tuh," Ucap Tio tanpa suara.
Yuri yang mengetahui hal itu pun kekesalannya semakin bertambah. Ia pun mengambil es teh milik Naufal lalu menyiramkannya ke tubuh Tio.
" Ups, sory. Sengaja. Hawanya panas sih soalnya,"
" Yuri, hentikan" Geram Naufal menatap tajam Yuri.
" Nggak mau,"
" Yuri,"
" Fine, tapi besok minggu temenin gue shopping ke mall ya?" Tanya Yuri lebih mirip seperti pernyataan.
Naufal manatap tajam Yuri, tak berselang lama kemudian tatapannya berubah melembut.
" Iya. Tapi jangan ulangin lagi sikap lo tadi, dan juga minta maaf dulu sana sama Tio,"
" Tap---"
" Mau apa nggak?" Tanya Naufal lembut namun penuh penekanan.
Mendengar hal itu, Yuri menggeram marah namun Ia menahannya. Sesaat kemudian wajahnya pun menampakkan senyuman kearah Tio.
'Cih, muka banyak,' batin Tio menatap uluran tangan Yuri yang berniat meminta maaf kepada dirinya.
Awalnya Tio ingin menolak uluran tangan Yuri. Namun, kala melihat ekspresi Naufal yang seolah mengatakan, 'Udah iyain aja. Biar cepet kelar.' membuat mau tak mau pun Tio mengatakan
"Oke," Balas Tio tanpa merima uluran tangan Yuri.
Yuri menggeram sesaat sebelum menarik tangannya yang masih mengambang di udara.
" Yaudah aku pulang dulu ya, jangan lupa janji tadi," Ucap Yuri.
Naufal mengangguk sebagai jawaban.
Tak berselang lama kemudian, Yuri pun meninggalkan Naufal dan Tio.
Tio pun memulai percakapan." Jadi, apa yang ingin lo katakan dengan nyuruh gue kesini? Pakek ada Yuri lagi. Bikin mata sepet tau nggak."
" Ck. Jangan bahas dia."
" Dasar aneh lu. Lo kelihatan nggak suka tapi masih aja pacaran sama tuh medusa,"
Naufal memutar bola mata malas, " Lupain dia. Gue mau bahas soal Gavin sama elo."
" Gavin? Kenapa dia?"
" Jadi tuh gini..." Jelas Naufal mengawali.
Tanpa mereka berdua sadari, Yuri masih disana. Menguping pembicaraan dari balik mobil yang terparkir dekat warkop.
🖤🖤🖤
See You Next Chapter
Jadi apa tanggapan kalian selain "Kangen part Gavin dan Aluna" 🙈?
Papay 😗
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Rasa Baper (Complete)
Humor[ BOOK 1 ] #2 DALAM HUMOR ( 22/02/18 ) ℹPRIVATE ACAK. FOLLOW DULU AGAR BISA BACA FULL EPISODE ⚠ Cerita ini 99,9% Garing krik krik dan tidak bisa membuat kalian ketawa. ⏳Masih belum tamat/ masih terus update? ? Setiap chapter terdiri dari 1-750 words...