94.

8.8K 567 39
                                    

Berkecamuk
🖤🖤🖤

Gavin berjalan menelusuri koridor, hendak meminta Aluna untuk menuliskan lagi tulisan penyemangat di tangannya untuk terakhir kali.

Yap, karena ini adalah hari terakhir mengikuti UTS, Gavin ingin tulisannya tak mudah dihapus.

Maka dari itu, tadi pagi Ia datang ke koperasi sekolah untuk membeli spidol permanent.

Bahkan karena terlalu bersemangatnya, bisa terbilang Ia terlampau pagi datang kesana.

Hingga Gavin harus rela duduk di emperan koperasi sekolah beberapa menit untuk menanti datangnya sang penjaga koperasi.

" Nyari siapa sih?" Tanya Naufal yang berjalan beriringan disamping Gavin.

" Pacar gue," Balas Gavin, matanya tak lepas menelusuri kesekeliling. Barang kali Ia menemukan sosok orang yang Ia cari-cari sejak tadi.

" Tsk. Ngapain sih nyari dia sejak tadi pagi, elo nggak ada kerjaan laen apa?" 

Gavin berhenti melangkahkan kakinya sesaat, begitu pula Naufal.

" Lo kenapa sih pal? Kok kayak nggak suka gitu sama Aluna,"

" Nggak. Gue biasa aja. Perasaan lo doang kalik," Ucap Naufal melanjutkan langkahnya.

" Aluna ada salah apa sama elo?" Tanya Gavin berjalan mengikuti Naufal seraya memandang ekpresi Naufal yang tampak enggan tuk menjawab.

" Ck. Pacar gue ada salah apa sama elo? Kok kayaknya elo nggak suka gitu sama dia." Ucap Gavin mengulangi pertanyaan nya.

" Nggak ada,"

" Lah trus?"

" Trus apa?"

" Trus kenapa kok kayaknya elo agak gimana gitu, perasaan, dulu waktu gue pacaran sama siapapun elo santai aja. Bahkan terkesan nggak mau ikut campur."

Naufal terdiam tak menanggapi ucapan Gavin, membuat lelaki itu kesal seketika.

" Ck. Jawab gue," Ucap Gavin tegas menuntut jawaban seraya tangannya memegang lengan Naufal,  menghentikan langkah kaki lelaki itu.

" Karena lo jadi nggak waras setelah pacaran sama dia. Aluna ini lah. Aluna itulah. Aluna begini lah. Aluna begitulah. Dikit-dikit Aluna. Gue muak tau nggak. Dia bawa pengaruh buruk buat elo." Balas Naufal pada akhirnya.

Mendengar penuturan dari Naufal darah Gavin pun mendidih seketika. Menatap lelaki dihadapannya tajam.

" Tarik ucapan lo barusan," Ucap Gavin emosi seraya mencengkram kerah baju Naufal.

Tindakan Gavin ini membuat beberapa murid yang sedang berlalu lalanh di koridor berhenti sesaat untuk melihat apa yang terjadi.

Sedikit demi sedikit kerumunan murid itu bergerombol melingkari Gavin dan Naufal seraya berbisik-bisik.

" See? Dia bawa pengaruh buruk buat elo," Desis Naufal pelan seraya melepaskan cengkraman tangan Gavin pada kerah bajunya.

Gavin terdiam tak menjawab. Ia mengepalkan tangan kesal seraya melihat Naufal yang berlalu dari hadapannya dan membela kerumunan.

" Argggghh," Pekik Gavin melampiaskan kemarahannya dengan tangannya berayun memukul udara.

Tak berselang lama kemudian, Ia pun melangkahkan kaki keluar dari kerumunan para murid, Gavin menyenggol  dengan kasar mereka yang menghalangi jalannya.

" Biasa aja dong, nggak usah kasar gitu," Cibir salah satu murid yang baru saja disenggol Gavin.

Gavin tak mempedulikannya.

Ia tetap berjalan tak mempedulikan beberapa tanggapan murid yang sepertinya sedang membicarakan sikapnya barusan.

" Awww," Pekik seseorang kala Gavin melangkahkan kaki berbelok kearah kanan.

" Kalo jalan lihat-li----" Ucapan Gavin terhenti kala menatap sosok di hadapannya.

Emosinya yang tadi meluap-luap seketika teredam saat matanya menangkap sosok Aluna.

Ia pun berlari meninggalkan sosok yang baru saja Ia tabrak tanpa rasa bersalah dan langsung menghampiri Aluna.

" Nana!" Teriak Gavin seraya berlari kecil.

Mendengar namanya dipanggil, membuat langkah kaki Aluna yang ingin pergi ke toilet pun terhenti.

" Dari mana aja kamu? Saya nyariin dari tadi nggak ketemu-ketemu," Ucap Gavin kala sudah berada tepat di hadapan Aluna.

" Aku baru juga nyampai ke sekolah Gav,"

" Ah, saya saat ini pengen meluk kamu. Tapi takut kamu nanti kena masalah lagi," Gumam Gavin kecil menatap sekitar, Ia tak menampik bahwa di hatinya masih ada rasa kesal atas ucapan Naufal tadi.

" Apa Gav?" Tanya Aluna meminta tuk Gavin mengulangi ucapannya.

Karena gadis itu tak dapat mendengar gumaman Gavin barusan yang terlampau lirih bahkan mirip seperti bisikan.

" Ohh nggak Na, bukan apa-apa kok," Balas Gavin.

" Ck. Kamu ini gimana sih, yaudah ya Gav, aku ke toilet dulu. Bye. Udah nggak tahan soalnya," Ucap Aluna cepat seraya berlalu dari hadapan Gavin dengan berlari kecil ke arah tujuan awalnya, toilet.

" Iya. Jangan lari Na, ntar nab---" Peringat Gavin seraya memandang langkah kaki Aluna yang mulai menjauh darinya.

" Tuh kan. Belom selesai diingetin udah nabrak aja," Gumam Gavin terkekeh kala Aluna tak sengaja menabrak seseorang.

Sesaat kemudian Gavin pun melangkahkan kakinya menuju ruang ujian.

' Oiya, gue kan tadi niatnya mau minta Aluna nulis di tangan gue,' batin Gavin seraya menepuk dahinya.

Ingin rasanya Ia berbalik, melangkahkan kaki menemui Aluna lagi.

Namun sayang, bertepatan dengan niat Gavin itu, bel ujian pertama pun berbunyi. Membuat Gavin berdecak kesal seketika.

🖤     🖤
🖤🖤🖤🖤🖤
🖤🖤🖤
🖤

See You Next Chapter.

Suka cerita ini? Jangan lupa vote dan komen ya

Baca juga ceritaku yang lain.

Terimakasih 😙


Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang