Tiba-tiba, terdengar suara dentuman. Suara itu bukan suara ledakan tapi hentakan langkah kaki. Erix sangat terkejut saat ia melihat dinosaurus pemakan daging terkenal berdiri di atasnya. Seekor Tyranosaurus sedang menatapnya.
Erix terdiam, tapi bukan karena takut. Namun, lebih ke rasa kagum yang sangat. Mahluk legendaris yang pernah mengusai daratan Bumi. Makhluk lebih tua dari semua makhluk legenda manapun. Walau sudah punah, namun kegagahannya tetap kokoh dalam fosil-fosil yang rapuh.
Tyranosaurus itu meraung, melemparkan liur yang kental dan bau. Sepertinya ia terlihat sangat marah. Walau gelap karena malam, terlihat jelas keganasan yang dipancarkan oleh taring dinosaurus karnovora tersebut.
Erix meloncat mundur menghampiri timnya. Semua anggota Beast Best Party terdiam mematung karena ketakutan. Wajah mereka pucat seakan tidak ada darah yang mengalir ditubuh mereka. Insting hewani mereka memaksa mereka untuk lari dari tempat itu namun, nyali berkata lain, ciut sampai-sampai membuat kaki tak mau bergerak.
Tidak hanya mereka, Haruka, Selina, Yura, Yuhka dan Mex terduduk lemas saat melihat deretan gigi besar dan tajam itu diancungkan ke arah mereka. Tersusun rapi seperti gergaji raksasa.
"Na-na-naga," gumam Simone, werebest Satyr.
Tyranosaurus memang terlihat seperti naga, kecuali tangannya yang kecil itu. Dan juga, naga memiliki sayap, sedangkan Tyranosaurus tidak.
"KALIAN JANGAN TAKU!" teriak Erix mencoba menenangkan teman-temannya.
Namun, tidak ada yang mendengar teriakkannya. Mata mereka tertuju lurus ke arah Tyranosaurus yang terlihat ganas dan terpaku akan kengerian.
"ASGER! JANGAN JADI PENGECUT DI DEPAN ANGGOTA PARTYMU!" teriak Erix lagi, dan teriakan itu menusuk tajam ke telinga werelion tersebut.
"Benar juga, jika aku takut, bagaimana nasip teman-temanku," gumamnya. Ia menggenggamkan tangannya tanda telah menekatkan keberaniannya. "Haldur, Baltram, Steen, Simone! Formasi Pukat Harimau!"
Seakan tersadar, kelima werebeast itu langsung menyebar ke beberapa penjuru mengitari Tyranosaurus.
Sesampai di bagian paham lawan, Haldur meletakkan kelima jarinya ke tanah yang ia pijak. "Hempasan Tanah!"
Tiba-tiba, tanah di sekitar kaki Tyranosaurus, meledak. Bukan meledak karena ledakan, tapi lebih seperti tanah itu saling berbenturan diudara. Membuat debu-debu beterbangan.
Hal ini membuat siapapun yang berdiri didekatnya sulit untuk melihat.
Ledakan itu pula mengagetkan Haruka, Selina, Yura, Yuhka dan Mex dan mereka berhasil menggerakkan kembali tubuh mereka dari rasa ngeri yang menekan. Segera mereka mengeluarkan senjata dan bersiap untuk bertarung. Membuang jauh ketakutan yang membalut jiwa mereka.
Haruka mengeluarkan wandnya dan mengancungkannya pada Tyranosaurus tersebut. "Jarum Cahaya!"
Puluhan jarum cahaya muncul dan meluncur menghantam dinosaurus raksasa itu. Namun, entah setebal apa kulit kadal raksasa itu, jarum-jarum cahaya Haruka hanya menancap. Tapi tidak meninggalkan luka. Serangan itu tidak berdampak apapun padanya.
"SEKARANG!" seru Asger.
Mendengar aba-aba ini, semua werebeast yang tersebar, menyerbu Tyranosaurus itu bersamaan. Asger dengan golok besarnya, Haldur dengan gauntletnya (sarung tangan besi kusus), Baltram dengan pedangnya, Steen dengan pedangnya dan Simone dengan tombaknya.
Dilihat dari segi manapun, senjata yang mereka bawa bukanlah senjata biasa. Dengan remangnya sinar bulan, Erix bisa melihat kilauan dari setiap senjata itu.
____________________
Kelanjutannya bisa dibaca di bukunya ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasía~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...