Prolog

12.4K 697 281
                                    

Dua bilah pedang berbenturan, yang satu pedang besar dengan kilauan cahaya surga sedangkan yang satunya terbalut kegelapan sejati.

Yang memiliki pedang cahaya ilahi adalah seorang kesatria berzirah emas. Tubuhnya seakan diselimuti oleh cahaya murni yang suci.

Sedangkan pemilik pedang hitam adalah sesosok iblis bertubuh besar dengan otot yang kekar. Kulitnya berwarna merah, semerah api yang membara. Sepasang tanduk mencuat di kepalanya, dan di punggungnya terdapat tiga pasang sayap berselaput. Pengambaran sosok sejati iblis ada pada dirinya.

"Langkahmu akan berakhir di sini, Satan!" kata Sang Kesatria dengan pedang yang menghunus ke arah lawannya.

"Kekkeke ... hahahha ... menghentikanku kau bilang? Jangan bercanda! Leavgard akan menjadi milikku!" Raung Sang Iblis yang perkasa, terlihat kebencian yang teramat sangat dari sorot matanya.

"Dengan pedang ini, aku akan membunuhmu!"

"Pedang Aculon, pedang sampah seperti itu tidak akan bisa menyentuhku apa lagi melukaiku!"

Satan melesat dan menyerang Kesatria Emas dengan ganas. Ayunan pedangnya sangat kuat dan keras.

Kesatria Emas tidak akan kalah dengan gertakan seperti itu, ia juga melesat
menyerang untuk menjatuhkan Raja Iblis itu.

Dua pedang legenda itu berbenturan dengan keras. Menghentakan gelombang energi ke segalah arah. Menyebabkan daya hempas energi yang kuat dan berbahaya.

Dalam badai guntur dan langit yang gelap, dalam terpaan topan dan tornado, kedua orang itu saling membunuh dan menjatuhkan.

Hingga ...

Kesatria Emas mengalirkan seluruh energinya ke dalam pedang yang tergenggam erat. Ia angkat pedang itu di depan menghunus ke langit, lalu ia sentuhkan sisi pedang ke dahinya.

Bibirnya mulai membaca sebuah sajak. "Lindungi kami dari bisikan iblis yang terkutuk. Lindungi kami dari bisikan iblis yang menyesatkan. Lindungi kami
dari iblis yang berwujud. Apa bila mereka menyentuh kami dengan sentuhan yang merusak, maka kurunglah mereka di dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya.
Muncullah! Cercere Diaboli!"

Kesatria Emas mengayunkan pedangnya dari atas kebawah, membelah angin dengan cepat. Tiba-tiba, pedang miliknya bercahaya, cahaya terang penuh kemurnian.
Seakan cahaya itu keluar dari celah sempit pintu surga. Lalu, ratusan rantai
suci menyeruak keluar dengan cepat dan langsung mengikat tubuh iblis itu.

Raja Iblis Satan mencoba melepaskan jeratan rantai itu, ia meronta dan memutuskan setiap rantai yang mengikatnya. Ia menebas, mencengkran, bahkan menghancurkan sulur rantai dengan gigitan. Namun, jumlah rantai yang mengait melebihi kesanggupan tangannya.

Iblis itu meraung dalam lilitan rantai. Beberapa kali ia coba untuk melepaskan diri, tapi rantai itu mengikatnya kuat.

Tidak sampai disitu, Kesatria Emas tadi melepaskan pedangnya. Pedang yang
bersinar penuh kesucian itu, melayang dengan sendirinya menghampiri iblis yang terikat.

"I-ini ... Kurungan Saqar! Gilgamesh! Berengsek kau! Kau mencoba
mengurungku!"

"Inilah akhir langkahmu, Raja Iblis Satan. Dengan mengorbankan jiwaku,
aku akan mengurungmu selamanya."

"Sial! Sial! Siaal! Siaaaal!" Iblis yang berbalut rantai suci meraung marah, tapi setelah itu ia tertawa. "Baiklah ... baiklah Gilgamesh. Tapi, akan kupastikan pengorbananmu ini sia-sia."

"Apa yang coba kau rencanakan, Raja Iblis!?"

Raja Iblis Satan mengumpulkan semua energi yang ia miliki di satu titik pada
perutnya, lalu ia membuka mulutnya lebar-lebar. Menganga tidak normal.
Mengeluarkan semua energi itu dalam bentuk bola api hitam yang pekat.

Terdapat tujuh bola api hitam dengan ukuran yang sama mengambang di
depannya.

"Itu...."

"Heheheh ... mereka akan membebaskanku. Mereka adalah anak-anakku yang nantinya akan menghancurkan Kurungan Saqar ini dan membebaskanku."

"Jika itu memang terjadi, aku hanya bisa menyerahkan tugas itu kepada
penerusku,"

"Apa?"

"Aku sudah tahu akan berakhir seperti ini, Satan. Tujuanku bukanlah untuk membunuhmu, tapi untuk mengurungmu. Pahlawan yang sebenarnya akan datang setelah aku. Dialah yang benar-benar akan membunuhmu. Orang itu akan mewarisi nama sahabatku, Sang Raja Dari Camelot. Dia akan membunuh anakmu satu per satu."

"Arthur? Heh, apa kau pikir ramalan itu benar-benar terjadi?"

"Kita lihat saja nanti," kata Kesatria Emas mengakiri percakapan. Dari tubuhnya, keluar sebuah bola cahaya. Bola yang sangat terang. Sinarnya
dapat menyinari tempat itu seperti matahari, membiarkan kegelapan pergi dengan cepat. Kesucian yang dipancarkan bola itu seakan bagian dari surga.

Bola itu melayang, lalu masuk ke dalam pedang tadi.

Tekanan gelombang energi tercipta setelah bola cahaya menyatu dengan pedang. Ukiran-ukiran huruf kuno pada sisi pedang, mulai bersinar terang. Pedang itu pun perlahan mulai membesar dan terbelah menjadi pilar-pilar cahaya dan mengurung Raja Iblis Satan di tengahnya. Kurungan seperti sarang burung dari emas
yang menyilaukan.

Kurungan yang berisi Raja Iblis itu melayang dan terpental jauh ke arah
timur dengan cepat, meninggalkan lawannya yang mulai pucat karena kelelahan.

Gilgamesh terjerembab dan jatuh ke tanah.

Dari langit, awan-awan hitam menyingkir dan membiarkan sebuah cahaya terang keluar dengan bebas. Sinar pada lagit itu bergaris lurus pada tubuh Gilgamesh yang sudah tidak bernyawa.

Cahaya hangat dari surga menyirami tubuh Kesatria Emas itu sebagai
penghormatan terakhirnya.

Cahaya hangat dari surga menyirami tubuh Kesatria Emas itu sebagaipenghormatan terakhirnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Jasa buat map. Contoh di atas. No wa 082198854573. Pembuatan 3 sampai 7 hari, tergantung kesibukan)

______________________________________
okey, ini dia, light novel perdana gua...

hahahahha... puas rasanya...

Bagi pembaca, saya ucapkan terima kasih...

Eit, jangan lupa... krisara dan votenya...

Ditunggu ya...

See ya!

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang