129.

6.2K 500 114
                                    

Budayakan vote, koment, sebelum membaca.

Baper
☻☻☻

" Gavin..." gumam Aluna saat melihat wajah Gavin yang seperti ingin meledak namun Ia tahan.

" Kamu suka nggak sih sama saya sebenernya?" Tanya Gavin marah.

Aluna menelan saliva nya kasar. Melihat ke arah sekeliling kantin, nafas lega terhembuskan dari dirinya saat mengetahui bahwa kantin sudah sepi bahkan beberapa penjual kantin pun sudah mulai mengemas barang dagangan mereka.

" Kamu lihat kemana? Saya kan lagi ngomong. Lihat ke arah saya Na, jawab pertanyaan saya tadi," ucap Gavin menatap lekat Aluna.

" Kamu kok nanya nya gitu?" Tanya Aluna memfokuskan pandangannya ke Gavin.

" Ya habis nya gimana lagi, kamu diputusin nggak ada nangis nya...gak ada usaha nolak nya juga... Saya jadinya kan bertanya-tanya," ucap Gavin membuat Aluna menghela nafas.

" Jadi kamu pengen saya nangis sambil ngerengek-rengek gitu?" Tanya Aluna sambil menopang kepalanya.

Gavin terdiam. Tak ingin menjawab ucapan Aluna. Dirinya sudah terlalu kesal saat ini. Baik oleh keadaan maupun sikap yang ditunjukkan Aluna.

" Gavin," ucap Aluna pelan,  " Sekarang aku tanya, yang minta putus siapa? Kamu kan?"

" Lalu terus saya harus bagaimana kalo itu udah keinginan kamu?" Imbuh Aluna.

" Kamu bahkan terlihat sangat baik-baik saja setelah putus," sarkas Gavin.

Aluna menatap Gavin lekat tepat di matanya. Mencari-cari apa kah ada kebohongan di mata Gavin atau tidak, selanjutnya Gadis itu mendengus pelan.

" Astaga," gumamnya sambil tersenyum simpul.

Melihat hal tersebut emosi Gavin semakin meledak seketika.

" Lucu ya, saya bisa suka sama cewek kayak kamu," ucap Gavin.

" Cewek kayak saya itu maksudnya gimana?" Ucap Aluna yang merasa hatinya tergores akan ucapan Gavin.

" Iya, cewek yang dengan bodohnya suka ke orang lain padahal ada saya di sini yang memandang dan ingin berkorban untuknya," ucap Gavin dengan kekecewaan diiringi tawa kemirisan.

Aluna terdiam. Ingin Gavin terus melanjutkan ucapannya meski dalam hatinya sekarang seolah terasa 'Nyut' dan juga air mata nya seolah ingin tumpah mendengar ucapan seperti dari Gavin.

" Ironis banget nggak sih saya, suka ke kamu padahal mantan saya yang cantik pada minta balikan tapi saya tolak," imbuh Gavin mendengus. " Demi siapa? Demi kamu."

" Bahkan, saya hampir bertengkar dengan keluarga saya, terutama kakak saya itu. Demi siapa? Demi kamu," Gavin terus melanjutkan ucapannya tanpa tahu bahwa Aluna mengeratkan giginya agar tak sampai menangis di hadapan Gavin.

" Dan kamu tau----"

" Cukup." Sela Aluna sebelum Gavin sempat melanjutkan kata-kata nya.

" Kenapa? Merasa tertohok akan kenyataan yang ada?" Tanya Gavin dingin.

Aluna yang tadinya menunduk kini mulai menatap Gavin dengan senyuman meski rasanya menyakitkan.

" Astaga, aku nggak tahu kamu berpikiran seperti itu tentang ku." Ucap Aluna masih diiringi senyuman. " Aku cuma mau bilang maaf,"

" Oh ya, maaf ya, selama ini aku udah ngerepotin kamu. Gak peka sama kamu. Gak tau perasaan kamu. Gak tau pengorbanan kamu. Dan maaf juga, aku gak seperti mantan-mantan kamu." Ucap Aluna berusaha untuk tenang dan menahan air matanya yang hampir keluar.

" Tenang Na, jangan nangis disini," batin Aluna berusaha bertahan.

Gavin terdiam. Menatap Aluna datar, karena dia sudah telanjur emosi oleh keadaan saat ini. Atau bisa dibilang, Gavin sedang menahan emosinya agar tidak Ia tumpahkan semua pada Aluna saat ini karena inti ucapan Gavin bukan seperti itu. Ia ingin Aluna tau, dan sekarang? Aluna berkata hal yang entah mengapa terdengar ditelinga Gavin dan membuat kekesalan lelaki itu kapasitasnya bertambah.

" Oh iya Vin, tadi niat nya aku bilang kalo aku ngeiyainnya cuma bercanda doang. Biar kamu ngangkat kepala mu dan aku tau kamu ngapain nunduk mulu," ucap Aluna sambil bangkit berdiri dari duduknya. " Maaf aku gak tau nya bakal kayak gini,"

Mendengar hal itu Gavin seketika tercengang, " Apa maksud kamu?" Tanya nya tak habis pikir bercampur kaget.

" Vin, lain kali soal hubungan atau kata putus jangan dibuat becanda ya? Haha. Hubungan kita gak sebecanda itu ya kan? Haha," tawa Aluna sambil menetes kan air mata yang tak mampu Ia bendung.

Hati Aluna sakit? Tentu saja. Bayangkan. Kamu harus berusaha tersenyum saat hatimu menangis secara bersamaan. Perasaan yang tadinya sempat Ia percaya sebagai hatinya untuk seseorang kini hancur begitu saja. Relung hati nya terasa sesak saat ini. Rasa sakit menghujam dirinya, merasakan kepahitan yang sama dua kali dari orang berbeda membuat Aluna ingin tertawa kepada kebodohan dirinya sendiri bahwa cinta itu ada.

" Oiya Vin, semoga kamu bisa cari orang yang bisa sayang ke kamu dan ngertiin kamu ya," ucap Aluna menatap lekat Gavin yang terdiam.

" Dan sepertinya, aku bukan orang yang cocok sama kamu. Dan untuk ucapan kamu tentang putus tadi, sekarang akan kujawab serius...iya kita sampai sini saja," lanjut Aluna dengan air mata yang sudah membanjiri wajahnya namun gadis tersebut mencoba tetap tenang dan membuktikan bahwa semuanya baik-baik saja.

Setelah mengatakan hal tersebut, Aluna pun mengambil tasnya dan berlari dari hadapan Gavin dengan tangisan.

" Cinta? Apaan sih. Sudah kubilang, itu hal terbullshit yang ada di dunia ini," batin Aluna kesal kepada dirinya sendiri karena sudah jatuh keperangkap yang membodohkan Tuannya.

See You Next Chapter

#TeamGavin

#TeamAluna

#Baper.com

#Bapersampenangis

Baca juga karyaku yang lainnya ya. Termasuk Pure Blood.

10 Juni 2018

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang