87 : Shensin vs Demon Merah

1.5K 152 25
                                    

Erix, Pangeran Richard, Yura, Kotaro, Peter dan Takiya langsung melesat setelah mereka dekat dengan Demon Merah. Senjata-senjata yang mereka pegang, langsung menoreh luka pada kulit iblis itu.

Haruka, Tias, Yuhka, Maia dan Ante segera mengambil posisi agak jauh dari target dan meluncurkan kemampuan mereka. Master Marlin bersama mereka namun, belum bertindak apa pun.

Haruka dan Maia memulai aksi mereka dengan merapal mantra pendukung. Mantra-mantra utama seperti sihir pelindung otomatis, peningkatan daya tahan, penambah daya serang, dan mantra blessing langsung dilontarkan.

Yuhka pun melakukan hal yang sama, ia segera merapalkan sihir pendukung untuk shensin di garis depan. Sihir peningkat kecepatan, memperkuat daya serang, memperkuat pertahanan, memperkuat daya serang element dan sihir, dan sihir-sihir pendukung lain ia berikan pada semua shensin itu tanpa terkecuali.

Berbeda dengan Tias. Ia tidak memiliki sihir atau mantra pendukung untuk teman shensinnya. Ia membantu penyerangan dari garis belakang. Tias menarik busur panahnyanya tanpa anak panah dan memunculkan tiga anak panah sihir sekaliagus. Setelah matap dengan target sasaran, ia segera melepas serangannya. Ketiga anak panah tadi meluncur cepat di udara lalu jatuh dan menghujam Demon Merah. Tias sangat berhati-hati dalam serangannya, tidak mau serangan itu justru mengenai shensin yang berhadapan langsung dengan musuh.

Saat ketiga anak panah itu menancap pada kulit Demon, ketiga anak panah itu meledak menghancurkan lapisan kulit terdalam. Demon Merah meraung, rasa sakit itu sedikit mengusikinya. Namun, bukan berarti serangan kecil itu mampu mengalahkannya.

Di sisi lain, Ante merapal sebuah mantra bersamaan ia alirkan energinya pada tongkar rodnya. Bola merah pada ujung tongkat mulai bercahaya lalu ia berseru, "Explosian!" Muncul ledakan hebat tepat pada wajah Demon tersebut.

Serangan keroyokan tidak sampai di sana. Sekitar tujuh Srigala Abu-abu dari kelompok Kaum Trainer, melesat dan ikut membantu menyerang Demon Merah. mereka mencengram, mencakar dan melunyah monster raksasa itu.

Namun, meski sudah menerima berbagai serangan kombinasi seperti itu, tubuh Demon itu bahkan tidak bergeming sedikit pun. Ia tampak kokoh meremehkan semua serangan lawan. Baginya, setiap luka hasil serangan para shensin, tidak lebih buruk dari tertusuk duri mawar.

Saat Erix melesat ke udara dan kembali akan menebas lawannya, dengan cepat Demon Merah menepak pemuda itu. Sihir perisai otomatis muncul dan melindungi Erix dari terkaman lima cakar. Namun, kuatnya serangan lawan membuat perisai cahaya itu langsung hancur. Meski dampak kecil, Erix masih menerima dampak serangan.

Serangan Demon Merah tidak sampai di sana. Ia memukul tanah yang mana ada banyak shensin berkumpul. Peter, Pangeran Richard. Yura dan Takiya segera meloncat muncur menjauhi titik pukulan. Dentumah hebat terjadi saat tangan menghantam tanah. Serpihan tanah dan batu terlontar ke segala arah.

Dari udara, seekor griffin melayang dengan bebasnya. Raja para burung itu tidak sedang bersantai, ia dan penunggangnya sedang menunggu kesempatan untuk menyerang.

Saat Demon Merah terpaku dengan shensin di bawahnya, saat itulah Kotaro – yang menumpang pada Griffon – meloncat turun dan siap dengan ninja-tonya. Kotaro menancapkan katana pendek itu dan menorehkan luka sepanjang tubuh Demon Merah. Darah kental terciprat ke luar dan membajiri tanah, disusul suara teriakan Demon Merah yang kesakitan.

Marah, terlihat jelas dari sorot mata monster itu. Ia kembali memukul tanah namun, kali ini dengan tenaga penuh. Ledakan kuat kembali terjadi disertai dengan guncangan hebat. Semua shensin di dekatnya seketika tertunduk tak bisa berdiri. Dalam kesempatan itu, ia mencongkel reruntuhan bangunan dan melemparnya ke arah shensin-shensin itu.

Peter yang merupakan saluh satu sasaran, segera mengeluarkan skill pertahannya. "Benteng Terakhir!" Aura kecoklatan muncul di seluruh havy armornya lalu ia tancapkan perisai besarnya ke tanah. Secara otomatis, muncul aura coklat dan langsung membentuk tembok raksasa. Serpihan bangunan yang terlempar tidak mampu menghancurkan benteng tersebut. Semua shensin-shensin langsung berlindung di belakangnya.

"Bagus, Peter," sahut Pangeran Ricahrd.

Berbeda dengan shensin lain yang berlindung di balik tembok, Erix memilih menghindari semua serangan lalu melesat dan bersiap akan menebas lawannya.

Dari sisi lain halaman istana, Pangeran Richard keluar dari benteng aura Peter dan ikut melesat bersama Erix.

Dan ...
-
-
-

Kelanjutannya ada di buku 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang