73 : Dungeon Hallow

1.5K 160 65
                                    

Hari yang ditunggu telah tiba. Erix dan teman-temannya sudah berkumpul bersama shensin lain di depan lubang dungeon yang tersumbat oleh bonggolan pohon yang dirantai.

Kali ini, Lucius tidak membawa ransel besarnya. Ia hanya membawa tas sandang kecil yang dia beli kemarin. Dan mereka baru tahu kalau Selina ternyata memiliki body bag. Jadi, beberapa barang besar yang meraka bawa, berada di dalam tubuh Selina.

Ada banyak shensin di sini, dan semua shensin itu terlihat asing bagi Erix. Apalagi ada mahluk-mahluk baru yang pertama kali ini Erix melihatnya.

Seperti manusia yang berkepala dan bersayap elang dengan tangan berupa kaki elang namun, bertubuh manusia. Dari penjelasan Yuhka, mahluk ini adalah werebeast dari Suku Falcon. Ia bersama timnya sesama dari ras werebeast dari Suku Kobold (manusia anjing), Suku Satyr (manusia setengah kambing), dan Suku Werelion (manusia singa). Dan tidak sengaja Erix melihat Suku Lepus (kelinci raksasa) yang Erix temui kemarin. Jika dia ikut ekpedisi ini, berarti dia adalah shensin bintang empat.

Untuk sementara, Erix masih diam tidak menyapa lepus itu karena entah mengapa, sekilas ia menangkap aura aneh dari semua party yang ada. Uara saling permusuhan.

Di sisi lain, ada juga kelompok kecil berisikan dwarf-dwarf yang tangguh, lengkap dengan persenjataan mereka. Bagi Erix, mereka terlihat seperti orang Viking bertubuh gemuk namun, pendek.

Dan juga sekelompok Dark Elf, elf berkulit ungu gelap yang kapanpun akan siap berperang.

Namun, shensin-shensin ini terlihat membentuk kelompok-kelompok kecil dan seakan saling merendahkan kelompok lain. Perang dingin sudah dipastikan terjadi sekarang ini.

Erix sedikit berpikir, dengan kelompok yang tidak menyatu ini, apa mereka bisa saling melindungi. Atau lebih parahnya, kemungkinan akan saling tidak memperdulikan satu sama lain. Jika hal itu benar terjadi, ia tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Masih dalam pemikiran besar itu, ada seorang laki-laki manusia datang menghampiri kelompok Erix sambil membawa sebuah catatan.

"Maaf, apa kalian akan ikut ekspedisi ini?" tanyanya.

"Ya, benar," jawab Erix.

"Baiklah, bisa kalin menyebutkan nama party kalian."

Erix dan keenam temannya terdiam. Saat Erix menoleh ke arah teman-temannya untuk meminta saran, mereka malah membuang muka tanda tidak bisa menjawab. Kecuali Lucius dan Haruka, itupun mereka tidak bisa memberi saran apapun.

"Apa itu penting?" tanya Erix.

"Tentu saja. Ayolah, apa kalian akan merahasiakan nama tim kalian?" kata laki-laki itu menekan.

Erix berpikir dalam benaknya mencari nama yang cocok. Tujuan tim ini adalah menyucikan dungeon. Jadi, dengan ide dasar ini, Erix menyebut secara acak sebuah nama untuk timnya. "Dungeon Hallow."

"Baiklah. Dungeon Hallow." Laki-laki itu menulis dalam catatannya. "Siapa leader dalam tim ini?"

Sekali lagi mereka terdiam. Erix kembali menoleh kearah teman-temannya untuk meminta saran siapa yang pantas memimpin. Namun, kali ini berbeda dari sebelumnya, semua mata justru tertuju padanya. Dan Erix menyadari maksud dari tatapan itu. "Aku? AKU!!?"

"Siapa namamu?" tanya laki-laki tadi.

"Erix. Erix Arthur."


_________________________

Kelanjutannya bisa baca di buku ya ^^

Kelanjutannya bisa baca di buku ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang