24.

23.5K 1.2K 88
                                    

Cinta itu menyakitkan namun . . .
🍀🍀🍀

Aluna masih merasakan panas yang menjalar di sekitar pipinya meski sosok yang dua tahun terakhir ini selalu menghiasi benaknya.

Sosok yang selalu ia impikan mampir di mimpi indahnya.

Sosok yang mampu membuat jantungnya berdegup dengan cepat meski hanya melihat sekilas dari jarak kejauhan.

Sosok yang Ia cintai diam-diam selama ini. Melihatnya dari kejauhan. Dan terkadang selalu Ia selipkan namanya di setiap doanya. Berharap bisa menjadi jodoh dari lelaki itu.

Dan sosok yang meski Ia cintai diam-diam, Aluna tetap tak berani menatap lelaki itu lama-lama. Jangankan menatap lelaki itu lama-lama, memfollow salah satu sosmed yang lelaki itu punya saja Aluna tak berani.

Ah, Aluna tak menyukai jika radar nya terdeteksi oleh lelaki itu. Karena gadis yang bernama lengkap Aluna Diandra ini tak ingin membuat lelaki itu merasa risih.

Risih karena menyadari gadis biasa-biasa saja seperti Aluna mempunyai perasaan padanya. Meski Aluna yakin, lelaki itu tak mungkin mengatakannya secara langsung.

Ah entahlah, entah itu benar atau tidak. Itu hanya opini Aluna semata.
Dan sosok laki-laki itu bernama Ali Denovan Fahmi. Atau yang biasa di panggil Ali.

Ali adalah seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri. Dan saat ini dia sudah mencapai semester 5. Yang artinya dia semakin sibuk berada di dunia perkuliahan.

Maka dari itu, Aluna sangat bahagia saat ini karena dapat menatap wajah yang akhir-akhir ini selalu Ia rindukan.

Namun, di balik kebahagiaannya saat ini. Aluna tak menyadari bahwa terdapat hati yang tengah terluka dan menahan segala perasaan berkecambuk yang tak pernah iya rasakan.

Dan orang itu kini sedang mengepalkan tangannya kuat-kuat----menahan segala gejolak emosi yang kini merasukinya, karena dia tak ingin sampai hilang kendali dan membentak Aluna karena dia terlampau cemburu.

"Cemburu yang ada statusnya aja sakit. Apalagi cemburu yang gak ada statusnya kayak gue dengan dia. Mau marah, marah kemana? Orang dia saat ini bukan siapa-siapa.", batin Gavin meratapi nasib yang menimpanya seraya mengatur nafasnya yang menderu karena gejolak emosi yang melengkapinya.

"Kok?" Tanya Aluna kaget ketika tanpa sengaja ekor matanya melihat Gavin.

"Mas nya ngikutin aku ya?" Tanya Aluna dengan nada sedikit keki sambil menghadap kearah Gavin yang kini sedang memaksakan senyumnya kearah gadis itu.

"Iya." Balas Gavin tersenyum paksa seraya melangkahkan kaki mendekati Aluna yang tampak kesal terhadap kehadiran Gavin.

'Padahal baru aja hati udah adem ngelihat kak Ali, eh kenapa ada Gavin sih. Bikin emosi aja.' Batin Aluna mendengus sebal.

Gavin yang menatap reaksi Aluna yang tampak tidak suka akan kehadirannya tersenyum tipis----merasakan sayatan luka tak terlihat kala mengingat Aluna memandang sosok lelaki tadi dengan binar mata bahagia dan berbanding terbalik dengan saat ini ketika gadis itu menatap Gavin.

"Mas nya ngapain sih ngikut-ngikutin aku? Kurang kerjaan ya?" Tanya Aluna sebal.

"Saya tadi lihat kamu. Ya saya ikutin. Naluri saya bilang saya harus ikutin kamu soalnya," balas Gavin mencoba tersenyum lebar seperti biasanya. "Takut kamu kenapa-napa Na soalnya."

Aluna memutar bola mata malas. Tak ingin mendengar omongan receh lagi dari Gavin Fandi Alvian.

Karena gadis itu tak ingin pasokan mood baiknya yang tadi Ia dapat ketika melihat kak Ali tiba-tiba harus hilang sekejap karena sosok menyebalkan Gavin.

"Serah mas nya deh mau bilang apa. Yang jelas gak usah ikutin saya. Berasa punya buntut tau nggak." Ucap Aluna yang masih keki karena Gavin mendatangi rumahnya pagi-pagi sekali.

Setelah mengatakan hal itu, Aluna pun melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Gavin yanh berdiam diri menatap punggung gadis itu.

🍀   🍀
🍀🍀🍀🍀🍀
🍀🍀🍀
🍀

"Na, asal kamu tau. Meskipun ini nggak ada darahnya. Tapi sakitnya luar biasa Na," batin Gavin seraya memegang dadanya yang terasa sesak hingga tanpa sadar sebulir air mata turun ke pipinya.

Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang