Lucius menangis memeluk tuannya. Darah kental bercecer dari sela tusukan pedang hitam yang saat ini masih menancap di tubuh pemuda itu. Dilihat dari sisi manapun, apa yang ia lihat adalah kenyataan. Apa yang ia takutkan terjadi dan tidak ada yang bisa ia lakukan untuk mencegahnya.
Haruka juga menangis. Sambil mempertahankan sihir perisainya, ia ikut tersedu. Orang asing yang baru beberapa hari ini ia kenal, sudah sangat berjasa dalam hidupnya. Setelah berhasil mengalahkan dua mermaid bersaudara, ia cukup percaya diri dengan kekuatan barunya. Tapi, ia terlalu sombong dan lupa jika di atas langit masih ada langit.
Sosok Erix terlalu baik untuk menjadi seorang tuan. Memikirkan hal ini, malah menambah kesedihat di hati Lucius. Pemuda itu tidak pernah memperlakukannya sebagai budak, justru ia menyetarakannya seperti sahabat.
Lucius masih memeluk erat tubuh hangat tuannya. Dalam deraian air mata, hanya itu yang bisa ia lakukan. "Tunggu ... hangat?" Lucius menyadari sesuatu, segera memegang leher tuannya. Suhu sekitar 35°C adalah suhu normal manusia hidup. Dengan suhu seperti itu seharusnya Erix masih hidup. Tapi, Lucius tidak merasakan hembusan udara yang keluar dari hidung tuannya.
Tiba-tiba, pedang hitam yang menancap di tubuh Erix, pecah menjadi aura hitam dan masuk ke dalam luka bekas tusukan.
Melihat pedang sudah menghilang, Haruka segera mengayunkan wandnya dan mengucap mantra Cure yang sempat tertunda tadi. Tubuh Erix bersinar dan dalam beberapa detik, sinar itu meredup. Luka di kedua sisi pada tubuhnya langsung menutup tanpa bekas luka. Namun, Erix tidak membuka matanya sama-sekali. Tubuh pemuda itu tetap terkulai tak bergerak.
"Apa yang terjadi?" Senada suara terdengar dari arah belakang Lucius. Suara ini mengagetkan Haruka dan pelayan itu.
Leviathan berdiri tepat di belakang Lucius. Hawa keberadaan iblis tingkat atas tersebut seakan tidak bisa dirasakan. Lucius tersentak saat melihat tubuh lawannya itu masih kokoh berdiri. Padahal sebelumnya, ia cukup yakin sudah menembak lawannya itu. Di dada kirinya memang terdapat lubang pada buju yang ia kenakan tapi, tidak ada luka di sana. Bahkan bekas darah pun tidak ada. Kemungkinan, iblis ini juga memiliki kemampuan regenerasi.
"Apa itu tadi? Orang ini menyerap aura kegelapanku," katanya keheranan. Baru kali ini ia melihat mahluk bukan iblis menyerap aura kegelapan begitu saja, apa lagi kasus kali ini adalah manusia. Setidaknya, harus mengenakan wadah atau perantara.
"KAU!!" seru Lucius, kebencian nampak di wajahnya.
Lucius meletakkan tubuh tuannya dengan pelan lalu melesat menghampiri Leviathan. Tebasan sambil menembak diluncurkan Lucius untuk menyerang pangeran iblis itu. Namun, semua serangan itu dihindari dengan mudah. Sayatan pisau dan tembakan pistol, semuanya dihindari. Hingga, sebuah tendangan hebat dari Leviathan menghantam tubuh Lucius dan membuatnya terpental keras ke sisi gua.
Lucius menghantam dinding gua hingga hancur. Rasa sakit yang luar biasa, menjalar di tubuhnya membuatnya tidak bisa bergerak untuk sementara.
Setelah berhasil menyingkirkan lalat pengganggu, Leviathan berjalan menghampiri tubuh Erix yang tidak sadarkan diri. Ia sedikit tertarik pada tubuh manusia itu.
Kubah pelindung menghalangi langkahnya. Haruka memaksimalkan mana miliknya untuk mempertebal kubah cahaya tersebut. Tapi, hanya dengan satu pukulan keras, perisai yang ia banggakan hancur berkeping. Leviathan menangkap leher Haruka dan melempar wanita itu menjauh darinya.
Rodin yang berhadapan dengan Kenshi dan Mex, segera meninggalkan dua shensin itu untuk menghalau apapun yang ingin pangeran iblis itu lakukan. Ia meluncurkan satu pukulan keras tepat mengarah wajah Leviathan. Tapi, sebelum pukulan ini mendarat, Rodin lebih dulu terpental hebat menghantam beberapa shensin dari pasukan shensin yang sedang berperang satu sama lain, dan mendarat di sisi lain gua. Hanya dengan hentakan energi kegelapan, shensin keling itu berhasil disingkirkan.
Maia dan Tias ikut melawan pangeran iblis itu. Maia dengan jaruma cahayanya dan Tias dengan pedangnya.
"Menyingkirlah!!" Leviathan tiba-tiba menghilang dan dalam sekejap, kedua shensin wanita itu terhempas dan tersungkur di tanah. Serangan Leviathan barusan sama seperti Vlad, ia bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan mata biasa pun tidak bisa menangkap kecepatan gerakannya.
Maia dan Tias menderita luka cukup parah, untuk berdiri saja terasa sulit bagi mereka.
Leviathan kembali muncul dihadapan tubuh Erix yang tidak berdaya. Ia mencengkram kepala pemuda itu lalu mengangkatnya. "Mari kita lihat, apa yang terjadi."
Sebuah aura hitam muncul dari bahu, menjalar ke lengan seperti api hitam lalu meresap masuk kekepala Erix. Tampaknya Laviathan sedang mempelajari tubuh dan jiwa pada diri anak muda itu. Aura hitamnya terus keluar dan membalut tubuh Erix dengan perlahan.
Leviathan juga mengirim sedikit jiwanya dari balutan api hitam tersebut dan masuk ke tubuh sasarannya. Ia menerbos ke dada dan tiba di hati terdalam pemuda itu. Dari tempat itu, ia melihat beberapa kenangan dan sifat manusia tersebut.
"Hmmm, begitu, terlahir dari keluarga kaya. Staminanya cukup besar, mungkin dia senang berolahraga. Owh, dia ternyata sering menjuarai pertandingan, boleh juga. Hey, dia jatuh cinta pada seorang wanita pada pandangan pertama, tapi dia sendiri tidak menyadarinya. Hahaha... dasar aneh. Tapi itu tidak pentung. Kita lihat lagi... Wow, ada danau kegelapan dihatinya. Tidak! Ini bukan danau, apa ini? Kegelapan hatinya sangat luas. He-hebat, tidak, bukan hanya hebat, ini luar biasa! Sungguh luar biasa. Kegelapan yang sangat hitam dan pekat. Ini luar biasa!"
________________________
Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^
☘____________________________________☘
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasía~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...