99.

8.9K 561 51
                                    

Ketika Aluna jadi stalker.

Aluna menghembuskan nafas kasar. Berulang kali Ia mendecak kesal karena sebuah pesan yang baru saja Ia terima beberapa menit yang lalu terus terngiang di pikirannya.

Dan hal itu membuat Aluna meminta bertemu dengan Gavin setelah sepulang sekolah seperti saat ini.

Ah namun, Ia sungguh kesal. Karena makhluk bernama Gavin itu setelah Ia tunggu beberapa menit lamanya, Ia memberi kabar tak bisa datang.

Yah memang sih, tidak sampai lima belas menit Aluna menunggu Gavin.

Akan tetapi kan sama saja. Judulnya menunggu.

Dan hal yang paling tidak disukai Aluna adalah kegiatan menunggu. Terlebih lagi menunggu seseorang yang dipikir akan datang ternyata malah tidak jadi datang. Kan sakit *ehh.

Dengan langkah kaki malas Aluna bangkit dari duduknya, berjalan keluar gedung sekolahan untuk mencari makanan pedas.

Kenapa nggak dikantin? Suka-suka authornya lah mau ngatur pemainnya beli makanan dimana 😜.

Di luar sekolahan kek.

Di kantin kek.

Di rumah kek.

Atau bahkan beli jajan sampai luar kota juga kan suka-suka authornya.

Iyain aja dah biar cepet kelar :v

' Kak Genta?' batin Aluna kala matanya tak sengaja melihat Kak Genta di seberang jalan tengah asyik mengobrol dengan seorang gadis seusianya.

Aluna cemburu? Tidak. Tentu saja tidak.

Ngapain cemburu kalau udah ada Gavin yang selalu bersikap receh namun bisa membuat tertawa di sampingnya.

Menyia-nyiakan makhluk seperti Gavin itu Aluna akui cukup rugi.

Yah setidaknya, lelaki itu bisa menjadi hiburan tersendiri buat Aluna. Meski pada kenyataannya lebih banyak bikin makan hati dibanding kan rasa seneng nya.

Lalu kenapa Aluna berdiri dekat tukang pentol unyil seraya matanya tak pernah lepas dari sosok kak Genta yang ada di sebarang jalan? Jawabannya adalah satu. Fio.

Yap. Fio yang mantan nya Gavin itu loh. Siapa lagi coba yang punya nama Fio di cerita ini selain Fio si onoh.

Yang Aluna bingung kan bukan Kak Genta sedang berbicara dengan Fio. Melainkan secara spesifik adalah, dua orang itu terlihat sangat akrab. Ralat. Sangat amat akrab.

Bahkan mereka berdua terlihat seolah sudah mengenal lama satu sama lain.

Hal ini terbukti dari Fio yang mengacak rambut Kak Genta dengan tawa renyahnya lalu mencubit pelan pipi lelaki itu.

" Neng, dari tadi nemplok deket gerobak abang. Mau beli pentol unyil nggak sih? Kalo nggak beli mending minggir," Tegur kang asep, si penjual pentol unyil yang selalu jualan dekat gerbang SMA Taruna.

Aluna melirik sekilas ke arah kang asep yang sedang menghitung uang penghasilan hari ini.

" Beli kok. Tapi nanti," Balas Aluna dengan pandangan yang kembali beralih pada Kak Genta dan Fio yang kini sedang bercakap-cakap serius.

" Yeu. Kalo niat beli ya sekarang neng. Abang mau ganti jualan di tempat laen soalnya." Ucap Kang asep seraya menatap Aluna yang sedang bersembunyi di samping gerobaknya sambil sesekali mengintip.

" Tsk. Iya-iya. Ini beli nih," Kesal Aluna seraya bangkit berdiri. " Beli ya, lima ribu aja, saos sambelnya yang banyak."

" Nah gitu dong," Balas Kang Asep seraya membuka penutup dagangannya, kepulan asap seketika keluar mengeluarkan aroma pentol.

" Lagian ngelihatin siapa sih neng dari tadi? Pacarnya ya?" Ucap Kang asep seraya memasukkab beberapa pentol ke dalam plastik.

" Kepo," Balas Aluna sesekali melirik ke arah Kak Genta dan Fio yang berpelukan sekilas.

" Oh pacarnya selingkuh sama cewek laen ya neng?" Ucap Kang Asep kala mengikuti arah pandang Aluna.

Mendengar penuturan Kang Asep seketika Aluna mendengus sebal, menatap penjual pentol unyil di depannya seolah-olah mengatakan 'Apaan sih, sok tahu banget'.

" Yang sabar neng, neng neng kan masih SMA. Jangan pacar-pacaran dulu. Sekolah aja dulu yang bener. Nanti putus trus gantung diri kan gawat. Apalagi selingkuhan pacarnya neng jauh lebih cantik daripada neng. Udah pasti neng ke geser deh," Imbuh Kang Asep seraya menyerahkan pesanan Aluna.

" Dibilang bukan pacar saya ish," Kesal Aluna.

" Marah sih boleh neng. Tapi masa iya pacar sendiri nggak di akuin." Ucap Kang Asep seraya merogoh sakunya, memberikan uang kembalian kepada Aluna.

" Serah deh serah, orang dibilangin bukan dari tadi. Tapi tetep aja ngeyel." Balas Aluna pada akhirnya seraya menatap sebal.

Kang Asep mengabaikan ucapan Aluna, karena lelaki itu kini tengah fokus menatap seseorang yang ada di belakang Aluna.

Seseorang yang tengah berjalan menghampiri tempat dimana Aluna dan Kang Asep berada.

" Eh pacarnya dateng," Ucap Kang Asep kala melihat seseorang dibelakang Aluna.

❤ ❤
❤❤❤❤❤
❤❤❤

" Kok perasaanku jadi nggak enak ya," Batin Aluna tak berani menatap siapa yang dimaksud Kang Asep.

714 words

15 Februari 2018

See You Next Chapter



Di Kejar Rasa Baper (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang