47 : Dungeon Stone

1.8K 165 7
                                    

08:00 Pagi

Tiga hari telah berlalu setelah kejadian di Dungeon Danau Abyss. Rencananya, malam ini istana akan mengadakan pesta rakyat untuk merayakan kebebasan Ardesdale dari cengkraman pasukan Raja Iblis setelah disucikannya tiga dungeon di negara tersebut. Dengan begitu, secara resmi negara tersebut terbebas dari mara bahaya yang selama ini mengintai. Selain itu, raja juga ingin memberikan penghargaan pada shensin yang gugur dalam tugas.

Pagi ini Erix, Lucius dan Haruka berjalan menelusuri keramaian di tengah kota. Lucius membawa ransel besarnya dan tongkat Trisula yang ia balut dengan kain putih sehingga ia terlihat sangat mencolok. Mereka tidak sekedar jalan-jalan untuk menghabiskan waktu. Tujuan mereka adalah Gedung Guild Perserikatan Shensin.

Pusat kota menjadi agak ramai karena selurah masyarakat ikut andil dalam merayakan festival. Mereka tampak sibuk memasang berbagai asesoris untuk memperindah kota di sepanjang jalan utama.

Dari tiang lapu ke tiang lampu lainnya, dihubungkan dengan hiasan unik berbagai macam warna. Di setiap tiang itu pun dihiasi dengan ornament-ornamen dan bendera kebesaran Ardesdale. Batu kristal yang memancarkan cahaya sendiri itu, dilapisi dengan kaca berbagai warna. Sekarang masih belum terlihat keindahannya. Tapi, saat matahari mulai terbenam, mereka bisa membayangkan keindahan akan pancaran dari lampu-lampu tersebut.

Terlihat pula para pedagang tampak sibuk menyiapakan stan di beberapa pos yang telah ditetapkan. Mereka akan menyajikan beberapa hiburan atau makanan untuk memeriahkan festival. Keceriaan dari para tukang yang bekerja tampak jelas kentara. Meski terlihat sibuk dan kelelahan namun, senyum pada bibir para laki-laki itu tidak pernah pudar.

Keramaian dan kesibukan yang tiga orang itu lihat, membuat mereka lupa akan rasa lelah. Tahu-tahu saja gedung yang mereka tuju sudah berada di depan mata. Ketiga anak muda itu segera masuk ke gedung tersebut.

Sosok yang Erix lihat pertama kali adalah seorang wanita elf pirang di balik meja resepsionis. Mereka bertiga segera menghampiri wanita elf itu. Elf yang sama saat mereka ingin medaftar menjadi shensin beberapa hari lalu.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya wanita elf itu.

"Saya ingin mengecek untuk kenaikan level," jawab Haruka.

"Baiklah, tunggu sebentar," wanita elf itu menatap Erix dan Lucius. "Apa ada lagi?"

"Ah, tidak ada," jawab Erix singkat.

"Apa kalian tidak mau mengecek kenaikan level kalian?" tanyanya lagi.

"Jika aku ingin mengecek kenaikan levelku, siapa yang harus aku temui?" Lucius bertanya balik.

"Kau di class apa sekarang?"

"Gunslinger Class."

"Oh, kau yang di class baru itu. Tunggu sebentar, ya. Aku akan tanyakan pada kepala. Sekalian juga memanggil Master Kimberlie." Wanita elf itu pergi meninggalkan Erix dan teman-temannya.

Ruang lobi yang biasanya ramai dengan shensin, kini terlihat sepi. Mungkin semua shensin-shensin itu juga sibuk mempersiapkan festival. Selain mereka bertiga, ada satu elf lain yang duduk di meja resepsionis. Tapi, dia nampak sedikit pendiam sehingga kesunyian menjadi atmosfer sementara.

Masalahnya bukan itu, ini antara Erix, Lucius dan Haruka. Entah mengapa, mereka terlihat agak canggung sekarang. Haruka tampak sedikit menjauh dari dua pemuda itu dan Erix pun bingung untuk memulai percakapan.

Lucius menarik tuannya dan berbisik. "Tuan, apa Anda sudah meminta maaf untuk masalah yang semalam?"

Erix menggeleng.

"Kenapa?"

"Aku tidak tahu, dia sepertinya menjauhiku."

"Karena itulah kau harus minta maaf."

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang