154 🐃

3.5K 305 104
                                    

Dikirimin chat dari Gavin tuh rasanya
🐃🐃🐃

Setelah Gavin pergi dari rumahnya, Aluna mengurung diri di kamar. Ia memeluk bantalnya erat. Gadis tersebut menitihkan air mata kembali.

Aluna pun tak tahu itu air mata kesedihan atau kebahagiaan. Yah bagaimana? Sebelum Gavin pergi, lelaki tersebut sempat berbisik tepat di telinganya, " Na, lo mau nggak nunggu gue. Nggak lama kok. Cuma lima tahun. Ntar gue balik lagi ke elo. Ngelamar elo, trus bawa lo ke KUA. Seperti impian gue pertama kali saat ketemu elo waktu itu. Jadi, mau kan menjadi calon istri saya?"

Mendengar hal tersebut, siapa sih cewek di dunia ini yang jantung nya seketika tak berdegup cepat? Orang yang ia suka berkata demikian, mengucapkan mimpinya yang katanya akan ia wujudkan sama seperti pertama bertemu kalian?

Aluna ingat dengan jelas. Pertemuannya pertamanya dulu saat dengan makhluk bernama Gavin. Dengan wajah tanpa dosanya, senyum yang lebar tanpa henti bagaikan penghuni rumah sakit kejiwaan, tatapan yang seolah cctv yang menatapmu seakan dirimu membuat kesalahan, Gavin berkata, " Lo cantik, ke KUA yuk."

Mungkin, dulu Aluna saat mendengar kalimat tersebut, berpikir bahwa Gavin adalah lelaki annoying yang pernah ia temui dan tak tahu malu sama sekali, playboy darat yang entah telah menggunakan kalimat tersebut kepada beberapa anak di sekolahan yang sempat menjadi pacarnya.

Namun, hal tersebut sekarang berbeda, ucapan Gavin yang terdengar begitu meyakinkan dibanding pertama kali mereka bertemu. Dan juga, tatapan mata lelaki tersebut yang memandang dirinya begitu dalam seolah sihir yang membuat harapan Aluna kepada lelaki tersebut yang sempat ia kubur dalam-dalam karena hubungan dirinya dan Gavin saat  itu kandas kini seolah memaksa keluar kembali.

Yang jadi permasalahan sekarang, Aluna tidak tahu harus menangis sedih atau bahagia.

Bahagia karena Gavin berkata demikian.

Dan sedih, karena di sisi lain Aluna sadar akan beberapa kemungkinan.

Yang pertama, hubungan Aluna dan Gavin saat ini tuh SAHABAT. Perlu di capslock biar kelihatan jelas. Perlu di bold biar eyecatching. Perlu di garis bawahi biar kelihatan penting.

Bagaimana bisa status sahabat yang baru terbentuk beberapa hari setelah Aluna dan Gavin putus hubungan tiba-tiba menjadi Calon istri?

Apa Gavin menganggap ini adalah permainan? Begitu pikir Aluna.

Yah gimana, Gavin bilang kayak gitu seolah dia nawarin permen seribu dapet lima ke Aluna. Enteng seenteng nya tanpa beban sama sekali tanpa tahu bahwa Aluna tuh orang nya sensitif dan mudah baper.

Yang kedua, yang pengen membuat Aluna nangis sedih itu karsna keinget riwayat percintaan Gavin yang sejak kelas sepuluh menjadi topik hangat di kelasnya.

Gavin tuh tipikal orang yang nggak bisa jomblo lebih dari waktu seminggu.  Karena sebelum waktu tempo Gavin putus sama pacar terakhir selama seminggu pasti nggak lama kemudian Gavin udah gandeng gebetan baru.

Yah emang sih, waktu Gavin dulu lagi ajang PDKT sama Aluna, Gavin nggak di gosipin gandeng cewek lain meskipun dengan pacar terakhirnya udah putus hampir satu bulanan.

Tapi yah gimana? Ini lima tahun loh! Lima tahun!

Bukan lima bulan.

Bukan lima minggu

Bukan lima hari.

Apalagi

Bukan lima jam.

Gavin bisa nggak pacaran dan deketin cewek lain selama lima tahun? Hah, kalau Heni sampai mendengar hal ini, Aluna yakin seratus persen bahwa sahabatnya tersebut akan tersenyum miring sembari menghina Gavin.

Yah, tidak aneh kalau Heni akan melakukan hal tersebut. Karena nyatanya, Aluna juga cukup meragukan perkataan Gavin yang begitu manis tersebut.

' Gavin pantas menyandang penghargaan Sweet Talker' batinnya.

Jangan ngehujat Aluna. Coba saja kalian bayangkan, mana ada sih cowok di dunia ini yang seperti novel-novel percintaan yang begitu romantis yang membuat hati seperti teriris karena rasa iri dan pikiran, " Kenapa di hidup ku nggak ada cowok kayak gitu. Ya Tuhan, tolong datangkan lelaki idaman seperti itu dikehidupanku."

Jadi, bukan kah sungguh amat sangat wajar Aluna memiliki keraguan meski hatinya ingin berharap perkataan tersebut benar?

Saat Aluna terdiam dalam lamunannya soal Gavin, tak berselang lama kemudian ponsel Aluna berbunyi. Menandakan ada sebuah chat yang masuk.

Dengan mata sembabnya, Aluna melirik sekilas ke arah layar ponsel yang kini sedang menyala dan menampilkan notifikasi.

" Gavin..." gumamnya pelan saat terdapat chat masuk dari Gavin.

Awalnya Aluna ragu buat ambil ponselnya, tapi, keraguan Aluna kalah dengan rasa penasarannya yang begitu besar. Maka, tak membuang waktu lama Aluna pun dengan jantung yang tak bisa di kontrol pun memeriksa apa yang dikirimkan oleh lelaki tersebut.

" Ngirim apaan sih," gumam Aluna saat melihat ternyata Gavin mengirimkan sebuah video.

Aluna menghela napas sesaat dan memasang tampang sedih.

Bukan. Kali ini bukan karena Aluna takut dan ragu apa yang sebenarnya dikirimkan oleh Gavin.

Tapi, hal ini lebih karena kuota Aluna sedang mepet dan sekarat dan tinggal 20mb. Sedangkan video yang dikirimkan Gavin ada 35mb. Kalau Aluna download tuh video yang dikirimkan Gavin bisa-bisa pulsa Aluna kesedot.

Urghhhh, Aluna rasanya pengen maki-maki Gavin. Tapi sayang nya gak bisa.

Dan Alhasil, setelah beberapa menit Aluna berdebat dengan perasaannya, Aluna pun akhirnya memencet tombol unduh. " Awas aja kalau video nggak jelas," batin Aluna yang meratapi pulsanya tersedot.

Yah gimana, uang jajan Aluna emang cukup sih buat beli kuota. Tapi, Aluna tuh suka jajan. Jadi, kadang uang jajannya suka nggak terkontrol dan alhasil harus sering mengehemat kuota agar tidak cepat habis.

Setelah beberapa saat video tersebut akhirnya terdownload, dengan segera tangan Aluna memencet tombol putar.

Tampak Gavin dengan berlatar belakang tempat bandara tengah tersenyum ke arah dirinya.

" Hai Na, saya mau berangkat nih ke luar kota. Buat ngejar kamu...eh...maksud saya cita-cita," ucap Gavin setelah tampak sesaat memandang ke arah samping dengan tatapan kesal karena ada yang menoyor kepalanya pelan, yah siapa lagi kalau bukan kakaknya.

" Kamu hati-hati ya, udah malem nih, buruan tidur. Dan jangan lupa juga, kue yang saya kasih dihabisin ya," lanjut Gavin tak berselang lama kemudian dengan tangan menggaruk ke arah leher belakangnya, gugup sekaligus malu tanpa sadar bahwa kelakuannya biasanya lebih memalukan.

Setelah mengatakan hal tersebut, video tersebut berhenti karena jeda waktunya sudah habis.

🐃   🐃
🐃🐃🐃🐃🐃
🐃🐃🐃

" Apaan sih Gavin, buang-buang kuotaku aja. Chat biasa kan bisa," gumam Aluna sembari membenamkan wajahnya ke dalam bantal yang telah basah karena air matanya tadi. Tanpa sadar ia merasa malu sendiri serta pipinya terasa panas seketika

Terimakasih masih setia menunggu cerita ini update

SEE YOU NEXT CHAPTER

Jangan lupa vote dan komen ya

Follow juga allifaaa99

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang