11.

40.6K 1.7K 227
                                    

Sifat Gavin yang dulu dan sekarang di mata . . .
👑👑👑

Gavin melangkahkan kakinya menelusuri koridor dengan senyuman tak henti - henti tersungging dari bibir lelaki itu.

Terkadang Ia bahkan menggelengkan kepalanya sendiri disertai cekikikan ataupun menutup wajahnya karena bayangan Aluna masih terputar - putar di dalam otaknya.

Banyak siswa maupun siswi SMA Taruna menatap Gavin aneh. Bahkan ada juga yang langsung kabur ke dalam kelas karena mengira Gavin sudah gila karena kini lelaki itu meloncat kesana kemari di sertai tawa tak henti - henti. Hingga sebuah teriakan terdengar di telinga lelaki itu.

" Woy! Gavin lo kesambet setan mana oy! " teriak Tio---sahabat Gavin seraya melangkahkan kakinya diikuti oleh Naufal di belakangnya.

" Apaan sih? Lo ganggu khayalan gue aja. " balas Gavin memberengut kesal kearah Tio di hadapannya.

" Lo sih, dari ujung koridor gue ngelihat elo udah ketawa sendiri kayak kunti penunggu depan sekolah. " ejek Naufal yang di angguki Tio.

Gavin yang mendengar hal itu hanya bisa mengelus dada bidangnya seraya tersenyum lebar. " Sabarkan Gavin. Sabar---Gavin sabar, Aluna pasti jadi pacar."

Tio dan Naufal yang mendengar ucapan Gavin langsung menyeret paksa lelaki itu ke gudang belakang sekolah tuk di pukuli.

.

.

Eh tidak! Saya cuma bercanda kok.

.

.

Akan tetapi perihal Gavin yang di bawa ke gudang belakang sekolah itu benar adanya---karena mereka berdua tidak mau jadi tontonan akan sikap Gavin yang sepertinya udah agak rada - rada menurut mereka.

Dan juga sekalian mereka mau menginterogasi Gavin perihal ucapan lelaki itu mengenai mencintai Aluna waktu kejadian di kantin. Masih inget kan readers di bab mana :) ?

" Gav, gue mau nanya serius sama elo. " tanya Tio memulai percakapan seraya duduk di rerumputan.

Gavin yang sejak tadi berdiri pun memilih melangkahkan kakinya ke sebuah pohon---menyenderkan tubuhnya disana.

" Jangan nanya serius - serius. Gue males mikir pelajaran soalnya. " balas Gavin sekenanya.

Naufal yang berada di dekat Gavin pun langsung menoyor kepala Gavin kencang, hingga lelaki itu hampir tersungkur di buatnya.

" Sialan! Sakit bego! " umpat Gavin kesal.

" Gila---Kata - kata lo nggak ada halus - halusnya sama sekali ke gue. Ke Aluna aja lo sok - sok imut dan halus banget bahasa elo," cibir Naufal mengingat bahwa tadi dan Tio sempat mengintip Gavin waktu di kelas Aluna.

Mengintip sikap Gavin yang seperti itu membuat baik Tio maupun Naufal seketika mencari keresek hitam untuk muntah karena mual dengan tingkah Gavin yang sok - sok di imutkan menurut mereka---bahkan mereka yang sudah berteman hampir tiga tahun dengan Gavin sungguh tak menyangka bahwa lelaki itu bisa bersikap seperti itu.

Mendengar nama Aluna dari bibir Naufal membuat Gavin tenggelam lagi di dalam lamunannya seraya menutup muka dan menahan tawanya.

" Heh! Jangan bilang otak lo beneran geser. " ucap Tio takut - takut seraya berpindah tempat menjauhi Gavin. Begitupula Naufal yang juga langsung jaga jarak dengan Gavin.

" Gue kayaknya beneran udah nggak waras guys, " balas Gavin pada akhirnya seraya menatap Tio dan Naufal bergantian. " Masak sejak tadi Aluna lari - lari terus di otak gue. "

" Jijik gue dengernya. Sejak kapan Gavin Fandi Alvian bisa se alay ini. Astaga," ucap Tio menaikkan satu alisnya menatap Gavin. " Bahkan gue nggak nyangka waktu lo ngomong ke Aluna gunain kata Saya-kamu. "

" Iya. Gue sampe syok kalo lo punya sifat kek gini Gav. Mengingat bahwa sejak dulu lo nggak ada sisi lembutnya sama sekali. Bahkan ke barisan para mantan lo sekalipun bahasa lo gak ada lembut - lembutnya. " timpal Naufal tak mau kalah.

Gavin mendecak kesal menatap kedua sahabatnya. " Kalian itu sebenernya lagi muji gue apa ngejek gue sih? "

" Mungkin dua - duanya. " balas Naufal yang di setujui Tio.

" Jahat. Emang ada yang salah ya kalau gue bersikap lembut ke Nana? " ucap Gavin seraya melempar rerumputan yang baru saja ia cabut kearah Tio dan Naufal.

" Gak salah sih Gav, cuma' gue aneh aja sama perubahan sikap lo yang drastis banget ke cewek. Setau gue, elo itu gak pernah pake logat 'Saya-kamu' ke mantan lo, " balas Tio menatap serius ke arah Gavin seraya mengingat - ingat sifat Gavin selama ini. " Bahkan lo gak pernah perhatian ke mereka kayak nge-bawain mereka makanan. Yang ada kalo mereka manja ke elo, pasti selalu lo jawab dengan kata 'Gue itu pacar elo. Bukan babu yang bisa lo suruh - suruh seenak jidat'. "

Mendengar penuturan panjang kali lebar dari bibir Tio membuat Gavin mendesah lelah. " Trus kenapa emangnya? "

Tio pun mengacak rambut frustasi karena Ia sudah bicara panjang lebar tapi dibalas dengan pertanyaan.

👑👑👑

'Untung elo sahabat gue Gav. Kalo nggak udah gue jedotin ke tembok dari tadi' batin Tio menatap Gavin kesal

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang