111.

8.2K 519 47
                                    

Ketika pacar lo nggak sengaja . . .
❤❤❤

Aluna melangkahkan kakinya keluar ruang ujian, matanya memandang ke arah sekitar, mencari dimana keberadaan kedua sahabatnya.

" Al!" Teriak Fitri memanggil Aluna, membuat gadis tersebut langsung menoleh ke asal sumber suara.

Aluna melangkah menghampiri Fitri, langkah kakinya lemas, berulang kali menghela nafas berat namun sudut bibir nya tertarik ke atas.

Ah, baru saja Ia keluar dari ruang ujian simulasi terakhir sebelum ujian sesungguhnya, tapi tetap saja, berbagai pertanyaan sulit dari pelajaran matematika di dalam ruangan tadi seolah mencekik Aluna hingga sulit bernafas.

Segala rumus matematika yang Ia hapalkan semalam seolah kabur hilang entah kemana, membuat Aluna berulang kali mengacak rambutnya frustasi karena tak bisa menjawab beberapa soal yang di ajukan pada layar komputer.

Belum lagi, tempat duduk Aluna adalah tepat di bawah dinginnya AC. Lengkap sudah penderitaan Aluna, sudah tak tahu harus bagaimana mengerjakan soal matematika yang terpampang di hadapannya, ditambah konsentrasinya sedikit terganggu karena Ia harus berulang kali menggosok tangannya, mengurangi rasa kedingin yang menyergap dirinya. Tak sampai disitu, titik puncak rasa frustasi Aluna adalah saat selesai mengerjakan soal, nilainya terpampang pada layar komputer yakni 40. Kepala Aluna seakan ingin pecah kala mengingat hal itu semua.

" Gimana tadi ujian mu? Susah nggak?" Tanya Fitri saat Aluna sudah berada tepat di hadapannya.

" Argggh... Astaga, soal yang aku dapet susah-susah... aku bingung cara ngerjainnya...tsk," decak Aluna dengan raut seolah dirinya orang yang paling tak beruntung di dunia ini.

" Haha masak sih? Perasaan soal yang aku dapet tadi nggak segitu susahnya. Ya meskipun ada beberapa yang emang sulit sih," balas Fitri sembari mengeratkan buku paket dalam pelukannya yang hendak Ia kembalikan ke perpus.

" Yeee... dasar," ucap Aluna memutar bola mata malas. " Kan tiap anak soalnya beda-beda gimana sih, lagian kamu mah juara kelas.. ya pasti aja bisa jawab. Nggak kayak aku,"

" Kamu juga pinter kali Al," Fitri mendecak malas, Ia tak suka tiap kali Aluna merendahkan dirinya tiap saat.

Ya memang benar sih, itu artinya Aluna jauh dari kategori sombong. Tapi, tetep aja kan. Nggak seharusnya Aluna terlalu menjelek-jelekan dirinya sendiri tiap saat. Dan seolah hanya orang lain yang mempunyai potensi atau kelebihan di dunia ini kecuali dirinya. Begitu pikir Fitri.

" Nggak, kalo aku pinter. Aku pasti bisa jawab," balas Aluna menghela nafas.

" Tsk. Kamu ini kenapa sih selalu merendahkan dirimu sendiri, kamu itu pinter," ucap Fitri penuh penekanan.

Aluna terdiam. Memutar bola mata malas. Ia sudah tahu benar bahwa sahabatnya ini akan menceramahinya .

" Al, kamu sering bilang ke orang lain bahwa harus percaya sama diri sendiri...Tetep positive thinking lah... Kamu itu nggak gitu atau nggak gini lah... Tapi kenapa kamu nggak nerapin hal itu semua ke dirimu sebelum ke orang lain,heh?" Tanya Fitri kesal.

Aluna mengerucutkan bibirnya, " Uhm... Ya kan emang gitu kenyataannya... Aku tahu mereka itu punya potensi lebih kalo optimis sama apa yang mereka inginkan... Nggak kayak aku."

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang