Rasanya ehmm . . .
🌹🌹🌹A
luna mengernyit bingung ketika Fadila memasuki kamarnya dan mengatakan bahwa pihak konsumsi acara sekolah saat ini datang ke rumah.
"Acara sekolah? Acara yang mana?" Tanya Aluna tak mengerti.
Fadila menggelengkan kepalanya melihat putri sulungnya yang masih kebingungan.
"Mangkanya jangan maen hape mulu, acara ulang tahun sekolah sampai kamu lupain." Tegur Fadila yang membuat kerutan di dahi Aluna semakin dalam.
'Perasaan gak ada acara ulang tahun sekolah deh.' batin Aluna bingung seraya mengikuti langkah kaki Fadila yang menuju ke ruang tamu. Hingga pada akhirnya pertanyaan yang sedang berkecamuk di otaknya terjawab sudah ketika menatap Gavin yang terlihat sedikit terkantuk-kantuk di sofa.
'Pasti dia yang bilang soal acara ulang tahun sekolah itu.', terka Aluna ketika menatap Gavin yang tersenyum lebar kearah dirinya bak baru mendapatkan hadiah mobil seratus unit.
" Hai Nan---eh Aluna." Sapa Gavin kikuk ketika mendapati pandangan bertanya dari Fadila.
Seketika Aluna menatap Gavin tajam mengetahui bahwa lelaki itu ahhh ya begitulah. Aluna saja bingung mendeskripsikannya.
Halah. Bilang aja lu bingung mau nulis gimana thor :v
"Oiya Alun, saya semalaman buat kue ini. Semoga rasanya enak ya," ucap Gavin seraya menetralkan degupan kegugupannya.
'Diperhatiin calon masa depan sama camer itu rasanya jantung mau copot aja.', batin Gavin seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum-sendiri.
Membuat Aluna memutar bola mata sebal---kelakuan Gavin itu sama saja. Tidak di sekolah, tidak dirumah, Ia selalu tersenyum sendiri tanpa mengenal keadaan.
Beda halnya Aluna yang sudah pernah melihat tingkah Gavin yang seperti sekarang ini, Fadila menautkan kedua alisnya saking tak mengerti kenapa pemuda di hadapannya ini terlihat senyum-senyum sendiri.
"Nak Gavin sehat?"tanya Fadila khawatir seraya menyentuh pundak Gavin---membuat lelaki itu kembali ke alam sadarnya.
"Saya cuma rada pusing aja Tan, kurang tidur soalnya." Balas Gavin setelah lama terdiam karena mengendalikan degup jantungnya.
'Duh camer idaman nih. Perhatian sama calon mantu.'batin Gavin menunduk malu akan fikirannya yang sudah terlalu jauh.
Akhirnya tak lama kemudian Gavin pun menepuk kepalanya sendiri---berusaha menghilangkan fikirannya yang sudah terlampau jauh.
Ah, Ia tidak mungkin sampai nanti akan terlihat senyum-senyum sendiri seperti pasien yang tengah kabur dari salah satu rumah sakit kejiwaan, terlebih lagi itu dihadapan Fadila. Bisa-bisa lelaki itu langsung di hapus seketika dari daftar calon mantu idaman yang Fadila buat untuk Aluna.
Oh tidakk! Gavin tak mau sampai di hapus dari daftar calon mantu idaman.
"Yaudah Tan, Alun, silahkan di coba kuenya semoga enak." Ucap Gavin memecah keadaan seraya mengambil kotak kue dan menyerahkannya kepada Fadila.
Fadila menerima uluran kue itu, berniat mau membawanya ke dapur agar bisa di potong-potong dengan pisau dapur. Namun, suara berat Gavin menghentikan langkah kakinya.
"Tante mau kemana?"
"Mau ke dapur Nak, Tante mau ngambil pisau buat ngirisin kue di dalam kotak ini," balas Fadila seraya melirik sekilas kebawah kepada kotak kue yang Ia bawa.
"Nggak usah ke dapur Tan, di dalem kotak itu udah ada pisau roti nya kok. Heheh," jelas Gavin yang membuat Aluna mendengus sebal. "Soalnya saya gak mau Tante capek bolak-balik ke dapur. Mangkanya saya kasih pisau roti sekalian disana."
Fadila pun mengangguk mengerti. Dan kesan pertama yang lelaki itu berikan cukuplah baik di mata perempuan paruh baya yang selalu dipanggil dengan sebutan 'Ibu' oleh Aluna.
Sesaat kemudian, Fadila, Aluna, dan Gavin duduk diatas sofa. Aluna dan Fadila duduk berdampingan----menghadap Gavin yang duduk tak jauh dari mereka dengan tatapan menunggu, ingin mengetahui bagaimana rasa kue dari hasil 7 kali gagal percobaan.
Yap, semalaman Gavin dan kedua temannya membuat. Namun selalu gagal entah itu terlalu lembek, terlalu gosong, terlalu manis, bagian roti yang bagian dalam belum mata, de el el.
Nah, kue yang Gavin bawa saat ini adalah kue percobaan ke delapan. Kue yang Ia buat sendiri karena kedua sahabatnya terlihat lelah dan membuat Gavin tak tega meminta mereka membantu membuatnya lagi.
Dan yang membuat Gavin penasaran dengan bagaimana rasa dari kue itu hingga membuat jantungnya berdebar tak karuan adalah kue tersebut baru diangkat dari oven tadi pagi. Membuat Gavin tak sempat mencicipi cita rasa kue itu sedikitpun.
Jantung Gavin semakin berdegup hebat kala Aluna membuka kotak kue itu. Nampak jelas raut wajah sedikit syok kala melihat kue dihadapannya. Bukan hanya Aluna, Fadila pun juga sama hal nya demikian. Namun, kedua wanita itu mencoba menetralkan ekspresi mereka menjadi biasa-biasa saja karena tak ingin menyinggung Gavin.
Meskipun wajah kekagetan mereka masih nampak tercetak dengan jelas di mata Gavin, Gavin tetap menampakkan senyum lima jarinya. Berharap bahwa cita rasa kue itu tak semengerikan bentuknya.
🌹 🌹
🌹🌹🌹🌹🌹
🌹🌹🌹
🌹"Astaga. Ini layak dimakan nggak sih. Dia nggak niat ngeracunin aku kan.", batin Aluna menatap kue dihadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Kejar Rasa Baper (Complete)
Humor[ BOOK 1 ] #2 DALAM HUMOR ( 22/02/18 ) ℹPRIVATE ACAK. FOLLOW DULU AGAR BISA BACA FULL EPISODE ⚠ Cerita ini 99,9% Garing krik krik dan tidak bisa membuat kalian ketawa. ⏳Masih belum tamat/ masih terus update? ? Setiap chapter terdiri dari 1-750 words...