Erix dan Lucius terjebak dengan tinta Kraken. Cairan hitam kental itu begitu lengket dan bau membuat dua pemuda itu tidak besa berpindah dari tempat mereka sekarang.
Kraken tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut. Monster itu melesatkan tentakelnya dan akan menghantam dua shensin itu. Dua tentakel membelah udara seperti pisau dan menghantam tanah.
Terjadi ledakan di tempat mendaratnya tentakel. Debu-debu berhamburan menghalangi pandangan mata. Dipastikan serangan Kraken tepat mengenai sasaran.
Namun, ternyata tidak demikian. Serangan Kraken berhasil ditahan oleh dua orang shensin dengan perisai yang besar. Kraken terperanjak dengan munculnya dua shensin itu.
Monster gurita raksasa itu menjadi kesal karena serangannya lagi-lagi tidak berhasil. Entah mengapa, kemenangan sangat sulit ia raih. Erix dan Lucius berhasil selamat kali ini.
"Kami masih di sini, brengsek!" seru shensin yang melindungi Erix.
"Explosion Sparks!!" Seorang penyihir ikut menyerang. Percikan api menghasilkan rentetan ledakan, muncul di sisi kiri Kraken dan melukainya.
"Leave Falling Like Snow!" Selina meloncat tinggi dan menyerang Kraken dari atas ke bawah dangan bertubi-tubi, mengayun dengan cepat dan lincah seperti kalauan daun yang berguguran, memberi banyak luka sayatan pada tubuh gurita raksasa itu.
Seorang lainnya, yang tadi tergeletak tak sadarkan diri, kini sibuk menyirami Erix dan Lucius dengan sebotol minyak yang wangi. Jika dilihat lagi, rambut wanita ini sangat unik. Berwarna hitam namun makin ke ujung makin putih.
Itu adalah minyak lavender yang berkhasiat untuk menghilangkan daya lengket pada cairan tinta Kraken. Mereka pasti sudah menyiapkan minyak tersebut untuk situasi seperti ini.
Tinta yang super lengket luntur dengan perlahan. Erix dan Lucius sekarang telah bebas, bahkan aroma bunga laverder yang wangi tercium dari tubuh mereka.
Kraken sangat kesal. Ia segera mengayunkan kembali tentakelnya, namun tentakel kali ini sedikit berbeda. Saat Kraken mengayunnya, ada semacam aura merah tipis membalut tentakel tersebut. Selina meloncat dan segera menebasnya. Tapi, tentakel itu begitu keras dan Selina tidak mampu memotongnya. Justru ia terpental akibat serangan tersebut.
Serangan tidak sampai di sana. Beberapa tentakel yang dilapisi aura merah melesat dengan cepat. Dua shensin full armor terhantam dari samping membuat mereka terpental dan mendarat dengan kasar di tanah. Namun, mereka tetap kembali berdiri setelahnya.
"Fire Blaster!!" Penyihir tadi mencoba menyerang. Dari ujung tongkat rod, melesat dengan cepat sebuah bola merah. Bola itu meluncur lurus dan siap menghantam gurita raksasa tersebut. Tapi, segumpal lender hitam melesat dari hidung Kraken dan mengenai bola merah tersebut.
"Apa!" seru penyihir itu terkejut. Ia tidak menyangka serangannya akan ditahan dengan cara seperti itu. Bola itu terjatuh ke lantai dan menghilang.
Langkah Kraken tidak berhenti di sana, ia menyemburkan tinta hitamnya lagi ke semua shensin yang ia lihat. Namun, sebuah perisai cahaya menahan laju tinta hitam itu. Erix sempat kaget, ia pikir Haruka ada disini. Perisai itu mirip dengan yang biasa Haruka rapalkan tapi, bukan Haruka yang saat ini merapalkannya. Dia adalah wanita yang rambut ujungnya agak memutih tadi. Mungkin wanita ini berada di class yang sama dengan Haruka.
"Sekarang giliranku!!" teriak seorang shensin berzirah samurai. Laki-laki itu berlari dengan cepat menghampiri Kraken yang mengamuk, lalu ia melempar semacam bola bersumbu ke arah mata Kraken dan bola itu meledak di sana. Kedua mata Kraken pecah. Monster itu meraung kesakitan. Ia meronta-ronta, mengepakkan tentakelnya ke segala arah.
Hentakan kuat dan pecutan keras dari tentakel yang menggelepar menghantam ke segala arah. Getaran dan guncangan dapat dirasakan semua shensin di sana membuat tanah di langit-langit ruangan mulai runtuh.
Dalam situasi ini, Erix berlari dengan sangat cepat sama seperti saat ia berhadapan dengan Vlad, lalu ia meloncat dan meluncur menusuk atara dua mata Kraken. Namun, tiba-tiba muncul aura biru menutupi tubuh monster itu. Aura ini sangat keras membuat serangan Erix memantul.
Aura biru itu semakin tebal membalut tubuh Kraken. Terlihat seperti api yang berkobar. Luka di wajahnya yang ia dapat dari samurai tadi, perlahan kembali tertutup dan terlihat seperti semula. Dua titik kuning yang berupa mata, kembali bersinar.
"A-apa yang terjadi? Apa ini Regenerasi!?" gumam wanita penyihir itu.
Kraken itu meraung keras, ia menatap marah ke arah Erix dan Lucius, lalu dengan cepat ia mengayunkan tentakelnya. Aura merah kembali membalut tentakel membuat serangannya berkali lebih kuat. Erix dan Lucius mencoba menangkis serangan tersebut tapi, serangan itu begitu keras. Kedua pemuda itu tidak mampu menahannya sehingga mereka terpental.
Tidak berhenti sampai di sana. Kraken kembali mengayunkan tentakelnya, mencambuk Erix dan Lucius dari atas ke bawah.Terjadi ledakan saat tentakel itu mendarat. Tapi, Erix dan Lucius berhasil menghindari serangan tersebut.
"Light of Needle!" Gadis berambut campuran hitam dan putih tadi mengayunkan wandnya. Memunculkan ratusan jarum bercahaya putih dan meluncurkannya. Lagi-lagi serangan yang sama seperti Haruka.
"Fire Blaster!" Sang Penyihir juga ikut menyerang.
Kedua serangan itu bersatu. Api membakar jarum cahaya dan meluncur cepat ke arah Kraken. Ratusan jarum api menancap pada tubuh gurita raksasa terbut dan membakarnya.
Namun, dalam beberapa detik, jarum tadi kembali tercabut dengan sendirinya lalu terjatuh ke lantai dan menghilang. Serangan itu pun tidak berdampak apapun pada tubuh monster tersebut.
"Sial, kenapa lawan-lawan kita selalu memiliki perlindungan yang hebat!?" kata Erix kesal, mengingat Lavenda juga memiliki sihir perisai yang sama hebatnya.
________________________
Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^
☘____________________________________☘
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasy~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...