46 : Hanyalah Kerikil

1.7K 171 18
                                    

Erix dan Leviathan melesat dan saling membenturkan pedang meraka. Masing-masing senjata yang mengandung energi yang besar itu, memicu ledakan saat beradu. Debu dan tanah seketika terangkat mengudara, menutup dua pemain pedang itu di tengahnya.

Daya ledak dari dua serangan itu cukup besar bahkan sampai menghempas ke sekitar. Para shensin yang tergeletak dekat ledakan, ikut terdorong dengan keras.

Percikan api tercipta dalam gesekan kedua senjata. Nampak jelas kalau Erix dan Leviathan saling dorong dengan kuat. Kedua orang ini ingin sekali melukai satu sama lain.

Hembusan nafas Leviathan berderu menunjukkan nafsu membunuh yang besar. Sedangkan Erix, pemuda itu tidak mau kalah dalam pertarungan ini. Ia juga menekan dengan sekuat tenaganya.

Tiba-tiba ....

"Heaven's Blessing!" Teriakan suara wanita tak dikenal meresap masuk ke telinga Erix diikuti dengan munculnya ledakan cahaya yang sangat silau. Mata Erix terasa buta akan silaunya cahaya tersebut dan dia memilih untuk memejam. Di waktu bersamaan, jeritan Leviathan melengking bergema di dalam ruangan. Hal itu membuat Erix kaget dan langsung meloncat mundur ke belakang.

"Erix!" Kali ini suara teriakan Haruka masuk ke telinganya, dan ia membuka matanya secara perlahan.

Cahaya putih yang sangat silau tadi sudah menghilang. Yang ia lihat pertama kali adalah tubuh Leviathan yang tampak hangus bahkan mengelurkan asap. Pangeran neraka itu merintih kesakitan akan luka bakar di sekujur tubuhnya.

Rasa penasaran pun muncul dan Erix menoleh ke sisi lain gua. Ia melihat shensin-shensin yang tadi tergeletak tak sadarkan diri, mulai berdiri satu persatu sambil memegang kepala mereka masing-masing yang sepertinya terasa sakit.

Lucius dan Rodin yang seharusnya terluka, ikut berdiri dengan kondisi tanpa luka. Mereka terlihat sehat seperti orang yang baru bangun tidur.

Erix kembali menolehkan kepalanya ke arah suara Haruka berasal. Di sana Haruka berdiri bersama Maia, Volette dan Tias. Ketiga wanita itu juga terlihat baik-bauk saja. Namun, mereka tidak sendiri. Ada dua orang asing ikut berdiri diantara mereka.

"Apa kalian baik-baik saja!?" tanya seorang laki-laki dari dua orang asing itu. Ia mengenakan zirah samurai berwarna biru, berjalan maju dengan langkah mantap dan gagah. Menghampiri seorang shensin yang mencoba untuk berdiri meski kepalanya sakit. Lalu, pria dewasa itu kembali beranjak dan berjalan mendekati Erix.

Suara dentingan zirah yang bergesek mengiringi langkah laki-laki itu. Dari kejauhan, dapat terlihat rambut pria itu sedikit memutih yang disisir klimis ke belakang. Di pinggangnya, tiga katana bergelantung dan tampak siap untuk digunakan.

"Sepertinya kau baik-baik saja, Erix," ujar laki-laki tersebut.

Erix sangat tercengang dengan apa yang ia lihat. Samurai gagah itu adalah ayah Yura, Toyotami Genji. Erix sangat terperangah melihat sosok siap tempur tersebut. Kali ini ia harus benar-benar menerima kenyataan kalau Genji adalah orang hebat. "Paman ... kau ... sungguhan ...."

"Menaklukkan Dungeon candi Goblin dan Dungeon Rumah Fantasma Amity, dan sekarang kau berhadapan langsung dengan pangeran iblis. Aku penasaran, sekuat apa kau ini," ujar Genji.

Tapi, Erix justru lebih terkejut lagi dengan sosok siluet berjalan dibelakang Genji. Sosok wanita super cantik bergaun putih, berambut putih, mengenakan penutup rambut yang juga berwarna putih dan sebuah wand putih di tangannya. Dia adalah Meyfa Kimberlie. Kemungkinan Master Shensin inilah yang bertanggung jawab atas letupan cahaya putih tadi.

"Itu kan ... Master Toyotami dan Master Kimberlie ...," gumam salah seorang shensin.

"Mereka datang untuk menyelamatkan kita!" sahut yang lain.

"Syukurlah kita selamat!"

"Syukurlah!"

"Syukurlah!"

"Master Kimberlie ... Master Toyotami ...." Pangeran Richard datang menghampiri dua Pelindung Leavgard tersebut. "Maafkan aku ...."

"Benar-benar kacau, ya, Yang Mulia," ujar Genji. Pangeran ketiga itu menunduk karena malu. Namun, hatinya dipenuhi kekesalan.

"Master Meyfa ... Paman ... kenapa kalian berdua ada di sini?" tanya Erix saat kedua orang itu berada di hadapannya.

"Kita bahas itu nanti. Untuk sekarang, kita bereskan apa yang ada di depan kita," kata Genji menunjuk Leviathan. Erix kembali tersadar kalau sekarang ia masih berhadapan dengan pangeran iblis. Dengan cepat pemuda itu menghunuskan katananya.

"He ... hehe ... hehehe ... Brengsek!! Jangan besar kepala kalian wahai manusia. Aku akan menghabisi kalian semua di sini!" kata Leviathan penuh amarah.

Aura kegelapan muncul dari tubuh pangeran neraka tersebut. Kali ini tidak berbentuk asap atau energi, tapi lebih kental seperti lender. Bergerak-gerak dan menjalar menutupi tubuh pangeran neraka tersebut.

Secara perlahan, tubuh pemuda itu mulai membengkak. Ukuran tubuhnya meninggi dan membesar. Tidak hanya itu, cakar-cakar tajam keluar menggantikan kuku dan siap menorehkan luka untuk musuh-musuhnya.

Semakin besar perubahan Leviatan, semakin bersar pula tekanan energi yang di keluarkan dari iblis itu. Pusaran kegelapan mulai muncul memberikan kesan kedasyatan makhluk tersebut. Genji dan Meyfa tampak cemas akan tekanan energi meluap itu.

Erix, Meyfa, Genji dan Pangeran Richard terpaksa harus menjauh dari pusaran kegelapan tersebut. mereka kembali berkumpul dengan Haruda, Rodin, Tias dan shensin-shensin yang lain.

"Jangan-jangan!!" Erix mulai menyadari. Dari bentuk itu, sudah dipastikan ia kan berubah menjadi monster.

Tubuh Leviathan sudah setinggi tiga meter dengan kepala sudah menyerupai kadal dan muncul sepasang tanduk spiral di kepalanya. Dengan gigi taring yang panjang, dan bola mata yang bersinar, Leviathan mulai terlihat mengerikan.

Di Bumi, Leviathan terkenal dari beberapa legenda yang menyebutkan bahwa ia adalah monster laut raksasa yang menenggelamkan banyak kapal untuk memangsa para awak kapal tersebut. Monster itu sangat terkenal akan kekuatan dahsyatnya yang berhubungan dengan samudra.

Dari garis perubahan yang Erix lihat sekarang. Sudah dipastikan bahwa Leviathan akan beruban ke wujud monsternya, monster laut Sea Servant.

"Ini gawat, benar-benar gawat," guman Rodin. Insting binatangnya memaksanya untuk pergi dari tempat itu.

Celah hitam tiba-tiba muncul di udara tak jauh dari Leviathan. Lubang gelap yang mengeluarkan aura hitam seperti lemari es.


________________________

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🍀____________________________________🍀

Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang