Tidak apa-apa.

85 8 0
                                    

"Mana Gatra?"

"Pergi."

"Hah?"

Aku meraih tongkat yang kuletakkan di atas meja tadi,setelah menariknya memanjang,aku segera berhambur menuruni undakan tangga untuk mengejar Gatra.

"Elma,hei,pelan-pelan."

Aku tidak mengacuhkan Ezra yang kini mengikutiku,yang menjadi fokusku adalah Gatra,yang sepertinya sedang marah padaku. Apa karena aku bersama Ezra? Ah,kuharap aku bisa membuang pikiran itu untuk saat ini,karena Gatra tidak berhenti berjalan meski aku terus memanggilnya.

Kakiku sudah menginjak aspal di luar rumahku,lalu kembali berjalan dengan tergesa mengejar Gatra.

"Gatra,tunggu!"

Aku tidak bisa mempercepat jalanku tanpa terjatuh,oleh karena itu aku berjalan dengan teratur namun pasti.

"Gatra!"

"Elma,berhenti,kamu bisa jatuh jika berjalan seperti itu!" Ezra disampingku, berusaha menghentikan langkahku. Tapi aku menepis tangannya.

"Sebentar Ezra,aku harus bicara dengan Gatra."

"Dia tidak ingin mendengarmu, makanya dia pergi."

Aku diam dan masih terus berjalan,hingga-

Jduk!

"Elma!"

"Argh."

Lututku menghantam aspal dengan cukup keras,menyebabkan lemas hingga ke telapak kakiku. Aku meringis,melempar tongkatku untuk membersihkan telapak tangan yang kotor akibat menahan tubuh.

"Sakit." Ucapku meniup telapak tangan yang,sepertinya berdarah.

"Sudah kubilang pelan-pelan saja." Ezra berjongkok meraih tanganku.

"MINGGIR!"

Kudengar suara Gatra kembali,dan mendorong Ezra menjauh,lalu menunduk memeriksa keadaanku. Aku diam.

"Gatra,kamu marah?"

Gatra diam,dan sibuk membersihkan tanganku.

"Kenapa?"

Masih diam.

"Apa aku melakukan kesalahan?"

Tangan Gatra berhenti mengelus tanganku,kemudian naik menyentuh dibawah mataku.

"Kamu nangis?" Tanyanya, "kenapa?"

"Aku-"

"Pasti kamu! Apa yang kamu lakukan,sialan?"

Aku menarik tangan Gatra yang hendak melayang pada Ezra.

"Gatra,Ezra tidak melakukan apapun."

Ezra mendengus. Melecehkan.

"Kamu dengar apa yang dikatakan kekasihmu? Aku tidak melakukan apa-apa."

"ANJING!"

Gatra menunduk,meletakkan tangannya di belakang lutut dan punggungku, mengangkat tubuhku dalam pelukannya,aku melingkarkan tangan.

"Tongkatmu,Elma." Ezra berucap,namun sebelum aku meraih dan menjawabnya, Gatra lebih dulu menjawab,

"Simpan untukmu,Elma tidak butuh itu."

Kemudian Gatra berjalan menggendongku kerumah,menaiki tangga untuk sampai dikamarku,dan mendudukanku di tepi ranjang. Gatra bangkit,entah untuk apa, tapi aku menahannya.

"Aku akan mengambil kotak obat."

Aku menggeleng.

"Disini saja."

Untuk Sebuah NamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang