Puluhan zombie berkumpul mengerumuni Erix dan teman-temannya tepat di depan dungeon Rumah Fantasma Amity. Jumlah mereka yang banyak membuat kelima shensin itu tampak kewalahan untuk mereka tangani.
Ancaman tidak sampai di sana, sosok makhluk menjijikkan berwujud seperti manusia, keluar dari pusaran kegelapan di gerbang dungeon. Makhluk itu bertubuh lebih tinggi namun tanpa kulit, hanya daging dan otot yang membalut tulang. Tangannya sedikit lebih panjang dari manusia pada umumnya dan jemarinya berupa cakar-cakar besar. Perwujudan dari mara bahaya itu keluar dari dungeon, berjalan patah-patah mendekati Erix dan teman-temannya, seakan memberi teror secara perlahan.
"Apa itu!?" seru Erix.
"I-itu ... ghoul!" Haruka tampak ngeri, wajahnya pucat ketakutan.
Para zombie yang mengepung, segera menyingkir membuka jalan untuk ghou-ghoul itu lewat. Menunjukkan kasta yang berbeda meski dalam lingkup zombie. Situasi para shensin itu benar-benar terdesak.
Lucas dan Dalrant tampak tetap tenang. Masing-masing dari tangan mereka muncul bola cahaya putih seukuran bola voly. Lalu mereka menggabungkan kedua bola cahaya itu.
"DISPEL!!" seru Lucas dan Dalrant serentak.
Cahaya tadi meluncur membentuk serangan laser. Lucas dan Dalrant menggerakkan serangan mereka untuk menghantam semua zombie dan ghoul yang mengepung. Dalam satu putaran, serangan tadi memusnahkan semua zombie yang ada. Kecuali beberapa ghoul yang masih bertahan.
"He-heebaat...!" kata Erix dan Haruka serentak. Mereka terpukau dengan serangan kombinasi Lucas dan Dalrant tersebut.
Ada empat ghoul yang masih hidup. Mereka menderita luka bakar yang sangat serius. Bahkan salah satu ghoul, sebagian tubuhnya telah menghilang, hangus terbakar. Meski begitu, ia seakan tidak merasakan sakit apapun. Ia kembali berdiri bersama tiga ghoul yang lain. Dan berlari akan menyerang Erix dan teman-temannya.
Erix dan Lucius bersiap akan menyerang, senjata mereka tergenggam erat di tangan, lalu menebas ke empat ghoul tersebut. Sama seperti zombie, tubuhghou terbakar seperti kertas jika mati.
Kapten Rowd datang dengan pasukannya menghampiri Erix dan teman-teman. Ia memberitahukan bahwa semua zombie yang berkeliaran telah dimusnahkan. Wajahnya tampak sedikit kesal, ketika mengatakan bencana ini telah memakan banyak korban. Totol 42 orang yang berubah menjadi zombie, termasuk anak-anak dan orang tua. Tidak ada yang bisa mereka lakukan dengan korban-korban tersebut, kecuali memakamkan mereka dengan layak.
Tiba-tiba, sesosok makhluk lain terbang melewati atas kepala Kapten Rowd. Sesosok itu seperti iblis dari batu yang bersayap. Ia membawa seorang gadis dalam dekapannya.
"Tolong...!! Tolong aku...!!" gadis itu merintih minta tolong sambil menangis.
Iblis batu itu melesat cepat melewati Erix dan teman-temannya, lalu masuk ke Dungeon Rumah Fantasma Amity. Para shensin terperanjat kaget, namun tidak sempat mengambil tindakan.
"A-apa itu tadi?" tanya Erix yang masih tergemap.
"Gargoyle," jawab Dalrant serius.
"Gadis! Dia membawa seorang gadis! Kita harus segera menolongnya." Haruka bergegas akan masuk ke dungeon itu, tapi Lucas manahannya.
"Tunggu! Kita tidak bisa asal masuk ke dalam dungeon. Lagipula, akan sangat sulit melawan zombie hanya dengan senjata biasa," ujarnya.
"Kita hanya cukup menebas kepala mereka saja, 'kan?" kata Erix yang berpengalaman sering menonton film zombie.
"Zombie akan mati jika kita menghancurkan kepalanya," tambah Lucius yang juga sering memainkan game menembak zombie.
Haruka mencoba menenangkan dirinya, namun hatinya sangat khawatir dengan gadis tadi.
Dalrant pergi meninggalkan kelompok itu tanpa berbicar sepatah kata dan kembali membawa seember air yang ia ambil dari sumur tak jauh dari sana.
"Kalian benar. Tapi, jangan pernah meremehkan musuh yang lemah. Percayalah padaku," kata Lucas, lalu ia dan Dalrant mengeluarkan sebuah botol kecil berisikan cairan bening seperti air biasa dari balik jubah mereka.
"Apa itu?" tanya Haruka yang tertarik dengan isi botol tersebut.
"Air Suci," jawab Dalrant singkat.
Lucas dan Dalran membuka penutup botol itu dan menuangkan isinya ke dalam ember yang berisi air tadi. Air Suci bercampur dengan air biasa membuat air di ember itu berkhasiat sama dengan air suci.
"Celupkan senjata kalian ke dalam air ini!" suruh Lucas.
Air Suci sangat efektif untuk melawan undeath, semua orang tahu itu. Lucius mencelupkan pisaunya ke dalam air di ember itu. Ia juga mencelupkan beberapa peluru khusus yang ia miliki.
Nampak suatu keanehan saat Erix menecelupkan katananya. Air dalam ember itu berkurang dengan drastis, katana Erix menghisap air tersebut hingga habis.
Erix terdiam, begitu pula dengan keempat temannya. Wajah mereka menunjukkan raut yang sama, raut ingin bertanya namun tidak tahu harus bertanya pada siapa. Tidak hanya itu, saat Erix mengangkat katananya, lalu memandangi dari ujung hingga pangkal, katana itu tidak basah. Kering seperti saat sebelum dicelupkan ke dalam air. Menunjukkan kalau katana itu tidak menyisakan ait sampai tetes terakhir.
Tanda tanya dalam benak Erix semakin besar. Begitu juga dengan Dalrant, ia menatap tajam katana di tangan Erix tersebut. Sepintas, ia merasa tidak asing dengan katana itu.
"Baiklah," Lucas membuyarkan. "Ayo kita masuk!"
Erix dan teman-temannya masuk ke dungeon. Meninggalkan Kapten Rowd dan pasukannya. Masuk melalui gerbang yang telah terbuka, melewati pusaran hitam kegelapan.
___________________________
Kelanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasy~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...