Dalam perjalanan di lorong gua Dungeon Danau Abyss, gua dasar laut yang remang, Erix dan dua temannya bertemu beberapa shensin yang dikepung monster-monster dungeon. Seorang laki-laki di kelompok itu nampak terluka parah. Seorang wanita menahan darah dari luka tusukan dengan sehelai kain, namun darah yang keluar tidak mau berhenti.
"Tolong!!! Siapa saja tolong ...," jerit wanita itu lihir. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Potian terakhir pun sudah dipakai dan mereka tidak memiliki ramaun apapun lagi.
Erix dan Lucius mencoba membagi monster-monster yang mengepung. Mereka membuka jalan untuk teman mereka. Haruka yang tahu harus melakukan apa, segera melesat menghampiri laki-laki yang terluka itu.
Beberapa lafior yang sejak awal mengincar Haruka segera melesat akan menerkam. Salah satu shensin dari lima shensin teman laki-laki yang terluka segera melesat dan menahan laju serangan lafior. Tidak hanya dia, keempat temannya yang lain ikut maju dan bertarung.
"Tolong, tolong kami," ujar wanita itu sambil memeluk erat laki-laki yang terluka.
"Biar aku memeriksanya dulu," sahut Haruka. Ia membuka kain yang menutup luka di sisi kanan perut laki-laki tersebut. Terdapat tiga luka robek parah di sana. Haruka mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisikan cairan jingga. Ia membuka penutup botol dan menyirami luka itu dengan ramuan tersebut. Muncul semacam asap dari luka menandakan obat meresap ke dalam luka tersebut dan mengobati bagian dalamnya.
Penyembuhian tidak sampai di sana, Haruka mengayunkan wandanya sambil mengucap, "Cure ...." Muncul serbuk warna warni dari ujung wand, lalu menyirami pemuda itu. Tubuh laki-laki itu tampak bersinar sesaat dan cahaya itu meresap masuk ke dalam badan. Secara perlahan, luka robekan kembali tertutup dan menyisakan bekas luka. Laki-laki itu tampak mulai tenang dan terlelap dalam pangkuan wanita itu.
"Terima kasih," kata wanita itu sambil menyeka air matanya.
"Tidak masalah," senyuman yang indah terlukis di wajah Haruka membuat wanita tadi tergemap dan berpikir betapa indahnya senyuman tersebut.
Tiba-tiba, seekor makhluk lucu melesat keluar dari jubah wanita itu dan bertengger di bahunya, makhluk semacam tupai terbang yang lucu. Keseluruhan, bulu tupai itu berwarna kuning kehijauan dengan bulu jambul berwarna hijau terang. Dia juga memiliki ekor panjang berbulu lebat dengan warna yang sema dengan jambulnya. Matanya terlihat seperti mata kucing, berbentuk celah sempit yang gelap. Haruka sangat menyukai tupai itu, begitu lucu dan imut.
Melihat monster kecil dan imut ini, Haruka menyadari sesuatu. "Apa kau Rider Class?" tanya Haruka.
"Ah, tidak. Aku belum sampai di class itu. Aku masih Monster Tamer Class," jawabnya sopan.
________________________
Lanjutannya bisa dibaca di buku ya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Dungeon Hallow
Fantasy~Tamat~ CAPTER 1~46 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow : Datangnya Sang Pahlawan] CAPTER 46~94 SUDAH TERBIT [Dungeoh Hallow II : Pemuja Iblis] CAPTER 95 ~ 145 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallow III : Kerajaan Albion] CAPTER 146 ~ 180 SUDAH TERBIT [Dungeon Hallo...