Tok.. Tok.. Tok..
"Dua satu,dua dua,dua tiga,dua empat.."
"Neng Elma,mau kemana sendirian begitu? Mau pak satpam antar?"
Aku berhenti berjalan saat kudengar sapaan satpam komplek,aku menoleh dan tersenyum.
"Mau ke taman pak. Tidak apa-apa. Elma sudah tahu jalannya."
"Yasudah,hati-hati ya?"
Aku mengangguk. Kemudian berjalan kembali. Menyusuri jalanan komplek yang lenggang sore ini.
Sebentar lagi tahun baru,liburan semester akan segera berakhir. Gatra dan Delisa akan kembali menjalani aktifitasnya sebagai pelajar,apalagi saat memasuki semester kedua,mereka akan semakin sibuk dengan berbagai persiapan UN.
Aku akan sering kesepian.
Aku berhenti berjalan,mencoba mendengar bising kendaraan sebelum aku melangkah untuk menyebrang. Dan hening,tidak ada kendaraan.
Kakiku kembali melangkah,kali ini menyebrangi jalananan untuk sampai ditaman disebrang sana. Aku mengarahkan tongkatku lagi pada aspal.
"Eehhh.."
Baru beberapa langkah,aku berhenti,saat kudengar suara seseorang disamping kananku,tidak ada suara kendaraan,hanya seorang laki-laki yang kemudian,
Srrreeeeekkkkk..
"Oh my god!"
Aku tersungkur kesamping kiriku saat sesuatu itu menabrak kakiku,aku berusaha tetap bangun namun kakiku tidak dapat menahan berat badanku sendiri,yang akhirnya aku kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Aku menahan agar kepalaku tidak terbentur aspal dengan siku,alhasil kedua siku dan lututku terluka,dan perih.
"Awww.."
Aku meringis saat sebuah tangan menyentuh siku kananku,laki-laki itu berjongkok untuk membantuku bangun.
"Kamu tidak apa-apa? Ah,kamu berdarah. Ayo,biar kuobati. Lukamu bisa infeksi."
Tangannya dengan lembut memegang kedua bahuku,aku terhuyung saat kurasakan sakit disisi mata kaki kiriku.
"Aw,sakit sekali." Ucapku sambil menunduk mengurut kaki kiri.
"Ah,boleh ku gendong? Kamu terluka."
Aku hanya diam. Dan tanpa menunggu jawabanku laki-laki itu menaikanku di atas punggungnya. Aku tersentak kaget dan langsung saja berpegangan pada bahunya.
"Tongkatku?"
"Nanti saja diambil lagi,kita harus cepat obati lukamu."
Ia berjalan tergesa dengan aku digendongannya. Ada yang familiar dari orang ini,tapi entah apa. Aku merasakan sesuatu yang sering kurasakan,tapi apa?
Kami sampai disuatu tempat kurang dari lima menit kemudian,laki-laki itu mendudukanku di atas kursi. Aku menengok kanan kiri untuk mencari tahu dimana aku berada.
"Kita dimana?" Tanyaku,
"Dirumah temanku. Tunggu sebentar."
Eh,aku panik.
"Eh,Mas,tidak apa-apa. Tolong antar aku pulang saja." Ucapku panik.
"Tunggu sebentar!"
"Mas,eh? Mas?"
Aku ditinggal. Tanganku berpegangan pada kursi lengan. aku berdiri bermaksud pergi dari rumah asing ini,namun suara laki-laki dan perempuan bercakap mengagetkanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Sebuah Nama
RomanceDulu, kukira aku adalah rapunzel. Karena sama-sama terkurung dalam sebuah menara, ditemani seekor hewan. Yang membedakan aku dan rapunzel adalah,aku ditemani seekor kucing persia,bukan seekor bunglon. Juga,aku tidak memiliki rambut super panjang...