17 : Dua Dungeon

2.3K 235 45
                                    

Bilah katana terhunus sempurna, siap menoreh luka pada semua lawan tuannya. Pisau hitam Lucius pun tak kalah menantang, ketajamannya membuat beberapa gargoyle ciut tak berani maju.

Pintu rumah terbuka dengan keras memuntahkan segerombolan kelelawar. Kelelawar-kelelawar itu berkumpul dan menyatu membentuk pusaran bayangan hitam yang memancarkan aura kegelapan. Muncullah sesosok laki-laki dari bayangan tersebut. Ia berkulit pucat, berjubah hitam dan bertaring. Dari penampilannya, dipastikan kalau dia adalah vampire.

Vampire ini terlihat seperi orang Skotlandia dengan rambut panjang – hitam di pangkal dan agak menguning di ujung – yang disisir rapi sehingga terlihat lurus. Tubuhnya ramping tidak kurus, sangat cocok dengan rompi merah yang melekat di tubuhnya. Jubah hitam khas vampire yang ia kenakan, terkulai di pundaknya. Matanya yang merah menyala terlihat seperti batu ruby tipis. Ia tersenyum, lalu tertawa dengan elegan.

"Selamat datang di rumahku," ujar vampire itu. Ia membungkuk menyambut kedatangan Erix dan teman-temannya.

Erix menurunkan katananya dan ikut membungkuk seperti seorang pangeran yang berhadapan dengan putri raja. "Kami merasa terhormat karena disambut langsung oleh pemilik rumah yang luar biasa megah ini."

"Apa ada yang bisa saya bantu?" senyum khas sang vampire melengkung diwajahnya.

"Oh, ada. Jika bisa, saya meminta gadis itu kembali," kata Erix dengan logat politiknya.

Vampire itu mengambil gadis dari tangan gargoyle di belakangnya dan memeluknya dari belakang. Gadis itu ketakutan, ia menangis. "Sss... sss... jangan menangis," kata vampire itu mencoba menenangkan. Namun tetap saja, aura kegelapan pada diri vampire itu membuat semua orang awam ketakutan.

"Apuni aku...," kata gadis itu tesedu, vampire itu membelai wajah sang gadis dengan lembut.

"Sepertinya tidak bisa," jawab vampire itu seraya kembali menatap ke arah Erix. "Gadis secantik ini sangat disayangkan berada di dunia luar. Akan aku jaga dia dan akan aku jadikan ia sebagai selirku."

"Hahaha ... jangan bergurau, dia tidak secantik itu. Kau tidak akan bahagia bersamanya. Dia hanya gadis kecil berbau kencur."


___________________________


Kelanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Kelanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dungeon HallowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang