11 : Gedung Guild Shensin

2.3K 263 37
                                    

Guncangan hebat menggetarkan Kota Hatdov, Ibu Kota Kerajaan Ardesdale. Semua penduduk panik dan berlari berhamburan menyelamatkan diri. Menyeruak keluar rumah sambil berteriak minta tolong. Beberapa orang memilih tiarap di tanah lapang untuk menghindari bahaya.

Burung-burung pun beterbangan dari dahan pohon, beramai-ramai pergi ke tempat yang lebih aman.

Erix dan Genji memilih tetap terkapar di semak-semak tempat mereka bersembunyi. Erix tidak takut dengan gempa ini, namun ia tetap berjongkok melindungi kepalanya. Pemuda itu seakan sudah tahu apa yang harus dilakukan.

Suara kericuhan warga terdengan oleh telinga dua laki-laki itu. Membuat Genji tampak sangat cemas.

Beberapa detik kemudian, gempa berhenti. Meninggalkan ketakutan dan trauma pada beberapa orang. Erix dan Genji segera keluar dari tempat persembunyian. Mereka melihat orang-orang di sekitar mereka menghela nafas lega penuh syukur.

"Hey, bocah, aku pergi dulu. Ada sesuatu yang harusukerjakan. Semoga kita bertemu lagi di lain waktu." Tatapan Genji sangat serius melihat orang-orang yang masih ketakutan. Lalu ia berlari tergesa-gesa meninggalkan Erix sendirian.

Erix hanya diam melihat kepergian Genji. Tapi, dalam seper sekian detik, wajah Haruka muncul di pikirannya. Dan hal ini membuatnya bergegas melangkah menuju rumah sakit.

Langkah Erix begitu cepat penuh cemas. Barang-barang dagangan berhamburan di beberapa toko yang dilewatinya. Beberapa tiang juga yang roboh. Namun terpaksa ia tidak memperdulikan itu semua, pikirannya hanya tertuju pada Haruka sekarang.

Ia melewati jalan saat ia dikejar orang-orang restoran dan menelusuri kembali jalan saat ia dikejar karena memegang ekor gadis kucing. Hingga ia tiba kembali di depan rumah sakit.

Lucius datang dari arah berlawanan lalu mereka berdua masuk ke gedung rumah sakit dan langsung menuju kamar Yura.

Erix membuka pintu ruangan dengan kasar. Di dalam ruangan, Haruka dan Bibi Izumi memeluk Takeru yang ketakutan. Sedangkan Yura, tetap duduk manis di ranjangnya karena memang tidak bisa berbuat apa-apa.

Erix sangat bersyukur melihat Haruka baik-baik saja, walaupun rasa takut masih membayangi wanita itu. Ia dan Lucius segera masuk dan menenangkan keempat orang itu.

Tiba-tiba, seseorang masuk ke ruangan yang sama sambil berteriak cukup keras. "Izumi...! Takeru...! Yura...! Haruka! Kalian tidak apa-apa!?"

"Suamiku...," kata Bibi Izumi yang sangat mengenali orang itu. Ia langsung menghampiri suaminya dan memeluknya sambil menangis.

"Ayah!!" Takeru langsung menghampiri ayahnya.

"Paman, kau datang," kata Haruka sambil tersenyum manis menyambut kedatangan pamannya.

Setelah mengecup dahi sang istri, ayah Yura menghampiri anak pertamanya di kasur. Ia sangat prihatin melihat kondisi anak sulungnya itu. Hatinya jelas teriris, namun ia tutupi dengan ketegaran palsu.

"Ayah...," ratap Yura dengan senyum menyedihkan.

"Ayah? AYAH!? Tunggu dulu... ini ayahmu?" seru Erix tak percaya. "Paman rakus ini ayahmu?"

"Apa!? Aku dikatai rakus oleh bocah mesum!" hardik ayah Yura yang tidak terima.

"Tuan, kau mengenalnya?" tanya Lucius.

"Ya. Kami bertemu tadi siang, DAN dia memerasku habis-habisan," jawab Erix agak kesal.

"Itu salahmu sendiri karena terlalu mesum."

Haruka seketika tertawa. Tidak menyangka pertemuan seperti itu bisa terjadi. "Ini seperti takdir," katanya yang langsung disambut tawa Yura dan Bibi Izumi.


___________________________


Kelanjutannya bisa dibaca di bukunya ya ^^

Kelanjutannya bisa dibaca di bukunya ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang